“Ada hal apa sampai Anda ingin bicara empat mata dengan saya, Bu Nadia?” tanya Bintang, berbicara dengan sangat formal pada Nadia—yang tiba-tiba muncul ingin bicara empat mata dengannya. Terlihat jelas Bintang sangat tenang, sedangkan Nadia tampak menatapnya dengan tatapan tajam penuh dengan dendam.
“Tidak di sini. Saya ingin bicara sama kamu berdua!” tegas Nadia menekankan, dan terus melayangkan tatapan tajam pada Bintang. Tangannya sudah mengepal kuat, seakan ingin meledakan amarah.
Wilona yang menyadari Bintang dalam keadaan bahaya, dia langsung menarik Bintang agar jauh dari Nadia. “Maaf, Bu, Anda kalau tidak salah teman Pak Bara, kan?”
Nadia mendelik menatap tajam Wilona. “Saya ini calon istri Pak Bara Gunawan! Bukan teman Pak Bara!” jawabnya penuh dengan percaya diri.
Wilona menganggukkan kepalanya, memilih percaya akan ucapan wanita yang ada di hadapannya ini. “Baik, kalau memang Anda adalah calon istri Pak Bara Gunawan, kenapa Anda ingin bicara berdua dengan Bintang? Apa a