Bali menyambut mereka dengan hangatnya matahari pagi dan desir ombak lembut di kejauhan. Meta menjejakkan kakinya di pasir halus yang terasa hangat dan nyaman, sementara Rafi meraih tangannya dan tersenyum lebar.
Mereka baru saja tiba di vila privat tepi pantai, dan untuk pertama kalinya dalam waktu lama, mereka benar-benar sendirian — tanpa pekerjaan, tanpa telepon, dan tanpa siapa pun selain mereka berdua.
Vila mereka begitu indah: sebuah bangunan kayu bernuansa tropis berpintu kaca lebar, dikelilingi taman kecil yang asri dan kolam renang pribadi. Dari terasnya, mereka bisa langsung menatap garis biru laut dan langit menyatu di horizon.
“Aku nggak percaya akhirnya kita benar-benar di sini,” bisik Meta saat Rafi merangkulnya dari belakang. Ia menyandarkan kepala di dada Rafi dan memejamkan mata sejenak, menikmati hangatnya sinar matahari dan hangatnya tubuh suaminya.
“Aku juga,” jawab Rafi di telinganya, nadanya hangat dan