Langit sore sudah menjingga saat Meta melangkah keluar dari lobi gedung The Bays Company. Hari itu cukup padat, dan ia ingin segera pulang untuk beristirahat.
Ia menenteng tas kerjanya dan melangkah cepat menuju area parkir, tetapi baru beberapa langkah, ia terdiam.
Di depannya, berdiri Julian.
Sosok lelaki itu tampak rapi dalam setelan formal, namun wajahnya tampak lebih lesu dari terakhir kali mereka bertemu.
Julian menatapnya dengan mata yang entah bagaimana begitu gelisah, dan di tangan kanannya tergenggam sebuah amplop.
“Meta,” sapa Julian dengan suara pelan.
Jantung Meta berdebar. Ia tidak pernah menyangka akan bertemu Julian lagi, apalagi di depan kantornya. Ia menguatkan diri dan mengeraskan ekspresi wajahnya agar tetap datar.
“Kenapa kamu di sini?” tanya Meta dingin dan tetap berdiri di jarak aman.
Julian melangkah maju setengah langkah, seakan ingin mendekat, tetapi melihat ketegasan di mata Me