Tadinya Dahayu sudah berusaha mati rasa dengan apa yang terjadi antara Aksa dan Yesti di dalam sana.
Tapi nyatanya setiap suara menjijikkan keluar dari mulut yang sepertinya sangat menikmati pertempuran sengit, hati Dahayu pun terasa disayat-sayat serpihan pisau tajam.
Dahayu tidak tahu jika rasanya akan sesakit itu. Dipaksa mendengarkan suami dan istri pertamanya bercinta, nyatanya lebih sakit daripada merasakan sekarat kala paru-parunya dipenuhi air ketika dia tenggelam.
Dahayu sangat mual dan tersiksa dalam kegelapan. Namun tak bisa meluapkan karena mulutnya dilakban.
Hanya derai air mata yang terus bercucuran menyertai rintih kesakitan dalam kegelapan ketika semalaman berlutut mendengar penyiksaan batin yang tidak berperikemanusiaan.
***
Sreeettt ....
Dahayu kembali mendengar suara pintu sliding di depannya bergeser kala semburat mentari pagi mulai terlihat di atas kanopi ya menutupi kolam hangat.
Namun, Dahayu sudah tidak punya kekuatan untuk mendongak guna melihat siapa y