Joylin berjalan keluar dari gedung tempatnya bekerja dengan wajah yang tertekuk. “Bajingan itu! Berani-beraninya dia menyentuhku,” gerutu Joylin kesal. Jemarinya mengepal hingga tangannya bergetar tak terkendali seolah ingin meninju sesuatu. Gadis itu melangkahkan kakinya dengan geram lalu membuka pintu mobil dengan kasar.
Ia menjatuhkan dirinya ke kursi penumpang depan dan membanting pintu mobil dengan satu hentakan yang membuat Jayden tersentak. “Apa yang terjadi?” tanya Jayden refleks menoleh dengan dahi yang berkerut sambil menyalakan mesin mobil.
Joylin menyandarkan punggungnya dengan kasar ke jok, “Keparat itu— dia menyentuhku sembarangan. Apa dia pikir aku akan tergoda dengan kalimat manis yang keluar dari mulut kotornya itu?!” gerutu gadis itu kesal.
Jayden tetap diam, sesekali melirik ke arah adiknya memastikan tak ada luka. Ia menghela nafas lega, hatinya sedikit tenang mengetahui adiknya tidak mudah tergoda oleh trik murahan lelaki diluar sana. Dengan senyum samar, ia me