
Gairah Cinta Tuan Mafia
Clarissa Anindya hanya seorang sekretaris biasa yang hidup sederhana di tengah kerasnya kota. Tapi satu malam yang penuh hujan mengubah segalanya. Ia menjadi saksi dari pembunuhan brutal yang melibatkan organisasi kriminal paling ditakuti di Asia, De Luca Syndicate.
Leonardo De Luca, pria berdarah dingin yang dikenal sebagai Tuan Mafia, pemimpin geng De Luca yang kejam, tak membiarkan siapapun yang mengancam keberadaannya hidup terlalu lama. Tapi saat Leonardo melihat Clarissa, gadis dengan mata tajam namun rapuh, ia ragu. Bukan karena belas kasihan, tapi karena rasa aneh yang mulai menyelinap di balik keangkuhannya.
Clarissa ditawan, bukan untuk dibunuh, tapi dijadikan alat tawar… atau mungkin lebih dari itu. Di tengah jeratan kekuasaan dan bahaya, tumbuhlah gairah yang tak bisa mereka kendalikan. Namun cinta tak pernah sederhana di dunia penuh peluru dan pengkhianatan.
Clarissa mulai menyadari, lelaki yang menculiknya bukan hanya monster yang haus darah, tapi juga pria yang perlahan mencuri hatinya. Sementara Leonardo harus memilih antara kekuasaan yang selama ini ia pertahankan dengan darah, atau wanita yang perlahan-lahan menghancurkan benteng dingin dalam jiwanya.
Tapi di balik kedekatan mereka, musuh mengintai. Rahasia masa lalu Clarissa yang terkubur akan menyeret mereka ke dalam perang yang lebih besar. Dan ketika cinta mulai tumbuh, kematian justru mendekat.
Apakah cinta bisa tumbuh di antara bara dendam dan senjata? Ataukah semua hanya gairah sesaat yang akan musnah bersama darah yang tertumpah?
penasaran? yuk mampir
Read
Chapter: bab6. Untuk pertama kalinyaClarissa berdiri di depan cermin, menatap pantulan dirinya dalam gaun malam hitam sederhana namun elegan. Gaun itu tak terlalu terbuka, tapi tetap menonjolkan siluet tubuhnya dengan anggun. Rambutnya digerai, dan sepatu hak tinggi yang diberikan Leonardo terasa agak asing di kaki, seperti dunia tempat ia akan melangkah malam ini."Kau terlihat sangat cantik."Suara itu datang dari belakang. Leonardo muncul dalam setelan jas hitam rapi, dasi merah gelap, dan ekspresi penuh kekuasaan. Satu tatapannya cukup membuat siapa pun bertekuk lutut, termasuk Clarissa, jika ia tidak menguatkan hatinya."Jangan pikir pujianmu akan membuatku lupa siapa dirimu sebenarnya," sindir Clarissa datar.Leonardo hanya menyeringai kecil. "Aku tidak berharap kau lupa. Aku hanya ingin kau tahu bahwa mulai malam ini… dunia yang kau lihat bukan lagi dunia biasa." Tekan Leo yang hanya mendapat deheman pelan dari gadis itu. "Kita berangkat sekarang," ajak Leo sambil sambil menghentikan langkah kakinya. Clarissa me
Last Updated: 2025-07-20
Chapter: bab5 badai belum datangHening. Hanya suara daun-daun bergesekan dan burung liar yang terdengar di tengah belantara. Rumah kayu di kaki gunung itu seperti terisolasi dari dunia, dan bagi Clarissa… ini seperti berada di ambang dua kutub, pelindung dan penculik, ketenangan dan bahaya.Pagi itu, Leonardo pergi sebentar untuk mengurus seseorang, yang entah artinya menginterogasi, menyuap, atau membunuh. Clarissa ditinggalkan dengan pesan pendek, "Jangan pergi ke mana pun. Aku akan tahu." Itu bukan hanya sekedar pesan biasa, melainkan sebuah ancaman. Tapi itu semua demi kebaikan dan keselamatan gadis itu. Di ruang tamu kecil yang hangat, Clarissa duduk sendiri dengan secangkir teh dan rasa gelisah yang tak kunjung reda. Matanya tertuju pada tas kecil miliknya yang sempat ia bawa dari kantor saat kejadian penembakan. Ia baru ingat satu hal, ia masih menyimpan ponsel milik korban, ponsel yang Leonardo pikir sudah hilang.Dengan tangan gemetar, Clarissa mengeluarkan ponsel itu dari saku rahasia tasnya. Layarnya sud
Last Updated: 2025-07-19
Chapter: bab4 cinta dan kehancuranLedakan pertama terdengar begitu keras hingga kaca jendela vila retak. Clarissa menjerit kecil dan menunduk, tubuhnya gemetar hebat. Dia tak tahu siapa yang menyerang atau berapa banyak orang yang datang. Tapi dia tahu satu hal, Leonardo berada di luar sana, melawan sesuatu yang jauh lebih besar dari apa pun yang pernah Clarissa hadapi dalam hidupnya.Tembakan demi tembakan menggema di halaman depan vila. Raungan senapan mesin dan jeritan menyayat membuat udara pagi berubah jadi medan perang. Asap dan bau mesiu menyeruak lewat celah-celah pintu dan jendela.Clarissa merayap ke balik sofa, mencoba mengatur napasnya. Matanya menatap ke sekeliling ruangan, berharap menemukan sesuatu yang bisa ia gunakan untuk bertahan. Tapi tak ada. Yang ada hanya dirinya dan rasa takut yang membara.Tiba-tiba, suara pintu dibuka paksa dari luar. Seorang pria berbadan besar dengan wajah penuh tato masuk membawa pistol."Mereka bilang gadis itu harus di tangkap hidup-hidup!" serunya pada dua pria lain di
Last Updated: 2025-07-19
Chapter: bab3. Satu halPagi menyingsing pelan di langit Jakarta. Langit masih kelabu, seolah ikut menyimpan kegelisahan yang tersisa sejak malam tadi. Clarissa terbangun dari tidur yang tak nyenyak, tubuhnya menggigil meski selimut tebal sudah membungkusnya semalam. Di luar jendela vila, kabut menggantung rendah di antara pepohonan.Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar mewah yang asing, dengan dinding-dinding putih bersih, aroma kayu manis samar, dan cahaya matahari yang mulai menembus tirai. Seharusnya ini seperti hotel bintang lima, tapi tidak, ini adalah penjara emas.Clarissa duduk dan memeluk lututnya. Perasaannya kacau. Ia masih belum bisa mencerna semuanya. Bagaimana hidupnya berubah dalam hitungan jam. Dari sekadar sekretaris kantor ke dunia yang dipenuhi peluru, rahasia, dan pria seperti Leonardo De Luca.Pria itu… terlalu dingin. Terlalu berbahaya. Tapi kenapa justru wajahnya yang pertama kali muncul di benak Clarissa saat membuka mata?BRAK.Pintu terbuka tiba-tiba. Clarissa tersentak da
Last Updated: 2025-07-19
Chapter: bab2 ingin memilikimu𝘿𝙤𝙤𝙧.... 𝙙𝙤𝙤𝙧..... 𝙙𝙤𝙤𝙧𝙧.... Suara tembakan itu terdengar sangat jelas di luar gudang. Leonardo langsung berdiri. Wajahnya berubah dingin. Aura membunuh langsung menyelimuti seluruh ruangan itu. Leo menoleh pada anak buahnya yang muncul dari pintu samping. "Orang-orang Bos Lin datang. Mereka mengejar si saksi juga. Mereka tahu dia ada di sini," lapor pria itu cepat.Clarissa langsung menatap Leonardo dengan panik. "Siapa Bos Lin? Apa maksudnya mereka juga mengejarku?" tanya Clarissa dengan raut wajah yang terlihat khawatir, sekaligus takut. Belum juga selesai berurusan dengan Leo, malah muncul lagi orang yang mengejarnya. Sungguh sial sekali nasib wanita ini. Leo menarik pistol dari balik jaket kulitnya, lalu menoleh sebentar ke arah Clarissa. "Itu artinya... hidupmu sekarang lebih bergantung padaku daripada yang kau kira." Ucapnya sekilas memperlihatkan seringai kecil dari sudut bibirnya. Tanpa berpikir panjang, Leo menarik tangan Clarissa. "Ikut aku. Sekarang." Pin
Last Updated: 2025-07-17
Chapter: Bab1. Di culikHujan mengguyur kota dengan deras saat Clarissa berjalan cepat menyusuri trotoar. Jaket tipis yang membalut tubuhnya tak cukup untuk menahan dinginnya malam. Sepatu haknya terendam genangan air, dan tas kecilnya terayun di bahunya. Namun, tak satu pun itu membuat langkahnya goyah. Ia harus kabur. Sebelum orang-orang itu menemukannya.Di balik kaca jendela mobil hitam yang berhenti tak jauh dari sana, seorang pria bertubuh tegap dan wajah dingin mengawasi setiap gerak Clarissa. Matanya tajam, penuh kuasa. Tak ada emosi terpancar di sana, selain rasa tertarik yang samar namun dalam."Temukan dia. Sekarang." Suaranya rendah dan dalam, cukup membuat seluruh anak buahnya langsung bergerak. Ia adalah Leonardo De Luca, pria berdarah campuran Italia-Indonesia, pemimpin keluarga mafia De Luca yang ditakuti dari Palermo hingga ke Jakarta.Clarissa baru saja menyaksikan pembunuhan yang tidak seharusnya ia lihat, dan sayangnya, yang dibunuh adalah klien besar dari De Luca Group. Ia hanya seorang
Last Updated: 2025-07-16
Chapter: Perasaan tidak enakSementara itu, Amara masih duduk di ruang tengah rumah keluarga Dewantara. Tatapannya kosong menatap pintu yang baru saja ditutup oleh Kirana. Ia menggigit bibir bawahnya pelan, perasaannya tidak enak. "Kenapa tatapan kak Kirana aneh banget hari ini? Biasanya dia memang suka menyuruh-nyuruh aku, tapi tidak pernah segitu... menyeramkannya." Gumam Amara di iringi dengan helaan nafas kasarnya. Disaat Amara sedang bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba saja ponselnya bergetar di atas meja. Sebuah pesan masuk dari Vino. Vino [Aku udah di rumah, kamu baik-baik aja kan baby? Kirana gak ngomel banyak kan?] Amara menghela napas. Ia tersenyum kecil lalu membalas. Anda [Aman, cuma tatapannya hari ini kayak tatapan pembunuh. Gak ngerti juga dia kenapa.] Setelah mengirim pesan itu, Amara menatap ke sekeliling ruangan. Tiba-tiba tubuhnya menggigil pelan. Ia merasakan ada sesuatu yang akan terjadi. Sesuatu yang buruk. Tapi ia tidak tahu dari mana datangnya perasaan itu. "Sial! kenap
Last Updated: 2025-07-21
Chapter: Apa kamu mencintai Vino Amara menatap kakak sepupunya bingung, ia tidak mengerti mengapa Kirana menatapnya dengan tatapan tajam seolah_olah Amara sudah melakukan kesalahan yang besar."Kenapa kak Kirana menatapku seperti itu? Apa aku sudah melakukan kesalahan yang besar terhadap kak Kiran? Tapi kayaknya enggak deh, aku kan cuma minta izin pulang malam doang. Dan tadi kak Kiran juga udah menyetujuinya."Cerocos Amara sambil menatap Kirana meminta jawaban. "Kamu memang sudah melakukan kesalahan besar Amara. Kamu sudah membuat Alex mencintaimu dan berusaha untuk menggagalkan pernikahan ini. Kenapa Alex harus jatuh cinta padamu Amara, kenapa? Kenapa?" Kirana berucap dalam hatinya, tatapannya yang tajam tidak pernah lepas dari wajah cantik Amara. "Hellooo... Kak Kirana, aku lagi bertanya loh. Kenapa kakak diam saja?"Amara kembali mengeluarkan suaranya. Ia semakin penasaran dengan tatapan mata Kirana yang semakin menjam bagaikan pisau belati. Mengerikan.
Last Updated: 2021-08-11
Chapter: Aku menicintainyaDasar nyebelin, masa cuma balas ok doang."Gerutunya pelan, namun masih dapat di dengar oleh Alex. "Siapa?"Tanya Alex tanpa menoleh ke arah Kirana. "Emm itu Amara, dia bilang, dia akan pulang malam, jadi dia minta ..." "Terus kamu izinkan?"Potong Alex dengan tangan yang menggenggam erat setir kemudinya. "Iya, aku izinkan dong sayang, katanya dia mau kumpul sama sahabatnya." "Kenapa kamu izinkan? Kalau terjadi sesuatu sama dia bagaimana?" "Eh tapi dia bilang mau kumpul sama sahabatnya, jadi a..." "Kalau sahabatnya jahat bagaimana?"Potong Alex dingin membuat Kirana seketika diam membeku di tempatnya."Sekarang ini, banyak manusia jahat yang menyerupai sebagai sahabat, kamu sebagai sepupunya, harusnya kami melarang dia Kirana, bukan malah mengizinkannya."Ucapnya kembali dengan nada yang lebih dingin di bandingkan sebelumnya. "Tapi aku sudah kenal kok sama sahabat_sahabatnya Amara sayang, aku yakin mereka bukan or
Last Updated: 2021-08-09
Chapter: Izin pulang malam Vino membawa Amara ke salah satu mall yang ada di kota Jakarta. Sepanjang perjalanan masuk ke dalam mall tersebut, Vino tidak pernah melepaskan genggaman tangannya barang sedetikpun, meskipun Amara mencoba untuk melepaskan genggamannya, namun tangan itu tetap tidak mau lepas dan mau tidak mau, Amara pun membiarkan tangannya di genggam oleh kekasihnya itu "Yang, lepas dulu ih."Pinta Amara ketika dirinya akan mengambil ponsel di dalam tas miliknya. "Gak mau."Jawab Vino membuat Amara memutar kedua bola matanya malas. "Sayang, aku mau ambil ponselku dulu sebentar. Sepertinya ada yang menelpon ku." "Kan ada tangan kamu satunya lagi sayang." "Ish gak bisa yang, udah ah lepas dulu tanganku sebentar sih." "Biar aku ambilkan saja."Ucap Vino tanpa mengindahkan permintaan kekasihnya tersebut. Vino meraih tas kecil miik sang kekasih dengan satu tangannya, ia membuka resleting tas tersebut, kemudian ia mengambil ponse
Last Updated: 2021-08-08
Chapter: Sangat GeramSetelah memberikan skripsinya kepada dosen, Amara langsung meluncur ke butik tempat dimana Kirana berada, ia di antar oleh kekasihnya Vino menggunakan mobil sportnya yang mewah. "Sayang." Panggil Vino dengan lembut. "Apa yang?"Sahut Amara sambil menatap sang kekasih dari samping. "Kamu sangat cantik hari ini." Ucap Vino dengan senyuman di wajah tampannya. "Hah? Aku ini memang sudah cantik dari orok yang, kamu aja baru menyadarinya hmm." Vino terkekeh dengan pelan, ia mengacak rambut sang kekasih dengan gemas." Aku tau baby, tapi hari ini kamu sangat-sangat cantik."Ucapnya membuat semu merah di kedua pipi Amara. "Sejak kapan kamu jadi pintar menggombal seperti itu?" "Fakta sayang, bukan gombalan semata." "Terserah deh, yang penting kamu seneng aja." "Kamu tuh ya bukannya seneng, malah cemberut begitu. Jelek b
Last Updated: 2021-08-07
Chapter: Amarah AlexWaktu menunjukkan pukul 16.15 sore, Alex sudah berada di kediaman Dewantara, ia di sambut hangat oleh keluarga Dewantara, terutama Kirana calon istrinya. "Sayang, kamu ke sini kok gak bilang_bilang sih."Sapa Kirana sambil memeluk lengan calon suaminya itu. "Hmm, aku hanya sekedar mampir saja."Balas Alex datar."Dimana kucing nakal itu? Kenapa tidak kelihatan?"Tanyanya dalam hati. "Nak Alex silahkan duduk."Pak Dimas mempersilahkan Alex untuk duduk di atas ruang tamu. Alex hanya mengangguk, kemudian ia duduk, namun matanya melirik ke sana kemari mencari keberadaan Amara. "Sayang, kamu cari siapa sih?"Tanya Kirana lembut. "Amara tidak ada?" Kirana mendengus kesal, namun masih tetap memperlihatkan senyuman di wajah cantiknya."Amara sedang pergi bersama kekasihnya."Ucap Kirana membuat amarah dalam diri Alex seketika bangkit. "Sialan. Ternyata dia tidak ad
Last Updated: 2021-08-07