Chapter: 52Perjalanan bisnis itu akhirnya berakhir. Pesawat yang ditumpangi Charles dan Bintang mendarat dengan mulus pada sore hari. Pasangan suami istri itu turun dari pesawat dan memasuki mobil.Bintang merasa sangat lelah. Bukan hanya karena perjalanan yang cukup lama, tapi juga karena suaminya yang kuat terus-menerus mempermainkannya. Sekarang, setelah tiga hari di hotel dan dua hari perjalanan, tubuhnya sangat lemas.“Tidurlah sebentar. Aku akan membangun kamu nanti,” ucap Charles dengan lembut. Tangannya meraih kepala Bintang dan membiarkannya bersandar di bahunya “Hmm, aku sangat lelah, capek, lemas. Ini semua gara-gara kamu!” Bintang marah, tapi dia terlalu lemah dan akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke arah Charles seperti jeli, lembek tapi lembut.“Iya, aku minta maaf. Aku tidak akan melakukannya lagi.” Tentu saja itu hanya janji palsu. Charles tidak yakin dia bisa menahan diri di dekat Bintang. Pertama, Bintang adalah istrinya yang sah. Kedua, dia sudah menunggu lama untuk bisa memilik
Terakhir Diperbarui: 2025-08-01
Chapter: 51“Nona, Tuan Charles sudah tiba di lobi.” Asisten Laura segera melaporkannya sesuai perintah nona besarnya tadi pagi.Laura menoleh ke arah jam. “Dia terlambat lima menit.”Setelah menormalkan jantungnya, dia berbalik menuju kursinya. “Siapkan kopi dan camilan!”“Baik, Nona.” Perempuan empat puluh tahun itu mengangguk, lalu keluar untuk mengurus permintaan bosnya.Saat pintu tertutup, Laura mulai membuka berkas dan mempelajarinya, menambahkan beberapa catatan yang diperlukan, dan merevisi beberapa hal. Meskipun hatinya tidak tenang, tapi di permukaan, Laura menekan semua kegelisahannya.Suara pintu diketuk membuatnya menengadah. “Masuk!”Pintu terbuka dan masuklah seorang pria. Tinggi, tampan, berwibawa, dan cerdas adalah sedikit dari definisi yang bisa Laura sebutkan untuk sosok Charles. Tatapan pria itu dingin dan tajam, tampak tidak ingin diganggu. Tanpa sadar, Laura menelan ludahnya.“Di mana Tuan Sean?” Suara Charles dalam dan magnetis.Jantung Laura sontak berdebar kencang. Kakin
Terakhir Diperbarui: 2025-07-30
Chapter: 50“Dasar cucu durhaka! Kamu sudah sembuh bukannya datang ke sini, malah main-main ke rumah Sean! Aku yang sudah tua sampai terkejut. Untung saja aku tidak punya penyakit jantung!!”Jonathan menelepon pagi-pagi untuk memarahi cucu kesayangannya.Charles masih bergelung dengan selimut saat Jonathan meneleponnya. “Aku bisa menyiapkan dokter jantung terbaik untukmu,” jawab Charles enteng.“Heh, perhatikan kata-katamu, anak muda! Sekarang, cepat alihkan ke panggilan video. Aku ingin melihatnya!” perintah Jonathan.“Kakek, apa kakek yakin ingin melihatku sepagi ini? Bukan masalah. Hanya saja, aku takut kakek akan otomatis merindukan nenek. Kalau itu sampai terjadi, aku tidak bisa menolongmu.”“Ap-apa??!”“Aku tidak ingin memamerkan kemesraan ku dengan Bintang. Semalam, kami…”“Cukup! Hentikan! Tidak tahu malu! Besok, kalau pulang, dari bandara langsung ke rumah. Titik!”Dan Jonathan menutup panggilannya begitu saja.Charles tersenyum lebar. Hatinya puas menggoda kakeknya. Dia Pun meletakkan
Terakhir Diperbarui: 2025-07-29
Chapter: 49Laura merasa dunianya runtuh seketika. Hatinya sakit dan dia tidak sanggup bernafas. Pria yang dia dambakan memiliki orang lain di sampingnya. Dengan susah payah, dia mengangkat kedua sudut bibirnya. “Halo, aku Laura,” ucapnya sambil menyalami Bintang. “Aku,,,, tidak tahu kalau Charles sudah menikah. Kenapa tidak memberi kabar? Aku bersama papa dan mama pasti datang.”Bintang tersenyum sambil melirik Charles, menunggu suaminya menjawab. Namun, pria itu hanya diam menatap dirinya. Mau tidak mau, Bintang akhirnya berkata, “Semuanya serba mendadak. Kami bertemu dan menikah di detik berikutnya.”Tatapannya masih bertemu dengan tatapan Charles. Dia melihat suaminya tersenyum puas.Ya, dia tidak berbohong. Memang mereka bertemu hari itu di kantor catatan sipil dan langsung menandatangani akta pernikahan. Tidak ada yang salah.Laura tersenyum kaku.Suasana menjadi canggung. Untungnya, Sean dan Kimmy datang tepat waktu.“Charles, masuklah! Laura, kenapa kamu menahan tamu di sana? Bawa mereka
Terakhir Diperbarui: 2025-07-23
Chapter: 48Bintang tidak tahu apa yang aneh. Dia hanya merasa mudah sekali tersulut emosi semenjak suaminya tidak lagi berpura-pura buta. Pria tampan yang dulu tidak menarik banyak mata, kini selalu diperhatikan ke manapun dia pergi.Dulu, orang-orang menatap Charles karena simpati dan iba. Meski penampilannya memang menarik, tapi tidak banyak yang tertarik. Para wanita hanya mengaguminya sesaat, merasa iba, lalu fokus dengan hidup mereka masing-masing. Kini, mereka tidak akan susah-susah memalingkan wajah dari paras rupawan dan sosok mengagumkan Charles. Dan itu membuatnya sangat kesal.Namun, Bintang tahu dia tidak seharusnya merasa begitu. Jadi, dia hanya bisa membesarkan hatinya dan bersyukur bahwa yang dipilih oleh sosok luar biasa itu adalah dirinya.“Kamu tampak senyum-senyum sendiri. Ada kabar bahagia?” tanya Charles. Bintang yang sedang melamun di balkon sontak menoleh dan terpana di detik berikutnya. Charles baru saja keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan celana pendek, memam
Terakhir Diperbarui: 2025-07-22
Chapter: 47Wajah terkejut Charles berubah. Pria itu tersenyum tipis penuh godaan. “Lihatlah apa yang kamu lakukan. Bukankah tadi kamu yang tidak ingin dilihat orang-orang?”Tanpa merasa malu, Charles melingkarkan tangannya ke pinggang Bintang, memastikan istrinya tidak pergi.Wajah Bintang memerah. Dia memang malu, tapi dia harus melakukan ini untuk memberi informasi kepada semua orang siapa pemilik tubuh dan hati pria tampan ini.“Setelah aku pikir-pikir, kita ini suami istri. Kita juga sedang berada di rumah kita sendiri. Jadi, apa masalahnya jika kita bermesraan?” Bintang tersenyum lebar untuk menutupi kegugupannya.Dia lalu berpura-pura memperbaiki duduknya, tapi matanya melirik ke arah pelayan tersebut.Charles menyadarinya. Dia pun mengusirnya. “Pergilah! Kamu sudah tidak dibutuhkan.”Pelayan itu terkejut. Biasanya, mereka akan berjaga tidak jauh dari meja makan, menunggu perintah lanjutan dari majikan mereka. Namun, kali ini, dia diusir begitu saja seolah dia adalah hama yang harus dihila
Terakhir Diperbarui: 2025-07-18
Chapter: Mei 43Sudah empat hari berlalu, dan Erik sudah sembuh dari lukanya.“Apa kau yakin sudah baik-baik saja?” tanya Mei. Tangannya masih sibuk dengan bawang di dapur. Dia sedang memasak pasta untuk makan malam kali ini.“Aku sudah baik-baik saja, Mei. Apa kamu tidak percaya?” keluh Erik.“Iya, aku percaya,” jawab Mei terkekeh.“Tidak, kamu masih belum mempercayainya. Mungkin jika aku menggendongmu, baru kamu percaya.”Wajah Mei sontak memerah. “Jangan bercanda! Aku sedang memegang pisau. Awas saja kalau kau berani!”Erik terbahak-bahak melihat bagaimana ekspresi wanita yang disukainya itu. “Aku tidak akan berani,” ucapnya sambil mengangkat kedua tangannya.“Apa yang akan kita lakukan setelah ini?” tanya Erik.“Menemui Gunawan, mencari bukti keterlibatannya dengan Mary, lalu mengadili mereka berdua,” jawab Mei dnegan berapi-api.“Lalu Toni?”“Pria itu tidak tahu apa pun. Aku justru merasa kasihan padanya. Dia sudah dibohongi oleh dua orang yang dekat dengannya. Apa kau tahu bagaimana menyakitkan
Terakhir Diperbarui: 2023-03-04
Chapter: Mei 42Toni berjalan dengan tenang menuju meja panjang yang penuh dengan alat-alat penyiksaan. Ada gunting dan pisau dengan berbagai ukuran. Ada juga gergaji, tang, dan sebagainya. Di sebelahnya ada alat penghantar listrik. Dan yang tidak kalah seru, ada cincin tinju. Cincin itu yang paling Toni suka karena dia bisa melampiaskan amarahnya dengan hingga puas.“Kau boleh memilih, Bob. Apa kira-kira yang cocok untukmu?” Mata Toni menyisir seluruh benda yang ada di sana. Tangannya bergerak perlahan, memilih yang cocok untuk pembukaan.“Ha! Ambil saja sesukamu! Aku tidak takut. Justru sebenarnya kaulah yang harus takut. Apa kau tahu kalau polisi mulai menyelidikimu? Hahaha!!” Tawa Bobi membahana.DUGH!!Toni memukul ulu hati Bobi dengan sekuat tenaga, tanpa ampun. Dia begitu marah mendengar kalimat Bobi.“Argghh!!” Bobi menjerit dan memuntahkan darah yang cukup banyak. Dagu dan kaosnya semakin penuh dengan darah. Aroma amis semakin pekat memenuhi ruangan.Bobi mengernyit, menahan sakit. Perutnya
Terakhir Diperbarui: 2023-02-19
Chapter: Mei 40“Kenapa kau ada di dapur?” Mei mengerutkan keningnya melihat Erik yang sudah duduk manis di bar stool dengan dua cangkir cokelat di depannya.Erik menjawab pertanyaan Mei dengan senyum yang sangat menawan. “Aku sudah tidak apa-apa. Lukaku sudah sembuh.”“Jangan terlalu banyak bergerak. Nanti jahitanmu kembali terbuka.”“Jangan khawatir tentang itu!”Mei menggeser kursi di samping Erik dan mendudukinya. Erik pun mengulurkan satu cangkir cokelat. Mei membuka bungkus roti dan memberikannya pada Erik.“Aku sudah berbicara dengan Lily semalam dan pagi ini dia mengirimiku email. Sebentar!” Mei merogoh ponselya di saku, membuka aplikasi, dan menunjukkannya pada Erik.“Jadi pria itu kenalan anak buah Toni??”Mei mengangguk. “Setelah menusukmu, dia berlari keluar dan bertemu dengan orang kepercayaan Toni, Gunawan. Setelah semua ini, dia masih mengelak kalau dia tidak berhubungan dengan kasus itu?? Kurang ajar!!” Mata Mei memerah. Rahangnya mengetat. Tiba-tiba, kebenciannya pada Toni memuncak.
Terakhir Diperbarui: 2023-02-15
Chapter: Mei 39“Selidiki rekaman CCTV!” perintah Toni begitu dia mendengar Erik dan Mei diserang sesaat setelah keluar dari ruang private.Entah kenapa Toni merasa penyerangan itu berhubungan erat dengan penyelidikan yang sedang mereka lakukan. Namun, siapa orang yang begitu terang-terangan ingin menghabisi mereka? Bolet sudah di penjara. Tidak mungkin Mary sendiri begitu berani melukai Erik dan Mei di keramaian. Apalagi wanita itu dari tadi terus saja menghubunginya. Lalu siapa? Apakah ada orang lain yang berhubungan dengan kasus ini? Tapi siapa?Pertanyaan-pertanyan itu terus saja bergema di kepala Toni. Siapa selain Mary yang menginginkan Mei dan Erik celaka??Toni mengambil ponselnya. Dia mencoba menghubungi Gunawan. Namun, setelah dua kali panggilan, Gunawan tidak juga mengangkatnya. Toni berdecak. Ini sudah kedua kalinya Gunawan tidak mengangkat panggilannya. Tidak biasanya orang kepercayaannya berlaku seperti ini karena Gunawan tidak mungkin mengambil job dari orang lain.“Ini, Tuan.” Anak bu
Terakhir Diperbarui: 2023-02-10
Chapter: Mei 38Toni tersenyum miring melihat siapa yang meneleponnya sore ini. Dua kali Mary menelepon, tapi Toni terus mengabaikannya. Ini adalah pertama kali bagi pria itu tidak mengindahkan Mary. Dulu, Mary adalah prioritas hidupnya, tapi kini wanita itu prioritas amarahnya.Pria itu sudah mendarat di Jakarta tadi sore dan kini sedang duduk di sebuah private room di restoran. Tadi siang dia mengirim undangan makan malam kepada seorang pria dan wanita. Dan kini, dia sedang menunggu kedatangan mereka.Toni kembali menatap layar ponselnya yang berkedip tanpa berkeiginan untuk menjawabnya. Darahnya selalu mendidih mengingat pengkhianatan yang dilakukan Mary. Apa yang dilakukan wanita itu seakan membuatnya menjadi kambing hitam atas meninggalnya seorang pria bernama Albert. Toni berjanji dalam hati tidak akan membuat hidup Mary tenang.Suara pintu yang dibuka mengalihkan perhatian Toni. Seyumnya terbit dengan indah. Seorang laki dan perempuan memasuki ruang private restoran itu dengan pandangan datar
Terakhir Diperbarui: 2023-02-08
Chapter: Mei 38Hanya satu nama yang terlintas dalam benak Toni, tapi dia terus berusaha menghilangkannya. Semakin kuat dia mengingatnya, semakin kuat dia menyangkalnya.Bodoh!! Toni merasa sangat bodoh!! Kenapa dia tidak mengecek rekeningnya? Dia bisa tahu dari kartunya yang mana yang mengeluarkan uang untuk membayar Bolet."Cepat!!!" teriak Toni pada Wawan.Tanpa kata, Wawan menekan pedal gas lebih dalam. Dia tidak tahu apa yang membuat bos besarnya ini begitu ingin sampai bank dengan cepat. Wawan terus saja menekan gas dan klakson agar bisa cepat sampai. Sesekali dia melirik spion. Bos besarnya itu terus saja memandang jalanan dengan kening berkerut. Lima belas menit kemudian, Wawan sudah menghentikan mobilnya di depan pintu lobi bank yang dituju Toni.Dengan segera, Toni membuka pintu dan segera turun. Begitu Toni turun, Wawan pun memarkirkan mobilnya dan menunggu bosnya di sana.Toni merapikan bajunya sebelum berjalan masuk. Seorang sekuriti membukakan pintu untuk Toni dan menanyakan keperluan
Terakhir Diperbarui: 2023-02-05