"Nilaaam..."
"Nilaaaam..."
"Ughh..." Nilam mengerutkan keningnya efek rasa nyeri di kedua lengannya. Kelopak matanya terbuka dan langsung disambut sinar matahari dari tirai jendela.
"Nilaam... Jangan tinggalkan aku... Kumohon..."
Gadis itu mengangkat wajahnya. Pandangannya seketika tertuju ke arah Jean yang tampak gelisah dalam tidurnya.
"Pak..." Dengan lembut Nilam memanggil si empunya nama. Tangannya terulur untuk menyentuh pipi Jean yang basah karena air mata. "Pak Jean..."
"Nilam..."
Nilam menatap wajah Jean yang basah oleh air mata, hatinya mencelos. Pria itu terlihat begitu tersiksa dalam tidurnya, berkali-kali menyebut namanya dengan suara yang nyaris seperti rintihan.
Dengan ragu, ia mengusap pipi Jean, ibu jarinya menghapus jejak air mata yang mengalir di sana. "Pak Jean… bangun, ini aku…" bisiknya pelan. "Aku di sini..."
Jean menggeliat, napasnya berat, seakan sedang melawan sesuatu dalam mimpinya. "Jangan pergi… Nilam... aku tidak bisa hidup tanpamu…" suaranya penu