Bahu Kay melorot dan dia membuang napas kasar.
“Tante Kay, ayo bobo di sini sama aku dan papi, nanti bacain aku cerita, ya! Kamu mau jadi momy baru aku ‘kan? Yeayyy aku punya dua momy!” kata Jehan sambil merebahkan tubuhnya lalu menatap Kay dengan antusias.
Prabu menaikkan satu alisnya ke atas dan mengarahkan Kay untuk tidur di sebelah Jehan dengan gerakkan kepalanya. Kay mendengus sebal dan membeliakkan mata ke arahnya. Bisa-bisanya Prabu memanfaatkan Jehan untuk mengerjainya seperti itu. Namun, Prabu hanya mengedik dan terkekeh santai. Baginya, wajah Kay yang memberengut, mendelik, justru dia suka karena menggemaskan.
“Saya hanya bercanda, Kay … kalau kamu mau serius juga gak apa,” kekeh Prabu sambil merebahkan tubuhnya pada bantal empuk di samping Jehan.
Baru saja Prabu merebahkan badan, suara gedoran pintu terdengar dan suara Renata yang memanggil-manggil Jehan. Ketiganya mengisyaratkan untuk diam dengan menempelkan telunjuk pada bibir masing-masing. Hingga suara itu tak lagi t