Twilight of Us

Twilight of Us

last updateLast Updated : 2025-06-23
By:  Hanni HannUpdated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
12views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Setelah kehilangan kedua orang tuanya secara tragis, Joylin dan Jayden tumbuh dalam bayang-bayang misteri dan luka. Perlahan, potongan demi potongan kebenaran mulai terungkap, membuat keduanya sadar—kematian itu bukan kecelakaan. Dalam perjalanan penuh bahaya, keduanya menemukan seseorang yang berhasil menggetarkan hati mereka ... Tapi apakah cinta bisa bertahan di tengah dendam dan darah? Akankah mereka berhasil membalas kematian kedua orang tuanya? Atau justru kehilangan segalanya untuk kedua kalinya?

View More

Chapter 1

Bab 1

“Kau tidak akan bisa menyingkirkanku, Gadis bodoh!” hardik pria tua itu menendang tubuh gadis yang tengah terkulai lemas di lantai.

“Masih butuh ribuan tahun untukmu agar bisa membunuhku, Sialan!” tambah pria tua itu. Ia terkikik kemudian berjalan menjauh dari tubuh gadis itu. Tawanya seolah sedang mengejek ketidakberayaan lawannya.

Gadis itu menggeretakkan giginya, dengan tenaga yang tersisa ia berusaha bangkit. Ia tidak lagi memikirkan bercak darah yang memenuhi tubuhnya, “Jika aku tidak bisa membunuhmu, aku akan membawamu mati bersamaku,”

****

Beberapa tahun yang lalu.

“Singkirkan pengkhianat itu. Setelah itu, permintaan mutasi kalian berdua akan ku penuhi,” perintah Edric, seorang pria paruh baya dengan nada datar menatap Ethan tajam. Ia melemparkan beberapa dokumen berisikan data-data tentang target.

Ethan tertegun sejenak, pikir pria itu maksud dari panggilan Edric adalah menyetujui permintaan mutasinya. Namun di saat terakhir pun pria serakah itu masih menginginkan hal lain darinya.

Ethan menggeretakkan giginya, tangannya mengepal. Pria itu mencoba untuk menahan amarah agar tidak menghajar pria di hadapannya. Udara dalam ruangan itu terasa berat, seakan dinding-dindingnya ikut mendengarkan negosiasi mereka. Dengan tetap tenang, ia maju selangkah melirik sekilas dokumen yang ada di meja.

“Tapi … Saya dan Hana sudah menjalankan banyak misi berbahaya. Apa itu masih tidak cukup?” ujar Ethan dengan suara yang sedikit bergetar kembali menatap atasannya.

Sebagai bagian dari organisasi bayangan, Ethan tahu bahwa setiap permintaan memiliki harga yang harus dibayar. Tidak ada yang bisa pergi begitu saja, apalagi agen yang sudah mengetahui kebusukan di lapangan seperti dirinya dan Hana.

Ethan dan Hana dikenal sebagai agen lapangan berbakat dari NOX. Riwayat penyelesaian misi mereka nyaris sempurna. Namun misi mereka terakhir kali hampir merenggut Hana membuat Ethan menyadari bahwa berada terus di lapangan bukan keputusan yang tepat.

“Tidak,” balas Edric dingin, penolakan barusan seakan lebih tajam dari pisau. “Jangan bertingkah seperti kau punya pilihan, Ethan. Disini aku yang menentukan apa yang harus kau lakukan!” tegas Edric dengan raut wajah tak senang.

Ethan meraih dokumen itu dan membacanya sekilas. “Yang benar saja! Bahkan dengan semua misi berbahaya yang telah ku selesaikan masih tidak bisa membuatmu puas?!” batin Ethan menahan amarahnya. Jari jemarinya mencengkram erat dokumen hingga membuat kertasnya sedikit kusut.

Atmosfer dalam ruangan itu seperti berubah dalam sekejap, udara dingin yang dirasakannya seperti menggigit kulitnya meskipun penghangat ruangan itu telah aktif.

Melihat gejolak amarah di dalam diri Ethan, Edric menyeringai tatapannya seolah menertawakan keputusasaan pria yang berdiri di hadapannya saat ini. “Lagi pula … kalian tidak bisa mundur setelah mengetahui banyak hal, bukan?" sindir Edric yang terkesan manipulatif membuat Ethan menelan ludahnya dengan kasar.

Setelah negosiasi itu, Ethan keluar dari ruangan Edric dengan langkah berat berjalan menuju mobil miliknya. Seakan tubuhnya dipenuhi oleh batu-batu yang berat. Alisnya berkerut, pria itu mengepalkan tangannya dengan kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

Di dalam mobil, ia menatap jalanan yang sudah dilewatinya ratusan kali. Angin malam berhembus masuk melalui kaca jendela mobil yang sedikit terbuka. Ia melirik foto Joylin dan Jayden yang tergantung di spion mobil. Senyum mereka seperti secercah cahaya dalam kegelapan. Ethan meraihnya perlahan, “Papa janji, setelah ini papa akan sering pulang ke rumah,” gumamnya pelan dengan senyum di wajahnya.

Sesampainya di rumah, “Papa!!” seru Joylin dan Jayden ketika melihat Ethan pulang. Keduanya yang sudah bersiap untuk tidur langsung berlari menyambut Ethan dan memeluknya. Ethan membalas pelukan kedua anaknya dengan hangat, mencium puncak kepala mereka, dan menyuruhnya untuk tidur.

Setelah memastikan kedua buah hati mereka telah tertidur pulas, Ethan menceritakan apa yang ia dapat dari negosiasinya dengan Edric tadi. “Entah kenapa perasaanku tidak enak tentang misi yang Edric berikan. Keparat itu dari awal tidak pernah berniat unt—” ucapnya kesal, tanpa sadar Hana menggebrak meja makan, napasnya terengah seolah tak bisa ia kontrol.

“Tenanglah, atau kau akan membangunkan anak kita,” potong Ethan melirik ke arah pintu kamar anaknya sambil menyentuh tangan Hana untuk menenangkannya. Pria itu kemudian bangkit dari duduknya dan pindah ke samping Hana.

“Percayalah padaku, aku akan kembali dengan selamat. Untukmu dan anak-anak kita,” ujar Ethan menyentuh wajah Hana dengan lembut. Hana mengangguk, lalu memeluk suaminya. Namun, jauh di dalam hatinya Hana merasakan ketakutan. Takut kehilangan satu-satunya sosok yang menjadi sandarannya saat ini.

Beberapa hari kemudian, akhirnya tiba waktunya bagi Ethan untuk menjalankan misi itu. Sebelum pergi, pria itu ingin melihat wajah kedua malaikat kecilnya yang tengah tertidur pulas. Rupanya kehadirannya disadari oleh Joylin dan membuat gadis kecil itu terbangun. “Papa akan pergi lagi malam ini?” tanya Joylin mengusap kedua mata kecilnya sambil memeluk boneka beruang.

Ethan menaruh telunjuk di bibirnya, “Sshh. Jangan sampai Jay terbangun,” bisiknya pada buah hatinya.

“Tidurlah. Papa akan segera kembali membawa kue bluberi kesukaan Joy,” lanjutnya sambil mengusap puncak kepala Joylin dengan lembut. Pria itu berusaha sebisa mungkin untuk terdengar ceria agar tidak membuat putri kecilnya khawatir.

Joylin yang bahagia mendengar janji ayahnya berusaha untuk segera tidur malam itu. Pria itu juga memeluk Hana sebelum meninggalkan rumahnya. “Kembalilah dengan selamat. Aku menunggumu di rumah bersama anak-anak kita,” ucap Hana dengan suara bergetar dan air mata yang jatuh disudut matanya.

Ethan tersenyum hangat, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Hana. Hana berdiri mematung di ambang pintu menyaksikan sosok suaminya yang perlahan menghilang di telan gelapnya malam.

Hana tak bisa tidur pikirannya terus tertuju pada Ethan yang sedang menjalankan misi. Ia terus mondar mandir di ruang tamu sambil menggigit kuku ibu jarinya hingga suara telepon mencuri perhatiannya. Hana menelan ludah dengan kasar, lalu meraih gagang telepon dan menempelkannya ke telinga. “Hana! Ethan— sesuatu telah terjadi pada Ethan!”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
7 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status