LOGINDikhianati keluarga. Ditinggalkan oleh orang tua. Disingkirkan dari takhta. Dan tetap berdiri demi cinta serta balas dendam. Pangeran Mahkota Jagatra Eduardo Batistuta adalah pewaris sah Kerajaan Aethelgard Silvanus. Namun tujuh saudaranya, bahkan Raja dan Ratu sendiri, merencanakan segala cara untuk menyingkirkannya. Mereka ingin Kaesar, anak kesayangan, menjadi raja berikutnya. Selama bertahun-tahun Jagatra buta akan kebencian keluarganya. Sampai akhirnya, di usianya yang ke-25, semua topeng tersingkap dan darah pertama tertumpah. Saat balas dendam mulai ia jalankan, hidupnya dipenuhi dilema. Ia jatuh cinta pada Audina, gadis sederhana dari rakyat jelata. Namun cinta mereka dipenuhi duri fitnah, perbedaan kasta, hingga hadirnya putri dan pangeran lain yang mencoba merebut hatinya. Mampukah Jagatra bertahan dari pengkhianatan demi pengkhianatan? Akankah ia berhasil membalaskan dendam, merebut takhta, sekaligus mempertahankan cintanya? Satu hal yang pasti hanya darah dan cinta sejati yang akan menobatkannya sebagai Raja.
View MoreJagatra berdiri di ruang kerjanya, menatap meja kayu tua yang dipenuhi catatan.“Api tidak selalu menyala dengan ledakan,” ucapnya pelan.Ravel mengangguk. “Kadang ia mulai dari bara yang ditinggalkan orang lain.”“Cristian,” jawab Jagatra singkat. “Dan Audina.”Ia menutup satu map, lalu membuka yang lain laporan-laporan kecil dari distrik, catatan tentang penjagaan yang kembali ke pola lama, bisik-bisik yang kini berubah menjadi pertanyaan terbuka.“Mereka tidak lagi bertanya siapa yang salah,” lanjut Jagatra. “mereka mulai bertanya bagaimana kesalahan itu dibiarkan.”“Itu lebih berbahaya.”“Untuk mereka,” Jagatra mengiyakan.Di sisi lain istana, Kaesar duduk sendirian, pagi ini, tidak ada utusan yang tergesa, tidak ada laporan yang membuatnya tersenyum, yang ada hanya keheningan.Ia meraih cangkir teh, lalu meletakkannya kembali tanpa ia minum.“Cristian gagal,” gumamnya. “Ellisha mundur. dan Jagatra diam.”
Pagi itu datang tanpa hiruk, Cahaya menembus jendela paviliun luar.Cristian terbangun dengan napas berat. Luka-lukanya belum sepenuhnya pulih, namun yang paling mengganggunya bukan rasa nyeri di tubuh melainkan beban di dada yang tak bisa dibalut perban, Ia duduk perlahan, menatap tangannya sendiri, jemari yang dulu sigap kini gemetar tipis.Ellisha tidak ada di ruangan, Ia tahu bukan karena ia pergi jauh, tapi karena ia sudah memilih keluar dari pusaran.Seorang tabib istana masuk membawa ramuan. “Yang Mulia Pangeran Cristian, Anda seharusnya beristirahat lebih lama.”Cristian tersenyum lemah. “Istirahat tidak selalu menyembuhkan kegagalan.”Tabib itu tidak menjawab, Ia tahu kapan harus diam.Siang harinya, kabar resmi beredar, kesaksian Cristian tentang insiden penyerangan tidak akan dilanjutkan ke tahap sidang terbuka, Alasan yang diberikan rapi kondisi kesehatan, ketidakcukupan bukti lanjutan dan stabilitas kerajaan.
Ellisha berdiri di depan meja, menatap peta kecil kerajaan yang penuh tanda, nama, garis, dan catatan yang dulu ia susun dengan keyakinan bahwa semuanya masih bisa diarahkan, kini peta itu terasa asing.Cristian memperhatikannya dari kursi, wajahnya masih pucat.“Kau sudah tahu,”ucap Cristian.Ellisha tersenyum pahit. “Aku tahu.”Ia mengambil satu catatan tentang dukungan bangsawan yang mulai retak, tentang Aula Sejarah yang tidak pernah benar-benar kosong sejak pertemuan Jagatra, tentang Audina yang tetap tinggal dan menyebut namanya sendiri di pasar. Ellisha meremas kertas itu perlahan, lalu meletakkannya kembali.“Aku tidak kalah di ruang sidang,” ucap Ellisha lirih. “Aku kalah di tempat yang tidak bisa kukendalikan.”Cristian mengangguk. “Hati orang.”“Bukan,” Ellisha mengoreksi sambil menatap jendela. “Keberanian yang tenang.”“Kaesar mengira cerita yang rapi akan menang,” lanjut Ellisha. “Aku juga sempat berpikir begitu.”
Saat ini Audina sedang duduk di dekat jendela rumah kecilnya,Di tangannya ada kain bersih yang sudah ia lipat berulang kali, Sejak ia kembali dari istana, hidupnya tampak sama dari luar, pagi membantu tetangga, siang menjahit, malam menutup pintu lebih awal, namun di dalam dirinya, segalanya berubah.Nama Jagatra kini sering terdengar di pasar. “Katanya Pangeran Mahkota mengadakan pertemuan di Aula Sejarah."Katanya dia membuka arsip lama.""katanya ada yang mulai berani mempertanyakan Kaesar.”Audina selalu diam saat mendengar itu, Ia tidak menimpali,tidak menyangkal, Ia hanya mendengarkan, lalu pulang membawa kata-kata itu seperti beban yang tak terlihat.“Kau baik-baik saja, Dina?”tanya sang ibu saat melihat putrinya itu sedang melamun.Audina tersenyum kecil. “Baik, Bu.”Ia tidak berbohong, Ia memang tidak terluka secara fisik. Tapi terluka bukan hanya soal tubuh.Malam itu, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Aud
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.