Tuan, Biarkan Aku Pergi

Tuan, Biarkan Aku Pergi

last updateLast Updated : 2025-03-17
By:  Kerry PuOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings. 2 reviews
130Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Wanita normal tidak ada yang ingin menjadi orang ketiga, apalagi setelah tahu jika dia hanya dijadikan alat untuk meneruskan garis keturunan keluarga Jayanta, tapi itulah yang dialami Dahayu setelah menikah dengan Aksa. Akankah Dahayu bisa lari dari jeratan suaminya?

View More

Chapter 1

1. Malam Berdarah

"Pergi! Jangan mendekat padaku! Pergi!"

Senyum dan tawa merendahkan tak henti menguar menanggapi seru ketakutan Dahayu yang terlempar di atas kasur dengan kasar.

Wajah memerah penuh derai air mata malah membuat dua laki-laki sangat berhasrat untuk memakan gadis itu hidup-hidup. Bahkan ketakutan itu kian terlihat indah di mata mereka.

"Menurutlah ... menurutlah ... kami akan membuatmu nyaman," ucap salah satu laki-laki tersebut kala melihat Dahayu terus mundur ke belakang.

Sementara laki-laki lain masih menatap tubuh ramping Dahayu yang berbalut gaun sutera panjang warna mocca, sungguh keindahan yang luar biasa.

"Kamu benar-benar sangat cantik, aku belum pernah memakan daun muda sepertimu, apakah kamu sangat manis?" Pria yang lain bertanya dengan raut wajah yang membuat Dahayu jijik.

Dicekoki begitu banyak alkohol tentu saja melemahkan kesadaran Dahayu, tapi dia masih mempunyai kewarasan untuk tidak melayani laki-laki jahanam yang hendak menganiayanya.

Ketika salah satu dari mereka mendekat, Dahayu tak ragu untuk menjejakkan kaki dengan kuat di area paling sensitif bawah perut.

Pekikan keras terdengar kala laki-laki tersebut tersungkur jatuh ke lantai sembari memegangi miliknya yang terasa hancur oleh tendangan Dahayu.

Sementara Dahayu sudah merangkak hendak turun dari tempat tidur berbahaya, menjauhi dua ancaman yang masih mengintai kehormatannya.

"Hei, kamu pergi ke mana? Jangan coba-coba melarikan diri, ayo kita bersenang-senang!"

Segera laki-laki tersebut berlari menjangkau Dahayu yang sudah berada di sisi lain tempat tidur.

Terdengar bunyi robekan kain, membuat Dahayu membeku sesaat, kemudian menampakan kulit punggung putih, namun ada bekas luka memanjang yang masih terlihat indah.

Laki-laki yang baru saja menarik pakaian Dahayu hingga robek, menyeringai jahat melihat bekas luka di punggung Dahayu, dia pun mencela dengan penuh nafsu.

"Sangat menarik, apakah kamu masokis?"

Dahayu tidak menjawab, dia masih berusaha melindungi tubuhnya dari ancaman pria tersebut. Bahkan dia tidak tahu apa yang sedang ditanyakan oleh laki-laki tersebut.

Dahayu kembali berusaha menjauh dari ranjang sialan. Namun, kembali dia terpental di atas kasur, kala laki-laki tersebut menarik dan melemparkannya dengan kasar.

"Tuan, aku mohon, biarkan aku pergi. Aku bukan wanita yang kalian inginkan!"

Dahayu semakin ketakutan, tawa menyebalkan yang tadinya begitu mencela kini sudah tak lagi terdengar.

Wajah laki-laki di depannya terlihat sangat serius dan mengerikan, setiap gerak geriknya menebar ancaman mematikan yang ingin membinasakan Dahayu.

"Tuan, aku mohon jangan lakukan ini. Aku punya suami, biarkan aku pergi. Aku mohon!" pinta Dahayu memelas dengan derai air mata yang masih bercucuran.

"Malam ini kamilah suamimu!"

Bam!

Jerit Dahayu melengking pilu setelah suara pukulan keras yang membuat tubuhnya terempas ke samping dengan sangat menyedihkan.

Pandangan Dahayu menggelap, pipinya mati rasa akibat pukulan tersebut.

Belum juga Dahayu sembuh dari rasa sakit dan syok akibat hantaman, Dahayu sudah kembali merasakan sakit tak terkira di kepala kala tangan kekar menjambak rambutnya dengan kasar.

"Aaarrgh!" Dahayu mendongak dengan paksa akibat tarikan.

"Kamu masokis, kamu suka dengan kekerasan seperti ini 'kan?" tanya laki-laki itu dengan nada mengerikan yang sama sekali tak enak didengar.

"Tuan, lepaskan! Ini sakit!" pekik Dahayu mencoba melepaskan jambakan di rambutnya yang sangat menyiksa.

"Hahaha ... sakit katamu? Aku suka itu. Memohonlah sekali lagi, maka aku akan melepaskanmu."

"Tuan, aku mohon lepaskan aku, ini sakit!"

Dahayu langsung tersungkur hingga dahinya membentur headboard dengan keras, kala laki-laki tersebut mengempaskannya.

Pandangan Dahayu kembali menggelap, namun tarikan kasar segera membalik tubuhnya dengan paksa.

Melihat Dahayu yang sudah tidak berdaya, nafsu laki-laki tersebut semakin membara, dia segera melepas jas dan juga kemeja yang dia kenakan.

Tanpa aba-aba laki-laki tersebut langsung menerkam tubuh Dahayu. Membuat kesadaran gadis tersebut kembali bagai kilat petir.

Sekuat tenaga Dahayu kembali melakukan perlawanan, membuat laki-laki itu murka dan kembali memukul Dahayu dengan keras.

Namun, kali ini Dahayu tak ingin kembali memohon. Dia balik membalas pukulan laki-laki itu dengan keras.

Ditinjunya jakun pria tersebut hingga terbatuk dan merasa tercekik.

Dahayu bergegas turun dari tempat tidur.

Tapi sial, laki-laki yang lain sudah mendapatkan kembali tenaganya dan menarik Dahayu hingga wanita tersebut terempas ke lantai.

"Pelacur kecil sepertimu tak pantas untuk menolakku!" pekik laki-laki tersebut dengan kemarahan.

Terdengar suara robekan kasar, saat rok Dahayu yang berbahan sutera lembut ditarik, mengekspos paha dan betis mulus milik sang gadis.

Melihat pria yang hendak melecehkannya, Dahayu segera menjejak dada pria kurang ajar membuatnya bergerak mundur.

Namun, laki-laki tersebut malah tertawa mengejek, dan kembali menerkam Dahayu yang terbaring di lantai.

"Menurutlah ... agar semuanya cepat berlalu," ucap laki-laki tersebut dengan nada menjijikkan. Matanya sudah dipenuhi cahaya cabul dan kesenangan.

Dahayu sudah merasa sangat kelelahan, tenaga juga sudah menipis untuk terus melakukan perlawanan.

Berusaha menoleh ke samping kala laki-laki tersebut hendak melumat bibirnya. Tepat pada saat itu, mata Dahayu menemukan gelas di atas meja pendek tak jauh dari tempatnya terbaring.

Tanpa pikir panjang Dahayu meraih gelas tersebut.

Pyar!

Gelas pecah di kepala laki-laki yang menindihnya diikuti rona merah segar yang mengalir pada dahi.

Dahayu segera mendorong tubuh laki-laki yang tampak tidak berdaya akibat hantaman beling.

Dahayu hendak kembali melarikan diri. Tapi pria yang lain sudah kembali datang dan membuat Dahayu semakin kesal hingga kehilangan kesabaran.

Ketika sepasang mata kembali menangkap botol anggur di atas meja. Dahayu sudah kehilangan akal sehat. Tangannya kembali terulur meraih botol tersebut.

Pyar!

Rona merah keunguan menyebar di lantai bersama pecahan beling, setelah Dahayu membenturkan botol anggur dengan cepat di pinggir meja.

Tanpa pikir panjang, Dahayu mengarahkan benda tajam di tangannya pada laki-laki yang mendekat ke arahnya dengan gerakan tergesa-gesa.

Cras!

Serpihan kaca menembus perut tak berbenang, membuat laki-laki tersebut membeku untuk beberapa saat melihat serpihan botol beling menancap di perutnya.

Laki-laki tersebut ambruk seperti laki-laki sebelumnya, terlihat sangat mengenaskan.

Dahayu membeku seketika, tangannya terus bergetar tak bisa dikendalikan, matanya berkaca-kaca dan pucat.

Perlahan Dahayu menarik pantatnya ke belakang dan meringkuk bagai bola, memeluk lutut dengan sangat erat, kala matanya kosong dengan cahaya rumit.

"Apa yang telah aku lakukan?"

Tiba-tiba Dahayu menangis sejadi-jadinya sembari menutup mulut dengan tangan. Dia benar-benar sangat takut sekarang.

"Aku pembunuh ... aku pembunuh ...," gumam Dahayu di sela isak tangis.

Tubuh ramping itu lemas, Dahayu yang tadinya sangat ingin keluar dari kamar tersebut, mendadak kehilangan tenaga akibat penyesalan.

Tepat pada saat itu, pintu kamar hotel terbuka dengan kasar. Diikuti kilat kamera yang tak berhenti mengerjap menyilaukan netra.

Dahayu langsung menyipitkan mata menghalau kilat cahaya yang tak berhenti menusuk retina.

Tangan yang tadinya membekap mulut, mendadak jatuh lemas mendapati begitu banyak orang yang menerobos masuk ke dalam kamar hotel.

Semua wajah tercengang melihat kekacauan Dahayu. Sebelumnya mereka mendapat kabar bahwa salah satu dari anggota keluarga Jayanta adalah wanita penggoda. Namun, yang mereka lihat adalah kamar berdarah yang penuh penghakiman.

Dari penampilan Dahayu yang berantakan dan menyedihkan, tentu saja semua orang tahu, jika Dahayu adalah korban pemaksaan.

Namun, melihat dua orang terkapar dengan bersimbah darah, berbagai asumsi bermunculan di benak mereka.

"Apa yang dia lakukan? Apakah dia baru saja membunuh dua orang, seorang diri?"

"Apakah dia psikopat, hingga bisa membunuh dua orang sekaligus?"

"Mungkin dia mencoba membela diri. Lihatlah pakaiannya yang sobek di mana-mana!"

"Tapi tetap saja, membunuh orang itu adalah kelakuan diluar batas kewajaran."

"Siapa sih dia sebenarnya? Apakah dia benar-benar salah salah satu anggota keluarga Jayanta?"

Dahayu begitu pucat mendengar setiap cuitan yang terarah padanya. Dia merasa kedatangan mendadak sekumpulan orang-orang ini seperti diskenario.

Jika saja dia tidak melawan tindakan dua laki-laki yang terkapar. Mungkin yang ditangkap oleh kerumunan orang-orang ini adalah adegan memalukan yang tidak dapat Dahayu bayangkan.

Dahayu masih sangat linglung, sampai dia mendengar suara suaminya muncul di balik himpitan sekelompok orang.

"Ayu ...."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kerry Pu
Maaf ya teman² yang sudah baca bab 96 dan 97, ada kesalahan up naskah. Tapi sudah saya perbaiki, tinggal nunggu persetujuan editor. Mohon dimaklumi ya, soalnya pas up chapter tersebut, otor sedang ngantuk berat. Terima kasih atas pengertiannya ...
2024-11-01 15:38:16
2
user avatar
ranii
bagus certanya, seru
2024-08-30 12:06:38
1
130 Chapters
1. Malam Berdarah
"Pergi! Jangan mendekat padaku! Pergi!" Senyum dan tawa merendahkan tak henti menguar menanggapi seru ketakutan Dahayu yang terlempar di atas kasur dengan kasar. Wajah memerah penuh derai air mata malah membuat dua laki-laki sangat berhasrat untuk memakan gadis itu hidup-hidup. Bahkan ketakutan itu kian terlihat indah di mata mereka. "Menurutlah ... menurutlah ... kami akan membuatmu nyaman," ucap salah satu laki-laki tersebut kala melihat Dahayu terus mundur ke belakang. Sementara laki-laki lain masih menatap tubuh ramping Dahayu yang berbalut gaun sutera panjang warna mocca, sungguh keindahan yang luar biasa. "Kamu benar-benar sangat cantik, aku belum pernah memakan daun muda sepertimu, apakah kamu sangat manis?" Pria yang lain bertanya dengan raut wajah yang membuat Dahayu jijik. Dicekoki begitu banyak alkohol tentu saja melemahkan kesadaran Dahayu, tapi dia masih mempunyai kewarasan untuk tidak melayani laki-laki jahanam yang hendak menganiayanya. Ketika salah satu da
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
2. Biarkan Mereka Mati
Dahayu mendongak mendapati dua orang yang sangat dia kenal. Yesti dan Aksa. Dua pasang mata itu melebar terkejut mendapati pemandangan mengenaskan di dekat Dahayu yang bersimpuh layu lengkap dengan wajah berantakan yang sangat memprihatinkan. Alis pekat Aksa berkerut tajam, tatapannya teramat dingin. Hatinya pilu melihat istri kecilnya yang menyedihkan. Wajah bengkak yang penuh luka, gaun indah yang dia belikan sudah berubah menjadi rombeng lantaran sobek di mana-mana, dan juga beberapa luka lebam di tangan ramping yang biasanya terlihat putih mulus. Kaki panjang Aksa segera tertekuk, jongkok. Tanpa ragu dia membawa Dahayu dalam pelukan, guna memberi ketenangan. "Ayu, apa yang terjadi denganmu?" Setitik kecemburuan hadir menghinggapi hati Yesti yang memandang. 'Sial, seharusnya tidak seperti ini. Seharusnya Aksa membencinya saat perempuan itu melayani dua laki-laki sekaligus,' batin Yesti kesal, lantaran semua terjadi tak sesuai dengan yang dia harapkan. Rona wajah Daha
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
3. Dia yang Akan Melepaskanmu
"Tentu saja murahan, dia 'kan orang ketiga." "Astaga, apakah dia belum puas merusak rumah tangga tuan Aksa dan nyonya Yesti? Masih saja bertemu dengan dua orang laki-laki di kamar hotel." "Perebut lelaki orang, menjijikan!" "Aku sangat menyesal sebelumnya kasihan melihat dia teraniaya seperti itu. Cuih ... ternyata dia memang pantas mendapatkannya." Diam-diam Yesti tersenyum mendengar ujaran kebencian dari semua orang. Sudut matanya melirik Dahayu yang terlihat semakin terpuruk, dan itu sedikit membuat hatinya puas. Sementara mata pekat Aksa semakin menggelap, tidak akan baik jika dia terus tetap berdiam di tempat itu. Lagi, dia ingin mengangkat tubuh Dahayu. Namun, kembali gerakannya terhenti tatkala polisi datang dan berkata, "Saudari Dahayu Kanta? Segera ikut kami ke kantor polisi, untuk memberi keterangan bahwa Anda terlibat tindak percobaan pembunuhan." Dahayu hanya pasrah ketika seorang polisi memborgol tangannya. Dia benar-benar sangat lemas dan gemetaran, hingga saat pol
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
4. Apakah Ini Takdirnya?
Dahayu terdiam lemah di salah satu bangku stasiun kereta api, terpaku menatap gerbong kereta yang beberapa saat lagi akan membawanya pergi.Cek bernilai ratusan juta dia genggam dengan erat. Ini cukup untuknya bertahan dan memulai hidup baru.Dahayu segera berdiri setelah menghela napas kasar, dia hendak masuk ke dalam kereta seperti penumpang lain.Dahayu menyamankan diri pada tempat duduk dengan tenang, dan mengosongkan pikiran berharap ini adalah awal yang baik.Tapi segera terkejut manakala seseorang meraih tangannya dan berucap, "Kamu mau ke mana?"Secara alami Dahayu menoleh dengan gerakan terkejut. "Tu-tuan ... bagaimana kamu bisa di sini?""Ayo pulang." Aksa menarik tangan Dahayu yang langsung mendapat penolakan."Saya tidak akan kembali. Saya tidak ingin menjadi orang ketiga di antara kalian. Lagipula saya adalah kriminal, saya tidak ingin mempermalukan, Tuan." Dahayu berusaha melepaskan genggaman Aksa."Kamu masih istriku, aku yang akan memutuskan kamu pergi atau tidak."Det
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
5. Saatnya Menjadi Istri Sesungguhnya
Dahayu merentangkan tangan di pagi hari yang damai. Seperti biasa, setelah bangun tidur dia menuju dapur untuk mengambil air putih."Pagi, Nyonya." Seorang asisten menyapa membuat Dahayu tersenyum."Pagi," jawab Dahayu kemudian menuang air putih pada gelas kaca bening di atas meja, dia tidak tahu ada sepasang mata hangat yang sedang memperhatikannya saat ini.Aksa memang telah tiba di vila tempat Dahayu tinggal sejak dua jam yang lalu, dia terpana melihat gadis remaja umur 18 tahun yang dia bawa dari desa, kini sudah tumbuh menjadi perempuan yang jauh lebih cantik dari sebelumnya.Rambut hitamnya tergerai panjang, dan jatuh secara alami menyapu punggungnya yang putih memesona, siluet hidung mungil di atas bibir tipis terlihat begitu kentara kala pancaran matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kaca dari arah samping.Postur tubuh yang tinggi dan ramping terlihat mengenakan gaun tidur berwarna coklat susu dengan bahan tipis, sinar matahari pun kian memperjelas lekuk indah di dala
last updateLast Updated : 2024-07-29
Read more
6. Tuan, Biarkan Aku Pergi
Sebulan sebelum Aksa membawa Dahayu pergi ke kota keadaan benar-benar sangat tak menguntungkan, saat itu Dahayu pulang dari ladang dan mendengar teriakan seseorang meminta bantuan. Dia adalah Aksa yang kakinya tertimpa reruntuhan kayu di resort terbengkalai. Dahayu hendak membantu Aksa keluar dari resort tersebut, tapi mendadak hujan badai disertai petir. Sejak kecil Dahayu memang sangat takut dengan petir dan kegelapan, dia langsung menjerit dan melepaskan Aksa hingga terjatuh lantaran kakinya terluka. Aksa yang tidak berdaya hanya dapat menghela napas pasrah melihat seseorang yang dia harapkan untuk menolong malah ketakutan sendiri. Terpaksa Aksa melalui malam gelap dengan gadis desa yang tidak dia kenal, sampai mereka ditemukan warga desa yang mencari keberadaan Dahayu. Kesalahpahaman terjadi, Aksa menjadi bulan-bulanan warga desa saat dia dalam kondisi yang tidak bisa melawan. "Jangan! Jangan pukuli tuan Aksa. Dia sedang sakit! Kakinya terluka!" "Hentikan, aku mohon! Tuan A
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
7. Aku Harus Pergi
Dahayu menuruni tangga dengan langkah pelan setelah pelayan mengatakan sarapan sudah siap.Sudah ada Aksa dan Yesti yang duduk di meja makan.Decit kursi yang digeser segera terdengar, saat Aksa menariknya.Tidak mengucapkan apa-apa, tapi itu seperti perintah untuk Dahayu agar dia duduk di samping Aksa.Dahayu menangkap aura ketidaksenangan di wajah Yesti. Selalu seperti ini sejak empat tahun yang lalu.Dahayu lelah, dan tak ingin terus mengulangi kejadian yang tidak mengenakkan itu, dia memilih pergi menuju kursi lain.Tapi belum sempat Dahayu duduk, Aksa sudah bertitah, "Mina, buang semua kursi, selain yang aku pegang."Dahayu tertegun sejenak menatap suaminya. Pria tersebut tidak membentak atau menunjukkan nada kemarahan, tapi suaranya yang rendah dan berwibawa sudah bisa membuat orang tunduk kepadanya.Dahayu menelan saliva dan duduk dengan patuh di samping Aksa, meski bayangan pertengkaran hebat disertai jerit tangis Yesti sudah menghantui."Apakah kamu tidur dengan nyenyak?" tan
last updateLast Updated : 2024-09-01
Read more
8. Aku Tidak Akan Tinggal Diam
Dahayu menatap senja di depan jendela kamarnya dengan melipat tangan di depan dada.Rona kuning keemasan bersembunyi di balik mendung hitam yang bergelayut bagai kapas kotor dari kejauhan.Warna kelam itu semakin terkumpul dan tebal menghalangi keindahan senja dengan cepat.Sudah pasti akan turun hujan malam ini."Nyonya." Suara Mina membuat Dahayu menoleh perlahan."Tuan membelikan gaun untuk, Nyonya. Beliau meminta Anda bersiap. Tuan besar Jayanta akan mengadakan perjamuan di kediaman utama malam ini."Kata perjamuan itu terdengar mengerikan di telinga Dahayu. Empat tahun yang lalu Dahayu mengotori tangannya untuk membunuh dua orang sekaligus gara-gara Aksa mengajaknya ke perjamuan.Tapi kali ini perjamuan diadakan di kediaman mertuanya, mungkin tidak berbahaya seperti dilakukan di hotel.Dahayu mulai mengangguk dan berkata, "Iya."Setelah Mina pergi, kilat mata Dahayu terlihat kosong usai melihat gaun warna pastel yang tampak indah.Ada yang sedang dia pikirkan dengan sangat dalam
last updateLast Updated : 2024-09-01
Read more
9. Berlututlah Sampai Besok Pagi
Aksa hendak membantu Dahayu kala melihat istri kecilnya jatuh tersungkur. Namun, saat mengetahui Dahayu kembali bangkit dan membalas apa yang dilakukan Yesti, Aksa malah tersenyum samar. 'Ternyata istri kecilku memang sudah berubah,' gumam Aksa dalam hati.Dahayu terbalik dan berjalan tenang, mengabaikan tatapan aneh semua orang yang berbisik-bisik. Tepat ketika dia sampai di depan Aksa yang berdiri tegak dengan tangan bersembunyi di balik saku, Dahayu pun berhenti. "Mana yang sakit?" tanya Aksa pelan."Tidak perlu mempedulikan aku, nyonya lebih berharap perhatianmu." Dahayu hendak kembali berlenggang pergi, namun tangannya diraih Aksa."Ke mana?" Lagi, Aksa bertanya."Toilet." Jawaban singkat Dahayu membuat Aksa melepaskan genggamannya. Seperti yang dikatakan Dahayu, istri pertamanya tampak mendekat dengan wajah sedih setelah Dahayu pergi.Sebagai istri yang sering dimanja, sudah jelas saat ini Yesti sedang haus perhatian."Ganti bajumu dan bersihkan wajahmu." Hanya kata seperti
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more
10. Telanjangi Gadis Itu
"Aku akan melakukannya sekarang, perintahkan pada mereka untuk mengurus perawatan ayah di desa." Mata Dahayu mulai menunjukkan cahaya semangat meski terlihat menyedihkan Entah mengapa, alis pekat Aksa yang sudah basah oleh air hujan langsung menunjukkan kerutan, kemudian dia bergumam sinis, "Bodoh."Aksa melepaskan tangan Dahayu dan beranjak berdiri, meninggalkan istri kecilnya tersebut.Dari arah kediaman utama, Yesti datang membawa payung dan menghampiri Aksa."Aksa, kenapa kamu tidak memakai payung? Ini sangat dingin, kamu bisa sakit," ucapnya sembari memayungi Aksa.Aksa sama sekali tak merespon, dia terus berjalan santai masuk ke paviliun.Sementara senyum simpul langsung tercetak di bibir Yesti setelah melihat Dahayu berlutut di tengah hujan lebat."Matikan semua lampu taman!" titah Aksa yang membuat tubuh Dahayu semakin bergetar hebat.Bukan hanya kedinginan, tapi dia fobia dengan kegelapan, sepertinya Aksa benar-benar akan menyiksanya malam ini.Segera jerit Dahayu menggema s
last updateLast Updated : 2024-09-02
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status