Sekarang aku tak punya alasan untuk ikut campur terlalu jauh, alih-alih memusingkan hidup mereka orang kaya mengapa aku tak membereskan sendiri urusanku, bukankah aku juga punya orang tua dan anak yang membutuhkan kasih sayang dan perhatianku? jadi daripada sibuk mengurusi mereka aku lebih baik menarik diri dan intinya, ini sudah bukan urusanku.
"Aku masih bagus menemuimu Mas Rafiq, kau bayangkan saja andai perempuan lain yang diceraikan dengan cara tersakiti demikian pahit mereka mungkin tak akan sudi untuk mau menemui mantan mereka. Yang digarisbawahi di sini adalah, hubungan kita sudah tidak ada lagi."
"Boleh aku meminta sesuatu ...."
"Orang lain mungkin canggung atau malas bertemu mantan suami mereka, demikian pun aku, tapi kucoba mengesampingkan rasa itu demi kesehatanmu. Jadi, sembuhlah dan jalani semuanya, karena ini adalah pilihanmu," potongku cepat.
"Jannah, aku menyesal ...."
"Tidak ada orang yang menyesal di awal, Mas."
"Maukah kau memaafkanku?" tanyanya dengan penuh harap.