"Maaf nak, gak tahu. Sudah berapa bulan ini dia tidak pernah datang. Kami juga penasaran. Kami takut terjadi sesuatu dengan dia. Apalagi dia tinggal sendiri di rumah. Jadi saya sempat datang ke rumahnya. Tapi rumahnya kosong. Di dalam kamar, saya lihat ada ember berisi air dan gunting. Sepertinya dia sudah kesakitan mau melahirkan. Mungkin juga dia mempersiapkan kelahiran anaknya sendiri."
"Ibu benar-benar tidak tahu ke mana dia pergi?" Tanya Adit tergesa-gesa.
Ibu warung menggeleng. Tapi kemudian wajahnya sedikit berubah, seolah teringat sesuatu.
“Tapi saya tahu dia kerja paruh waktu. Di tempat laundry kecil di ujung jalan besar. Namanya ‘Bersih Ceria’. Mungkin orang sana tahu ke mana dia pindah.”
Randy langsung memutar tubuhnya. “Adit, kita ke sana sekarang.”
Namun sebelum pergi, Randy kembali menatap si ibu warung. Tatapannya penuh rasa bersalah.
“Terima kasih, Bu. Terima kasih sudah memperhatikan dia. Saya, saya banyak salah pada Amora. Ini bayar uang rokoknya." Adit mengeluarkan