
Pembalasan Dendam Sang Pangeran Mahkota
Dikhianati keluarga. Ditinggalkan oleh orang tua. Disingkirkan dari takhta. Dan tetap berdiri demi cinta serta balas dendam.
Pangeran Mahkota Jagatra Eduardo Batistuta adalah pewaris sah Kerajaan Aethelgard Silvanus. Namun tujuh saudaranya, bahkan Raja dan Ratu sendiri, merencanakan segala cara untuk menyingkirkannya. Mereka ingin Kaesar, anak kesayangan, menjadi raja berikutnya.
Selama bertahun-tahun Jagatra buta akan kebencian keluarganya. Sampai akhirnya, di usianya yang ke-25, semua topeng tersingkap dan darah pertama tertumpah.
Saat balas dendam mulai ia jalankan, hidupnya dipenuhi dilema. Ia jatuh cinta pada Audina, gadis sederhana dari rakyat jelata. Namun cinta mereka dipenuhi duri fitnah, perbedaan kasta, hingga hadirnya putri dan pangeran lain yang mencoba merebut hatinya.
Mampukah Jagatra bertahan dari pengkhianatan demi pengkhianatan?
Akankah ia berhasil membalaskan dendam, merebut takhta, sekaligus mempertahankan cintanya?
Satu hal yang pasti hanya darah dan cinta sejati yang akan menobatkannya sebagai Raja.
Read
Chapter: bab 100 Rahasia besar terungkap.Balai Agung dibuka lebih awal dari biasanya,tidak ada pengumuman megah, tidak ada panggilan paksa,namun bangku-bangku terisi perlahan oleh para bangsawan, kesatria, pejabat, bahkan perwakilan rakyat yang jarang diizinkan masuk sejauh itu berada disana.Jagatra masuk tanpa iring-iringan berlebihan, Ia berjalan sendiri ke tengah aula, berhenti beberapa langkah dari singgasana.Raja William sudah duduk di singgasananya,di sisi kanan, Ratu Elean anggun seperti biasa,di sisi kiri, Kaesar berdiri dengan wajah tenang yang sudah ia pelajari selama bertahun-tahun.“Pangeran Mahkota,” suara Raja William menggema, datar. “Kau meminta audiensi terbuka, katakan tujuanmu.”Jagatra mengangguk. “Aku datang bukan untuk membela diriku dan bukan pula untuk menuduh.” ucap Jagatra dengan suara tegas.Bisik-bisik langsung terdengar.“Aku datang,” lanjut Jagatra, “untuk membuka satu kebenaran yang selama ini disimpan demi apa yang disebut stabilitas.”
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: bab 99 Api balas dendam menyala.Jagatra berdiri di ruang kerjanya, menatap meja kayu tua yang dipenuhi catatan.“Api tidak selalu menyala dengan ledakan,” ucapnya pelan.Ravel mengangguk. “Kadang ia mulai dari bara yang ditinggalkan orang lain.”“Cristian,” jawab Jagatra singkat. “Dan Audina.”Ia menutup satu map, lalu membuka yang lain laporan-laporan kecil dari distrik, catatan tentang penjagaan yang kembali ke pola lama, bisik-bisik yang kini berubah menjadi pertanyaan terbuka.“Mereka tidak lagi bertanya siapa yang salah,” lanjut Jagatra. “mereka mulai bertanya bagaimana kesalahan itu dibiarkan.”“Itu lebih berbahaya.”“Untuk mereka,” Jagatra mengiyakan.Di sisi lain istana, Kaesar duduk sendirian, pagi ini, tidak ada utusan yang tergesa, tidak ada laporan yang membuatnya tersenyum, yang ada hanya keheningan.Ia meraih cangkir teh, lalu meletakkannya kembali tanpa ia minum.“Cristian gagal,” gumamnya. “Ellisha mundur. dan Jagatra diam.”
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: bab 98 Cristian gagal.Pagi itu datang tanpa hiruk, Cahaya menembus jendela paviliun luar.Cristian terbangun dengan napas berat. Luka-lukanya belum sepenuhnya pulih, namun yang paling mengganggunya bukan rasa nyeri di tubuh melainkan beban di dada yang tak bisa dibalut perban, Ia duduk perlahan, menatap tangannya sendiri, jemari yang dulu sigap kini gemetar tipis.Ellisha tidak ada di ruangan, Ia tahu bukan karena ia pergi jauh, tapi karena ia sudah memilih keluar dari pusaran.Seorang tabib istana masuk membawa ramuan. “Yang Mulia Pangeran Cristian, Anda seharusnya beristirahat lebih lama.”Cristian tersenyum lemah. “Istirahat tidak selalu menyembuhkan kegagalan.”Tabib itu tidak menjawab, Ia tahu kapan harus diam.Siang harinya, kabar resmi beredar, kesaksian Cristian tentang insiden penyerangan tidak akan dilanjutkan ke tahap sidang terbuka, Alasan yang diberikan rapi kondisi kesehatan, ketidakcukupan bukti lanjutan dan stabilitas kerajaan.
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: bab 97 Ellisha menyadari kekalahan.Ellisha berdiri di depan meja, menatap peta kecil kerajaan yang penuh tanda, nama, garis, dan catatan yang dulu ia susun dengan keyakinan bahwa semuanya masih bisa diarahkan, kini peta itu terasa asing.Cristian memperhatikannya dari kursi, wajahnya masih pucat.“Kau sudah tahu,”ucap Cristian.Ellisha tersenyum pahit. “Aku tahu.”Ia mengambil satu catatan tentang dukungan bangsawan yang mulai retak, tentang Aula Sejarah yang tidak pernah benar-benar kosong sejak pertemuan Jagatra, tentang Audina yang tetap tinggal dan menyebut namanya sendiri di pasar. Ellisha meremas kertas itu perlahan, lalu meletakkannya kembali.“Aku tidak kalah di ruang sidang,” ucap Ellisha lirih. “Aku kalah di tempat yang tidak bisa kukendalikan.”Cristian mengangguk. “Hati orang.”“Bukan,” Ellisha mengoreksi sambil menatap jendela. “Keberanian yang tenang.”“Kaesar mengira cerita yang rapi akan menang,” lanjut Ellisha. “Aku juga sempat berpikir begitu.”
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: bab 96 Audina BertahanSaat ini Audina sedang duduk di dekat jendela rumah kecilnya,Di tangannya ada kain bersih yang sudah ia lipat berulang kali, Sejak ia kembali dari istana, hidupnya tampak sama dari luar, pagi membantu tetangga, siang menjahit, malam menutup pintu lebih awal, namun di dalam dirinya, segalanya berubah.Nama Jagatra kini sering terdengar di pasar. “Katanya Pangeran Mahkota mengadakan pertemuan di Aula Sejarah."Katanya dia membuka arsip lama.""katanya ada yang mulai berani mempertanyakan Kaesar.”Audina selalu diam saat mendengar itu, Ia tidak menimpali,tidak menyangkal, Ia hanya mendengarkan, lalu pulang membawa kata-kata itu seperti beban yang tak terlihat.“Kau baik-baik saja, Dina?”tanya sang ibu saat melihat putrinya itu sedang melamun.Audina tersenyum kecil. “Baik, Bu.”Ia tidak berbohong, Ia memang tidak terluka secara fisik. Tapi terluka bukan hanya soal tubuh.Malam itu, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Aud
Last Updated: 2025-12-26
Chapter: bab 95 Jagatra Bangkit.Jagatra berdiri di ruang arsip lama, tempat yang jarang didatangi siapa pun selain para pencatat sejarah. Debu tipis menempel di rak-rak tinggi. Di sinilah kebenaran biasanya ditinggalkan.Ravel membuka satu gulungan satu demi satu, lalu meletakkannya rapi di meja panjang.“Ini catatan patroli sebelum dan sesudah pembatasan,Ini daftar perintah keamanan yang dialihkan dan ini aliran dana untuk penertiban selebaran.”Jagatra mengangguk, tenang. “Mereka rapi.”“Rapi,” ulang Ravel, pahit. “Terlalu rapi.”Jagatra tersenyum. “Kerapian adalah kebiasaan orang yang takut ada yang tertinggal.”Ia mengambil satu gulungan, membaca sekilas, lalu meletakkannya kembali. “Kau ingat apa yang selalu Ayah katakan tentang stabilitas?”Ravel menelan ludah. “Stabilitas adalah keheningan yang dijaga.”“Tidak,” Jagatra menggeleng. “Stabilitas adalah keheningan yang bisa dijelaskan dan yang ini dipaksa.“Besok pagi, kita bergerak.”
Last Updated: 2025-12-25

Cinta Di Balik Tanda Tangan
Baginya,Aluna hanya alat. Bagi Aluna, Leonard adalah kutukan. Tapi siapa sangka, tanda tangan yang dipaksakan justru membuka pintu menuju cinta tak terduga.
Saat hidup Aluna yang sederhana berubah drastis karena harus menikah dengan Leonard Alvaro — seorang CEO muda yang dingin, arogan, dan menyimpan luka masa lalu — ia tak pernah menyangka akan terseret ke dunia penuh intrik, penghinaan, dan rahasia keluarga yang gelap.
Leonard tidak menginginkannya. Bagi Leonard, Aluna hanyalah gadis miskin yang terpaksa ia nikahi demi menyelamatkan warisan dan reputasi keluarga. Ia memperlakukannya tanpa hati, tanpa simpati. Tapi, di balik sikap dinginnya, tersembunyi luka lama yang belum sembuh.
Aluna mencoba bertahan. Ia tak meminta cinta, hanya sedikit penghargaan. Namun, semakin ia mencoba menjauh, semakin kuat ikatan yang tanpa sadar tumbuh di antara mereka.
Ketika kebencian perlahan berubah menjadi perhatian...
Ketika pernikahan palsu mulai terasa nyata...
Dan ketika kebenaran masa lalu terbongkar, apakah cinta bisa menjadi penyelamat... atau justru penghancur?
Read
Chapter: bab 100 awal baru.Pagi harinya...Cahaya matahari masuk pelan melalui sela tirai. Leonard membuka mata dengan perasaan asing.Di sampingnya, Aluna masih terlelap,napasnya teratur, wajahnya damai.Leonard bangkit perlahan, tidak ingin membangunkan Aluna, Ia berdiri di dekat jendela, menatap kota.Aluna bergerak kecil, lalu membuka mata.“Kamu sudah bangun?” suaranya masih serak.Leonard menoleh dan tersenyum. “Iya.”“Kamu lagi mikirin apa?” tanya Aluna sambil duduk.Leonard berpikir sejenak sebelum menjawab. “Ke masa depan, dan kali ini aku merasa tidak panik.”Aluna tersenyum kecil. “Itu terdengar seperti awal baru.”Leonard mendekat, duduk di tepi ranjang. “Aku tidak tahu harus mulai dari mana, aku tidak punya jabatan, tidak punya panggung, dan mungkin untuk sementara tidak punya arah.”Aluna mengulurkan tangan, menggenggam tangan Leonard. “Awal tidak selalu butuh peta,kadang cukup langkah pertama.”“Da
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: bab 99 Cinta yang diakui“Aku baru sadar, selama ini aku selalu mengira cinta itu harus diperjuangkan dengan keras, dengan pengorbanan besar, dengan luka yang disembunyikan.”Aluna mengusap punggung Leonard perlahan. “Padahal cinta juga bisa sederhana, tinggal mendengar dan tidak pergi.”Leonard tersenyum kecil. “Kamu tahu kenapa aku akhirnya berani mengaku?”Aluna menggeleng.“Karena sekarang aku tidak takut kalau perasaanku tidak dibalas dengan sempurna,” jawab Leonard. “Aku tidak takut kalau cintaku tidak cukup indah, tidak cukup heroik.”Aluna mengangkat wajahnya. “Karena cinta tidak perlu jadi pahlawan.”“Iya,” Leonard mengangguk. “Cinta cukup jadi rumah.”Kalimat itu membuat Aluna terdiam. Dadanya terasa hangat, matanya kembali berkaca-kaca.“Kalau suatu hari nanti kita jatuh lagi, kalau kamu kembali merasa tidak cukup…”Leonard menyela lembut, “Aku akan mengatakannya,aku tidak akan menyimpannya sendiri lagi.”“Dan ak
Last Updated: 2025-12-29
Chapter: bab 98 Air mata bahagia.“Saat aku kecil,” ucap Leonard tiba-tiba, suaranya serak, “aku belajar satu hal jangan menangis. Jangan menunjukkan rasa takut, Karena yang lemah akan ditinggalkan.”Setetes air mata jatuh, tepat di bahu Aluna.“Aku hidup dengan aturan itu terlalu lama, sampai aku lupa bagaimana rasanya menangis tanpa rasa malu.”Aluna memeluk Leonard lebih erat, tidak menyela Tidak membantah ia memberi ruang untuk akhirnya jatuh tanpa dihakimi.“Dan sekarang?” tanya Aluna pelan.Leonard menghela napas panjang. Air mata berikutnya mengalir, kali ini tanpa perlawanan. “Sekarang aku menangis bukan karena aku kalah,” jawabnya. “Tapi karena aku tidak sendirian saat aku kalah.”Perkataan Itu membuat mata Aluna ikut berkaca-kaca, ia menyembunyikan wajahnya di dada Leonard, napasnya ikut bergetar. “Aku bahagia, bukan karena keadaan kita baik-baik saja. Tapi karena kamu membiarkan dirimu menangis, dan air mata itu bukan air mata kesedihan tapi air mata bahagia.
Last Updated: 2025-12-28
Chapter: bab 97 pengakuan pertama.Leonard menarik napas panjang, seolah mengumpulkan keberanian untuk mengatakan sesuatu yang selama ini ia simpan terlalu dalam.“Ada satu hal, yang belum pernah benar-benar aku akui ke siapa pun.”Aluna tidak menjauh. Ia tetap di sana, mendengarkan dengan seluruh perhatiannya.“Apa itu?”Leonard menatap lurus ke depan, bukan karena tidak ingin menatap Aluna, tapi karena kata-kata ini terlalu rapuh untuk diucapkan sambil saling menatap.“Aku sering merasa tidak cukup, bahkan saat aku berada di puncak, bahkan saat semua orang memanggilku kuat.”Aluna terdiam. Tangannya mengencang di punggung Leonard.“Aku membangun diriku dari ekspektasi,” lanjut Leonard. “Jadi anak yang kuat,Jadi pemimpin yang tak goyah,Jadi orang yang selalu punya jawaban. Sampai aku lupa bagaimana rasanya mengaku kalau aku takut.”“Aku takut gagal, takut ditinggalkan, takut kalau suatu hari semua yang kupunya diambil, aku tidak punya alasan lagi untuk dicinta
Last Updated: 2025-12-27
Chapter: bab 96 Leonard kalah.Leonard memejamkan mata, membiarkan rasa kalah itu benar-benar turun dan menetap.“Besok, aku akan masuk ke gedung itu bukan sebagai pemimpin, Aku mungkin bahkan tidak diizinkan masuk ke lantai atas.”Aluna mengangguk. “Dan itu akan sakit.”“Iya, Lebih dari yang kupikirkan.”Ia menatap ke depan, ke jendela besar yang memantulkan cahaya malam.“Aku membayangkan diriku selalu berdiri di puncak, mengendalikan arah,tapi hari ini aku diturunkan tanpa upacara.”Aluna menyentuh punggung tangan leon dengan ibu jarinya.“Kamu tahu apa yang paling menyakitkan?” lanjut Leonard,bukan kehilangannya, tapi kenyataan bahwa sebagian dari mereka lega saat aku jatuh.”“Karena kejujuran memang membuat orang lain tidak nyaman.”balas Aluna.Leonard tersenyum pahit. “Aku mengganggu keseimbangan palsu mereka, dan aku takut jadi beban untuk kamu, tanpa jabatan, tanpa perlindungan, tanpa kekuatan yang biasanya membuat orang berhati-hati.”
Last Updated: 2025-12-26
Chapter: bab 95 pertarungan Hati.Leonard menyandarkan punggungnya ke kursi, menutup mata sesaat.Aluna memperhatikannya tanpa bicara. Ia tahu, pertarungan paling sulit Leonard bukan dengan Darma atau Pak Arman melainkan dengan dirinya sendiri.“Kamu menyesal?” tanya Leonard.Aluna menggeleng pelan. “Aku memang takut. Tapi aku nggak menyesal.”Leonard membuka mata. “Aku nggak takut kehilangan uang, Aku nggak takut kehilangan posisi.”“Aku takut kalau semua ini akhirnya melukaimu.”Aluna mendekat, berlutut di hadapan Leonard agar tatapan mereka sejajar.“Kamu lupa satu hal, Aku bukan sesuatu yang perlu kamu lindungi dengan mengorbankan kebenaranmu.”“Aku memilih kamu,dan memilih kamu berarti memilih jalanmu,Termasuk jalan yang gelap, penuh risiko, dan bikin kita kehilangan banyak hal.”Leonard menggeleng kecil. “Kamu terlalu berani.”“Tidak,” jawab Aluna. “Aku hanya tidak mau hidup sebagai penonton dalam hidupku sendiri.”Kata-kata itu men
Last Updated: 2025-12-25