Sabtu malam. Tempat berbeda. Suasana berbeda.
Sebuah rooftop lounge di daerah Senopati. Musiknya lebih pelan dari semalam. Jazz elektronik mengisi udara, bercampur dengan angin malam Jakarta.
Kirana duduk dengan dua sahabat perempuannya. Kali ini dia mengenakan dress merah wine—lengan panjang, tapi terbuka keseluruhan di bagian punggung. Rambutnya dikepang separuh, riasan wajahnya hangat dan memikat.
Dia terlihat nyaman. Tidak menari. Hanya duduk santai, sesekali tertawa pelan dan menyesap mocktail-nya.
Ares datang terlambat malam itu. Dia tidak tahu Kirana akan ada di tempat ini. Dia hanya ingin menikmati malamnya. Namun takdir berkata lain
Begitu matanya menangkap sosok perempuan itu…
Dia tahu. Lagi-lagi, itu dia.
---
Ares memilih duduk di area samping.
Tempatnya cukup tersembunyi, tapi cukup jelas untuk melihat Kirana dari kejauhan.
Dia tidak datang untuk menyelidiki. Tapi semesta seolah menempatkannya lagi-lagi dalam posisi sebagai penonton diam.
Dan ia tidak bisa menyangkal bahwa