Chapter: Bab 6 Apakah Aku Begitu Menjijikan? Setibanya di depan pintu rumah, Airin masih sedikit tegang mengingat kejadian tadi bersama dengan Dokter Raditya yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Namun sebisa mungkin, ia berusaha menghilangkan rasa gelisah nya, melihat jarum jam di tangan menunjukkan pukul empat sore membuatnya bernafas lega, karena masih ada dua jam lagi saat Adrian pulang kantor. Baru saja Airin memasuki rumah dengan pintu yang sudah terbuka, kehadiran Adrian sudah duduk santai sembari membaca koran membuatnya terhenyak kaget. “Ma-mas Adrian sudah pulang?” Tanyanya bergetar dan gugup. Adrian melirik tajam, saat mendengar suara lembut istrinya yang berasal dari arah samping. “Iya, aku sengaja pulang lebih awal, malam nanti berangkat, sekarang aku ingin istirahat sebentar,” Balas Adrian datar, pandangannya membidik ke arah tangan Airin tengah menggenggam map coklat dan juga paper bag transparan berisi obat-obatan. Pria itu beranjak dari tempat duduk, lalu berjalan dengan langkah lebarnya meng
Last Updated: 2025-12-17
Chapter: Bab 5 Bertemu Kembali Jantung Airin berdegup sangat kencang saat suster membantunya membaringkan diri tepat di atas brankar, dalam kondisi tubuh bagian bawahnya hanya ditutupi sebuah selimut tipis.Ia berusaha menenangkan diri, dengan mengingat tujuan utamanya datang ke sini. Airin ingin sembuh agar tak terus menerus mengecewakan suami, agar ibu mertuanya tidak mencemooh dirinya lagi yang selalu dicap tak mampu memuaskan suami.“Buka kedua kakimu,” kata sang Dokter, suara khas beratnya kembali menggema, sikapnya terlihat jelas sangat datar dan dingin.“A-apa?” sahut Airin, kedua bola matanya membulat sempurna. Lagi-lagi dia dibuat canggung dan bingung. Tapi tidak punya pilihan lain lagi selain patuh.Tanpa mengulur waktu lagi, dokter pun mulai fokus pada tugasnya, yaitu memeriksa bagian intim Airin di bawah sana. Bahkan perlahan mulai menyentuh bagian sensitifnya untuk memastikan.“Aaah…!” Airin terhenyak kaget, sampai terduduk dan reflek dia memegangi tangan lelaki berjas putih itu. Tatapan mereka
Last Updated: 2025-12-16
Chapter: Bab 4 Dokter Terkenal Jam sembilan pagi, Airin sudah melayani beberapa pengunjung di butik yang sudah cukup ramai. Ditemani oleh Tasya, sahabat sekaligus karyawan kepercayaannya.Tasya dari tadi juga tak kalah sibuk, ia tidak sengaja melihat Airin tidak bersemangat seperti sedang memikirkan banyak hal, hingga perlahan memberanikan diri menghampirinya.“Airin, kamu sedang memikirkan apa?” tanya Tasya seraya menepuk bahunya pelan.Airin terkesiap, lalu melirik ke sahabatnya itu. “Ah, tidak, aku hanya…” Airin terlihat ragu saat akan menjawab. Namun, Tasya begitu paham dengan sifat Airin. “Rin, kamu tahu aku bisa dipercaya kan? Kamu boleh cerita apapun, jangan dipendam sendiri, nanti jadi penyakit.”Airin terdiam. Ia menghela napas panjang, lalu mulai menceritakan masalah yang dihadapinya. Tentang suami dan ibu mertua yang selalu menekan dan mengeluhkan dirinya yang belum juga memberikan anak. Ia juga menceritakan masalah kesehatannya. Mendengar hal itu, Tasya tak tega. Kemudian ia teringat salah satu
Last Updated: 2025-12-16
Chapter: Bab 3 Desakan Adrian Airin tersentak, lamunannya buyar seketika. “Ti-tidak mas, tunggu sebentar ya aku buatkan dulu.”“Jangan lama!” Adrian menggelengkan kepala, dia melempar jasnya ke sembarang arah, lalu duduk bersandar di atas sofa.Sesampainya di dapur, Airin terlihat begitu lesu. Ia mulai menakar beberapa sendok kopi dan gula yang sudah dicampurkan dalam satu gelas. Lalu ia seduh sembari mengaduk-ngaduk dengan tatapan kosongnya.Ia terus berpikir, entah ke mana lagi nanti akan mencoba berobat. Padahal hampir semua dokter spesialis sudah Airin coba, namun hasilnya tetap nihil.Tapi dia tidak ingin menyerah. Setelah selesai membuat kopi, Airin segera kembali ke kamar. Namun tidak sengaja melihat ibu mertuanya terlihat berbincang melalui panggilan telepon.Langkah Airin terhenti sejenak, karena tak sengaja mendengar namanya disebut, bahkan dicemooh oleh ibu mertuanya.Airin menggigit bibir, merasa kecewa karena selalu saja ibu mertuanya menceritakan masalah rumah tangganya pada teman-teman ari
Last Updated: 2025-12-16
Chapter: Bab 2 Tidak Bisa DiandalkanAirin menghela nafas berat, ia berusaha menjelaskan pada ibunya jika saat ini kondisi tubuhnya memang sedang tidak baik. Bahwa ia sudah beberapa kali konsultasi dengan dokter, tapi masih belum ada hasil. Namun, tentu saja wanita itu tidak peduli, yang jelas dia tidak ingin jika sampai Adrian menggugat cerai. “Dokter di kota ini banyak, jika belum sembuh cari yang lebih bagus!” cetus ibu tiri Airin. Airin hanya bisa pasrah dan mengangguk patuh. “Bu, Airin baru saja datang. Biarkan dia makan dulu. Jangan mengomelinya terus.” Ayahnya yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara. “Pak, masalah ini aku tidak bisa tinggal diam. Jika Adrian tidak puas dengan Airin, maka keluarga kita yang akan kena imbasnya. Huh, membuatku pusing saja!” gerutu wanita itu, lalu berlalu meninggalkan Airin berdua dengan ayahnya. Airin menunduk sedih, ia tidak menyangka jika ibu mertua begitu cepat menegur keluarganya. Pak Hadi perlahan mendorong pelan kursi roda ke arah putrinya dan berusaha menghibur
Last Updated: 2025-12-16
Chapter: Bab 1 Gagal Bercinta"Uggh pelan, mas...” Suara ringisan terlontar dari bibir merah wanita itu, terdengar menggema di kamar mewah dalam suasana temaram. “Diamlah, aku baru saja mulai,” desis suaminya, kembali menghentakkan tubuhnya lebih keras di sela-sela erangan. Sebagai seorang istri, Airin tahu jika ia tidak berhak menolak atau pun menghentikan suaminya saat ini. Namun, rasa sakit di bagian bawah sana tak bisa ditahan lagi. Kedua jemari lentiknya reflek mendarat tepat di dada bidang Adrian, lalu perlahan mendorongnya. “Ma–maafkan aku mas, aku ijin ke toilet dulu,” sesal Airin, lalu turun dari atas ranjang, dan terburu-buru ke kamar mandi. Adrian mendengus kesal, raut wajahnya tampak muram, tangan besarnya meraih segelas air putih yang sudah tersedia di atas meja, lalu meneguknya penuh emosi. Sementara Airin yang berada di kamar mandi, terlihat menahan sakit. Ia duduk di atas kloset yang tertutup dan meringis. “Aakh, sakit sekali…,” keluh Airin sambil menggigit bibir, merasakan perih lu
Last Updated: 2025-12-16