Dear Suami Butaku
Demi melunasi hutang keluarga, Bintang dipaksa menikah dengan tuan muda yang buta dan sakit-sakitan untuk menggantikan kakaknya yang melarikan diri.
Konon katanya, Charles, calon pengantin pria, adalah seorang tuan muda yang tidak berguna. Dia buta dan tubuhnya lemah. Seorang pria seperti itu, perempuan mana yang sanggup merawatnya? Meskipun hartanya berlimpah, dia tidak bisa dibanggakan!
"Lepaskan bajuku. Bantu aku mandi!"
Bintang menurut saja karena dia tahu suaminya membutuhkan bantuan. Namun, melihat tubuh suaminya yang kekar menggoda membuatnya hampir mimisan.
Tidak! Bintang adalah gadis muda yang selama ini hanya bisa melihat keindahan pria dari layar ponsel. Kini, saat dia bisa melihat dan merasakannya langsung, Bintang jadi ingin lebih dari sekedar memandikannya. Bagaimana ini?
Читать
Chapter: Tiga Puluh Bintang berlarian di pantai, mencari kerang atau bintang laut yang bersembunyi di balik bebatuan. Langit yang kemerahan menjadi latar yang apik bagi gadis cantik itu. Senyumnya lebar dan cerah seperti bulan sabit. Rambutnya yang diikat menjadi satu bergerak-gerak mengikutinya. Angin yang berhembus mengibarkan anak rambut yang membingkai wajahnya. Pipinya yang bulat kenyal, penuh dengan kolagen, berwarna kemerahan. Dia terlihat cantik dan enerjik, khas seorang gadis yang berjiwa bebas.Di teras, Charles duduk di balik tanaman pot yang tinggi, mengawasinya sambil membaca email, membalasnya, atau menandainya untuk dibahas bersama dengan Thomas.Jika kalian mencari keberadaan sang asisten, dia sedang menjalankan tugas di belakang. Charles tidak mengijinkannya duduk di teras. Dia tidak ingin mata Thomas ikut menikmati keindahan Bintang. Selain itu, istrinya sedang mengenakan celana pendek dan kaos ketat yang menonjolkan lekuknya. Tubuh gadisnya mulai berkembang. Ukuran dadanya bertambah d
Последнее обновление: 2025-06-15
Chapter: Dua Puluh Sembilan “Tidurlah! Besok pagi, aku ingin mengajakmu pergi.” Charles menarik Bintang ke dalam pelukannya.“Ke mana?” tanya Bintang penasaran. Tangannya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang polos. Nafasnya masih tidak beraturan. Wajah merahnya belum sepenuhnya bilang.“Ke manapun kamu mau. Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi?” tanya Charles sambil mengecup pundak Bintang.Bintang tampak berpikir, lalu menjawab, “Lombok?”“Baik, besok kita berlibur ke Lombok.”Bintang terdiam. Begitu saja dan langsung disetujui? Suaminya memang luar biasa!Bibirnya berkedut menahan senyum. Tidak sabar menunggu pagi untuk menagih janji.Keesokan harinya setelah sarapan, Bintang melihat sebuah koper di sudut ruangan dan sudah siap dibawa. Bintang refleks menoleh ke arah Charles. Raut bahagia tidak bisa dia sembunyikan. “Apa kamu serius ingin mengajakku berlibur?” “Tentu saja. Apa kamu berubah pikiran?”“Tidak!” jawabnya cepat. Raut bahagia tidak bisa dia sembunyikan. “Jadi, kapan kita berangkat?”Cha
Последнее обновление: 2025-06-14
Chapter: Dua Puluh DelapanCharles menjauhkan wajahnya. Betapapun dia ingin memasuki tubuh Bintang, tapi dia takut istrinya masih merasa tidak nyaman di bawah sana.Charles mengelus pipi Bintang dengan lembut. Nafasnya terasa berat, tapi dia tidak ingin egois.“Kenapa?” tanya Bintang keheranan. Wajahnya sudah memerah. Otaknya sudah dipenuhi gambar-gambar yang tidak pantas. Dia juga yakin kalau Charles menginginkannya, tapi kenapa berhenti?“Aku takut menyakitimu, membuatmu capek, dan tidak nyaman. Kita masih punya seumur hidup untuk melakukannya lagi,” jawab Charles. Jempolnya mengusap bibir Bintang yang sudah membengkak merah. Hanya Tuhan yang tahu betapa dia ingin merasakan nikmatnya bercinta dengan sang istri. Selain itu, dia juga berjuang mati-matian bersikap layaknya orang buta padahal dia bisa memandang wajah cantik Bintang di depan matanya.Bintang menatap Charles dalam-dalam. Dalam hati, dia sudah memutuskan untuk melepas semua harga diri dan mengambil langkah pertama. Lagi pula, Charles adalah suaminy
Последнее обновление: 2025-06-13
Chapter: Dua Puluh Tujuh“Charles, kamu kejam! Bagaimana bisa kamu mengirim kami keluar negeri tanpa pemberitahuan, tanpa pekerjaan, tanpa yang? Ingat! Dunia terus berputar. Jangan sombong! Memangnya kamu bisa apa tanpa suamiku? Kamu hanya….”Charles menjauhkan ponselnya dan Thomas bergegas mengambilnya. Telinganya sakit mendengar ocehan Maria, istri David. “Cerewet,” ucapnya malas.Bintang melirik suaminya. Dia, samar-samar, bisa mendengar suara Maria yang keras.Mereka sedang menikmati makan malam. Jonathan hanya bisa menghela nafas. “Ke mana kamu membawa mereka?”Charles melanjutkan makannya. “Kenapa? Apa kakek ingin membantu mereka?”“Tidak.” Jonathan mengelap mulutnya. “Kakek tidak mengkritik keputusanmu. David memang keterlaluan, tapi bagaimanpun juga, dia putraku. Aku hanya ingin tahu di mana dia.”“Dengan kemampuanmu, kakek bisa mengetahuinya tanpa bertanya padaku.”“Benar, tapi kakek ingin menghormati keputusanmu.”Charles mencebik. “China.”Kedua alis Jonathan terangkat. “China?” Dia sama sekali tid
Последнее обновление: 2025-06-13
Chapter: Dua Puluh EnamCharles duduk termenung menghadap jendela. Matanya menerawang. Pikirannya kosong. Langit senja berwarna kemerahan yang cantik tidak mampu membuatnya terpana. Tangannya memutar-mutar gelas yang sudah kosong. Hanya ada satu nama yang terus bergema di hatinya, Bintang. Hatinya sudah terperangkap dalam pesona gadis muda itu sejak lama. Dia berjanji akan memberinya kebahagiaan, namun sejak mereka menikah, Bintang terlalu sering mendapatkan tekanan. Salah satu alasan kenapa Charles tidak mengadakan pesta pernikahan -selain karena dia takut Bintang malu dengan kondisinya- adalah karena dia ingin melindungi bintang dari musuhnya. Namun, agaknya dia salah. Apa yang terjadi pada Bintang belakangan ini sepertinya karena musuhnya ingin menekan dirinya. Tangannya menggenggam erat gelas yang dia pegang. Dalam hati, dia membenci situasi ini. Ingin rasanya dia keluar dan mengatakan pada semua orang bahwa dirinya telah bangkit dan tidak akan membiarkan siapapun menyakiti istrinya. Namun, dia tah
Последнее обновление: 2025-06-12
Chapter: Dua Puluh Lima“Apa alasan bapak melakukan itu?” tanya Bintang. Kedua tangannya saling mengepal.Tanpa bertanya dan meminta konfirmasi, Adi dengan entengnya menskorsing dirinya.Dia agak gugup. Bagaimanapun juga, yang mengatakan itu adalah orang dengan jabatan tertinggi di kampusnya. Dia tidak akan mudah menangani Pak Adi. “Ya, karena semua isu itu sungguh merugikan banyak pihak. Aku hanya mencegah agar kampus tidak mendapat dampak lebih buruk. Kamu pasti mengerti.” Adi menyatukan kedua tangannya di atas meja. “Pak Adi, sebaiknya kita menyelidiki dulu permasalahan ini. Jangan sampai kita menuduh seseorang yang tidak bersalah,” sahut Teguh. Dia tidak ingin kehilangan mahasiswi berprestasi miliknya.“Jelaskan padaku arti tidak bersalah! Bintang jelas-jelas terlibat dengan seorang pria dan membuat malu almamater. Dirjen pendidikan telah mengirimkan surat. Kalau sampai terjadi sesuatu pada penilaian akreditasi kita, apa Pak Teguh bisa menanggungnya?”Teguh tersentak. Dia tidak bisa menjawab. Dirjen pe
Последнее обновление: 2025-06-10
Chapter: Mei 43Sudah empat hari berlalu, dan Erik sudah sembuh dari lukanya.“Apa kau yakin sudah baik-baik saja?” tanya Mei. Tangannya masih sibuk dengan bawang di dapur. Dia sedang memasak pasta untuk makan malam kali ini.“Aku sudah baik-baik saja, Mei. Apa kamu tidak percaya?” keluh Erik.“Iya, aku percaya,” jawab Mei terkekeh.“Tidak, kamu masih belum mempercayainya. Mungkin jika aku menggendongmu, baru kamu percaya.”Wajah Mei sontak memerah. “Jangan bercanda! Aku sedang memegang pisau. Awas saja kalau kau berani!”Erik terbahak-bahak melihat bagaimana ekspresi wanita yang disukainya itu. “Aku tidak akan berani,” ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya.“Apa yang akan kita lakukan setelah ini?” tanya Erik.“Menemui Gunawan, mencari bukti keterlibatannya dengan Mary, lalu mengadili mereka berdua,” jawab Mei dnegan berapi-api.“Lalu Toni?”“Pria itu tidak tahu apa pun. Aku justru merasa kasihan padanya. Dia sudah dibohongi oleh dua orang yang dekat dengannya. Apa kau tahu bagaimana menyakitkan
Последнее обновление: 2023-03-04
Chapter: Mei 42Toni berjalan dengan tenang menuju meja panjang yang penuh dengan alat-alat penyiksaan. Ada gunting dan pisau dengan berbagai ukuran. Ada juga gergaji, tang, dan sebagainya. Di sebelahnya ada alat penghantar listrik. Dan yang tidak kalah seru, ada cincin tinju. Cincin itu yang paling Toni suka karena dia bisa melampiaskan amarahnya dengan hingga puas.“Kau boleh memilih, Bob. Apa kira-kira yang cocok untukmu?” Mata Toni menyisir seluruh benda yang ada di sana. Tangannya bergerak perlahan, memilih yang cocok untuk pembukaan.“Ha! Ambil saja sesukamu! Aku tidak takut. Justru sebenarnya kaulah yang harus takut. Apa kau tahu kalau polisi mulai menyelidikimu? Hahaha!!” Tawa Bobi membahana.DUGH!!Toni memukul ulu hati Bobi dengan sekuat tenaga, tanpa ampun. Dia begitu marah mendengar kalimat Bobi.“Argghh!!” Bobi menjerit dan memuntahkan darah yang cukup banyak. Dagu dan kaosnya semakin penuh dengan darah. Aroma amis semakin pekat memenuhi ruangan.Bobi mengernyit, menahan sakit. Perutnya
Последнее обновление: 2023-02-19
Chapter: Mei 40“Kenapa kau ada di dapur?” Mei mengerutkan keningnya melihat Erik yang sudah duduk manis di bar stool dengan dua cangkir cokelat di depannya.Erik menjawab pertanyaan Mei dengan senyum yang sangat menawan. “Aku sudah tidak apa-apa. Lukaku sudah sembuh.”“Jangan terlalu banyak bergerak. Nanti jahitanmu kembali terbuka.”“Jangan khawatir tentang itu!”Mei menggeser kursi di samping Erik dan mendudukinya. Erik pun mengulurkan satu cangkir cokelat. Mei membuka bungkus roti dan memberikannya pada Erik.“Aku sudah berbicara dengan Lily semalam dan pagi ini dia mengirimiku email. Sebentar!” Mei merogoh ponselya di saku, membuka aplikasi, dan menunjukkannya pada Erik.“Jadi pria itu kenalan anak buah Toni??”Mei mengangguk. “Setelah menusukmu, dia berlari keluar dan bertemu dengan orang kepercayaan Toni, Gunawan. Setelah semua ini, dia masih mengelak kalau dia tidak berhubungan dengan kasus itu?? Kurang ajar!!” Mata Mei memerah. Rahangnya mengetat. Tiba-tiba, kebenciannya pada Toni memuncak.
Последнее обновление: 2023-02-15
Chapter: Mei 39“Selidiki rekaman CCTV!” perintah Toni begitu dia mendengar Erik dan Mei diserang sesaat setelah keluar dari ruang private.Entah kenapa Toni merasa penyerangan itu berhubungan erat dengan penyelidikan yang sedang mereka lakukan. Namun, siapa orang yang begitu terang-terangan ingin menghabisi mereka? Bolet sudah di penjara. Tidak mungkin Mary sendiri begitu berani melukai Erik dan Mei di keramaian. Apalagi wanita itu dari tadi terus saja menghubunginya. Lalu siapa? Apakah ada orang lain yang berhubungan dengan kasus ini? Tapi siapa?Pertanyaan-pertanyan itu terus saja bergema di kepala Toni. Siapa selain Mary yang menginginkan Mei dan Erik celaka??Toni mengambil ponselnya. Dia mencoba menghubungi Gunawan. Namun, setelah dua kali panggilan, Gunawan tidak juga mengangkatnya. Toni berdecak. Ini sudah kedua kalinya Gunawan tidak mengangkat panggilannya. Tidak biasanya orang kepercayaannya berlaku seperti ini karena Gunawan tidak mungkin mengambil job dari orang lain.“Ini, Tuan.” Anak bu
Последнее обновление: 2023-02-10
Chapter: Mei 38Toni tersenyum miring melihat siapa yang meneleponnya sore ini. Dua kali Mary menelepon, tapi Toni terus mengabaikannya. Ini adalah pertama kali bagi pria itu tidak mengindahkan Mary. Dulu, Mary adalah prioritas hidupnya, tapi kini wanita itu prioritas amarahnya.Pria itu sudah mendarat di Jakarta tadi sore dan kini sedang duduk di sebuah private room di restoran. Tadi siang dia mengirim undangan makan malam kepada seorang pria dan wanita. Dan kini, dia sedang menunggu kedatangan mereka.Toni kembali menatap layar ponselnya yang berkedip tanpa berkeiginan untuk menjawabnya. Darahnya selalu mendidih mengingat pengkhianatan yang dilakukan Mary. Apa yang dilakukan wanita itu seakan membuatnya menjadi kambing hitam atas meninggalnya seorang pria bernama Albert. Toni berjanji dalam hati tidak akan membuat hidup Mary tenang.Suara pintu yang dibuka mengalihkan perhatian Toni. Seyumnya terbit dengan indah. Seorang laki dan perempuan memasuki ruang private restoran itu dengan pandangan datar
Последнее обновление: 2023-02-08
Chapter: Mei 38Hanya satu nama yang terlintas dalam benak Toni, tapi dia terus berusaha menghilangkannya. Semakin kuat dia mengingatnya, semakin kuat dia menyangkalnya.Bodoh!! Toni merasa sangat bodoh!! Kenapa dia tidak mengecek rekeningnya? Dia bisa tahu dari kartunya yang mana yang mengeluarkan uang untuk membayar Bolet."Cepat!!!" teriak Toni pada Wawan.Tanpa kata, Wawan menekan pedal gas lebih dalam. Dia tidak tahu apa yang membuat bos besarnya ini begitu ingin sampai bank dengan cepat. Wawan terus saja menekan gas dan klakson agar bisa cepat sampai. Sesekali dia melirik spion. Bos besarnya itu terus saja memandang jalanan dengan kening berkerut. Lima belas menit kemudian, Wawan sudah menghentikan mobilnya di depan pintu lobi bank yang dituju Toni.Dengan segera, Toni membuka pintu dan segera turun. Begitu Toni turun, Wawan pun memarkirkan mobilnya dan menunggu bosnya di sana.Toni merapikan bajunya sebelum berjalan masuk. Seorang sekuriti membukakan pintu untuk Toni dan menanyakan keperluan
Последнее обновление: 2023-02-05