Maghanap
Library
Home / Romansa / TERJERAT CINTA SANG DUDA / 6

6

Author: Evie Yuzuma
2025-06-24 13:08:07

Kay mengetuk pintu kamar itu pelan, lalu mendorongnya. Hanya saja, Kay terperanjat ketika melihat apa yang ada di depan mata. 

“M—Maaf.” 

Seketika, dua orang yang sedang ada di dalam kamar itu menoleh. Wajah Renata tampak terkejut dan pada kesempatan itu, tampak Prabu reflek mendorong tubuh Renata yang mengungkungnya. Wajah Prabu terlihat lega ketika melihat Kay muncul. 

“Kay!”

“Iy--Iya, Pak.” 

“Kemari! Saya lapar!” Suara Prabu yang dingin, tegas memerintah. Renata terlihat kecewa dan beringsut turun dari tempat tidur milik Prabu.

Kay masih mematung, ketika Renata sibuk mengancingkan bajunya. Kay masih mematung, ketika Renata melewati dia dan menyenggol bahunya. Kay masih mematung sampai suara Prabu kembali memanggilnya.

“Sampai kapan kamu mau diam disitu, Kay? Mau saya mati kelaparan?” ketus Prabu.

“Padahal yang sejak tadi keganggu acara makannya itu, aku. Eh dia yang sewot juga, dasar Bapak Tua.” Kay menggerutu. Namun, senyum tetap tersungging pada bibirnya. Senyum yang dipaksakan tentunya. 

Kay segera meletakkan makanan milik Prabu, menyiapkan meja fortable dan memasangnya di depan Prabu yang bersandar di tempat tidur. 

“Pak, saya makan di kamar saya saja, ya!” izin Kay. Dia merasa tak nyaman berduaan di dalam kamar dengan lelaki itu. 

“Makanlah di sini! Saya butuh kehadiran orang lain agar Renata tak mengganggu saya lagi!” tutur Prabu dingin. Dia mulai menyuap, bahkan tak menunggu Kay mengambil makanannya.

“Baiklah, Tuan Mahabenar!” gerutu Kay dalam hati. Dia segera berjalan ke kamar dan mengambil ayam bakar yang nasibnya terombang-ambing itu. Lalu masuk kembali ke kamar Prabu. Kay duduk di sofa dan menyelesaikan makannya dengan lahap.

“Kamu beli di mana ayam bakar ini?” 

“Di tukang ayam lah, Pak.” 

“Ya, saya tahu.” 

“Kalau sudah tahu, ngapain nanya, ish!” 

Hening lagi, keduanya kembali fokus dengan makanannya. 

“Maksud saya, nama angkringannya apa?” 

“Oh, itu! Saya lupa, Pak. Ngasal aja tadi.” 

Lalu, hening lagi. 

“Ah andai speknya sesuai dengan keinginan mama, wajahnya terlihat imut dan menggemaskan … cuek juga, sayangnya cuma lulusan SMA, ” batin Prabu sambil melirik Kay yang menoleh pun tidak ke arahnya. 

Usai makan, Kay membereskan peralatan makan. Lalu dia beranjak hendak meninggalkan Prabu ketika suara lelaki itu memanggil.

“Kay!”

“Ya, Pak.” 

“Tolong buka laci lemari! Ambil kunci yang ada di sana!” 

Kay segera membuka lemari dan mengambil satu set anak kunci, “Lalu?” 

“Sini!” Prabu mengisyaratkan agar Kay mendekat. 

Kay pun menyerahkan anak kunci itu ke tangan Prabu. 

“Mulai hari ini, yang boleh masuk ke kamar ini cuma saya dan kamu! Ini pegang satu!” tutur Prabu sambil membagi dua kunci itu. 

“Baik, Pak.”

“Tolong, jangan kasih tahu siapapun kalau kamu memegang kunci kamar ini, termasuk Renata ataupun mama saya! Jika kamu sudah keluar kamar ini, tolong kunci dari luar!” 

“Baik, Pak.”

“Thanks, sekarang keluarlah! Saya mau istirahat!” 

“Baik, Pak!”

Kay keluar dari kamar tersebut dan segera mengunci pintu. Dia sendiri langsung menuju kamarnya. Akhirnya, hari yang melelahkan ini akan berhenti. Setidaknya, dia bisa beristirahat sejenak dan merebahkan diri. 

Keesokan harinya, Kay bangun kesiangan. Dia mengerjap ketika ponselnya berdering. Nomor asing. 

“Hallo, siapa ya?” Kay menyapa nomor tersebut dengan mata yang masih terpejam. 

“Sarapan saya sudah siap? Bawa ke kamar!” Suara berat itu, membuat otak Kay harus mencerna dulu, sampai dia membeliakkan mata dan langsung menyibak selimut yang menutup tubuhnya.

“Ya Tuhaaan, ini ‘kan bukan flatku?” 

Setelah kesadarannya tertarik kembali, Kay segera bergegas ke kamar mandi dan mencuci muka serta menggosok gigi, setelah itu, dia langsung melesat ke dapur sambil mengikat asal rambutnya. Tampak Bi Sumi sedang mencuci piring di dapur.

“Pagi, Bi! Pak Prabu minta sarapan, apa sudah dibuat?” 

“Pagi, Mbak Kay. Sudah, Mbak. Itu!” 

Kay mengikuti arah telunjuk Bi Sumi. Tampak satu set sarapan sudah tersedia di meja makan. 

“Hah, nasi uduk? Aku kira kalau konglomerat kayak Pak Prabu, gak makan nasi uduk,” batin Kay sambil mengambil satu set sarapan yang sudah disiapkan di atas nampan. Ada satu piring nasi uduk juga ayam goreng lengkuas. 

“Saya kira, orang sekaya Pak Prabu, makannya western, Bi!” tutur Kay sejujurnya. 

“Oh, kalau Pak Prabu itu pemakan segala, Mbak Kay. Dia mah bibi masakin apa saja dimakan. Kalau lagi ada Nyony Gantari, ibunya Pak Prabu, pasti wajib nasi uduk, kecuali kalau papanya yang ke sini. Tuan Ainsley itu yang sukanya western.” Bi Sumi menjelaskan panjang lebar. 

Kay manggut-manggut. Dia lekas membawa nampan itu menuju kamar Prabu. Diketuknya tiga kali, hanya untuk memberikan aba-aba pada Prabu kalau dia ada di depan kamarnya. Lalu setelahnya, Kay membuka pintu itu dengan kunci yang ada di tangannya. 

Key mencari keberadaan lelaki itu, di ruangan hanya ada kursi rodanya yang teronggok di tepi tempat tidur,  tetapi suara guyuran shower di kamar mandi membuat Kay menyimpulkan jika Prabu sedang mandi. Kay pun meletakkan satu set sarapan pagi untuk Prabu pada nakas. Lalu dia segera keluar kamar dan kembali menguncinya. Kay berjalan menuju kamarnya sambil berpikir, merasa ada yang janggal, sampai dia membeliakkan mata ketika otaknya berhasil mencerna.

Tadi itu ‘kan Pak Prabu di kamar mandi, tapi kursi rodanya kenapa ada di tepi tempat tidur, ya? Harusnya ‘kan dia ke kamar mandi bawa kursi roda. Terus, gimana caranya dia pergi ke kamar mandi tanpa kursi roda sedangkan kakinya ‘kan lumpuh?” 

Beragam pertanyaan yang menyelimuti batin Kay, membuatnya reflek kembali memutar tubuh dan melangkah cepat menuju kamar Prabu. Kay ingin tahu, bagaimana cara Prabu bisa ke kamar mandi dan kembali ke tempat tidur, tanpa kursi roda. 

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App