~k~u🌸🌸🌸
“Mawar lagi?” tanyaku pada Fais yang sedang tertegun memandangi setangkai mawar di tangannya.
“Kepo aja, lu!”
“Ini untuk perempuan yang tempo hari ke rumah ya, Is? Jangan Is, itu bini orang!”
“Sok, tahu, lu!” jawab Fais seraya berlalu kembali pulang pasti dia akan mengirimkan mawar itu diam-diam.
“Mas, ada Sintia, tuh!” ucap Lintang.
“Biarin lah, Dik. Betewe aku enggak liat Wulan, ke mana dia?”
“Lagi ke rumah Bulek, Mas, mereka mau ambil baju untuk acara kamu besok. Di ruko itu.”
“Kenapa Mas, kok, ngalamun gitu? Jangan bilang kamu terpesona juga sama Mbak Fatki? Cantik sih, makanya pada suka. Ingat sudah ada Mbak Sintia. Itu juga cimciman Fais. Jangan sampai kalian berantem lagi,” ucap Lintang seraya mengacak rambutku.
Jadi, namanya Fatki, tapi kan, dia bini orang? Kok Fias nekat sekali.
“Sayang!” panggil Sintia.
“Iya, Mbak Fatki. Eh, Sintia!” Duh, salah ngomong lagi, gara-gara obrolan dengan Lintang jadi salah sebut nama.
“Kok, Fatki! Siapa dia?” tanya Sintia kesal.
“Buka