Secangkir Kopi Untuk CEO

Secangkir Kopi Untuk CEO

Oleh:  Pena Langit   On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
45Bab
5.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena sebuah coklat kecil seukuran permen, Anita harus kehilangan jabatannya sebagai Sekretaris Manajer. Bagaimana tidak, coklat yang dapat dari Manajernya itu ternyata mengandung alkohol. Meskipun kadar alkohol dalam coklat itu sangat rendah. Tapi itu sudah cukup membuat Anita yang lemah terhadap alkohol menjadi menggila di sebuah kafe tempat dirinya memenuhi janji untuk bertemu dengan sahabatnya, Cecilia. Anita yang terpengaruh alkohol, mengomel dan mencurahkan kekesalannya terhadap CEO perusahaannya yang dianggapnya diktator, kepada 3 orang berjas yang sedang melakukan rapat, tak jauh dari tempatnya duduk. Dia bahkan tak segan-segan menjelekkan dan menghina CEOnya itu. Dan sialnya, tanpa Anita sadari, salah satu pria berjas itu adalah CEO perusahaannya sendiri. Dan hal itu membuat Anita langsung di panggil dan mendapat teguran keras dari Sagara, seorang CEO dari DA.crop. Menyadari kesalahannya, Anita tidak dapat berkilah. Ia bahkan sudah siap jika memang harus di pecat secara tidak hormat. Tapi Sagara masih mempunyai hati. Dirinya masih mempekerjakan Anita dengan posisi baru, yaitu menjadi Office Girl pribadi Sagara. Yang tugasnya hanya memenuhi apa yang Sagara minta. Anita yang merasa jika dirinya bisa mengatasi cobaan ini, perlahan mulai menyadari jika dirinya sedang dijadikan mainan oleh Sagara. Sebab, setiap Sagara meminta secangkir kopi, dirinya selalu tidak puas dengan kopi buatan Anita. Dan selalu minta di buatkan yang baru tanpa memberi tahu kopi seperti apa yang sebenarnya Sagara inginkan. Hidup Anita yang sebelumnya tenang dan damai, mulai menjadi menyebalkan sejak dirinya jadi Office Girl pribadi Sagara.

Lihat lebih banyak
Secangkir Kopi Untuk CEO Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Rani Kartaadiredja
kok belum update kak
2022-02-24 17:59:55
1
user avatar
Pena Langit
Semangat untuk diriku sendiri
2022-02-06 22:05:13
2
user avatar
Anita Aprilia
ceritanya seru dan lucu. semangat untuk penulisnya. semoga banyak yang baca .........
2022-01-02 18:27:33
3
45 Bab
Coklat
Angin malam berembus menerbangkan helai-helai rambut panjang Anita. Wanita cantik berusia 24 tahun yang memiliki rambut panjang dan sehitam malam. Suara langkah kaki bersepatu pantofel yang ia gunakan. Mengeluarkan bunyi khas setiap kakinya melangkah. “Hah... hari ini aku capek sekali. Tanganku terasa mau patah dan kepala ku seperti mau pecah. Tiga minggu ini, benar-benar dua minggu yang sangat berat. Entah sampai kapan ini akan berakhir. Aku ingin liburan!” rengek Anita. Wajah bening di setiap masuk ke kantor itu kini tampak lesu dan berantakan. Bahkan rambutnya yang selalu lembut dan lurus, kini sedikit kusut dan di abaikannya. Handphone Anita tiba-tiba berdering dalam tas kantornya. Segera ia meraih handphone itu dan melihat si
Baca selengkapnya
Nasib Anita (bagian 1)
Anita ke kantor seperti biasanya. Ia pergi naik bus kota. Sarapan dengan 3 lapis roti tawar campur susu putih seperti biasa. Dan berdandan ala kadarnya seperti biasa. Yang membedakan hanya satu, dia bangun dari tidur dengan kepala yang agak pening. Dan sulit mengingat kejadian di kafe. Yang ia ingat terakhir, hanya curhatannya pada sahabatnya, Cecilia. “Pagi, Pak?” sapa Anita pada pak Budi saat memasuki lobi. “Pagi juga, Bu,” sahut pak Budi. Satpam yang bertugas di lobi. Anita berjalan dengan elegan. Langkahnya yang bersepatu pantofel menarik banyak mata. Dan saat mereka yang melihat tahu kalau itu Anita. Banyak yang memberi jalan agar Anita bisa berjalan dan masuk ke dalam lift terlebih dahulu. Mereka juga menyapa Ani
Baca selengkapnya
Nasib Anita (bagian 2)
Anita memesan nasi campur dan es jeruk untuk menu makan siangnya di kantin kantor. “Ini, Bu. Silakan,” ucap seorang pramusaji wanita yang usianya hampir sepantaran dengan Anita. Anita yang tampak muram jadi kian muram karena panggilan pramusaji kantin itu padanya. “Ina, bukannya sudah aku kasih tahu untuk tak memanggilku seperti itu? Aku belum cukup tua untuk kau panggil seperti itu!” protes Anita. “Maaf kak,,, tapi jabatan kakak yang tinggi itu membuatku harus memanggil seperti itu,” kilah Ina sambil tersenyum lebar. “Jabatan itu hanya di saat jam kerja, se
Baca selengkapnya
Hari Pertama Menjadi OB (bagian 1)
“A-apa?! Jadi dia CEO di perusahaan tempatmu bekerja?” pekik Cecilia begitu terkejut saat mendengar cerita Anita. Wanita cantik dengan tubuh ideal dan rambut panjang sepinggang yang selalu memakai sebuah bando berwarna merah itu sudah merasakan firasat buruk saat Anita mengoceh di depan 3 pria berjas kemarin. Apalagi saat melihat wajah kesal pria berwajah dingin yang sekarang ia ketahui bernama Sagara itu. Anita tersenyum kecut melihat reaksi Cecilia setelah dirinya bercerita mengenai dirinya yang dipindah tugaskan dari asisten manajer menjadi OB pribadi. “Sungguh sial nasibku, bukan? Tapi mau bagaimana lagi. Nasi sudah terlanjur menjadi bubur. Ya, walaupun mungkin besok menjadi hari yang berat, tapi paling tidak aku masih ada pekerjaan untuk memenuhi kehidupanku,” ujar Anita menghibur diri
Baca selengkapnya
Hari Pertama Menjadi OB (bagian 2)
Pukul 7:55 pagi. Dari arah pintu masuk kantor, Anita berlari sambil memeluk sebuah tas seharga ninja 250cc. Beberapa orang yang juga hendak masuk ke kantor, di serobotnya. “Maaf,,, permisi, permisi,,,” ucapnya saat menyerobot beberapa karyawan yang berjalan santai di depannya. Beberapa pegawai yang di serobot secara tidak sopan menjadi geram. Namun saat mereka tahu orang yang menyerobot adalah Anita, mereka malah cepat-cepat memberi jalan sekaligus memberi salam. “Pagi, Bu,,,” ucap beberapa dari mereka dengan penuh hormat. Tak ada yang tidak menyapa Anita. Satpam yang berjaga pun juga melepas senyumnya untuk Anita.
Baca selengkapnya
Aneka Kopi Untuk Sagara (bagian 1)
Anita sedang berdiri di depan meja pantri sambil melihat satu persatu jenis kopi hitam yang di belinya kemarin sepulang kerja. Ada sekitar 7 merek kopi yang ia beli. Ia melihat kopi-kopi itu dengan saksama, sambil memikirkan kopi mana yang akan ia buat terlebih dahulu. “Waduh mau jualan nih Bu ceritanya?” sapa Jaka menghampiri Anita sambil cengengesan. Jaka baru saja menyelesaikan tugasnya mengisi galon air di lantai 25 sampai 29. Dan kini sedang istirahat sejenak untuk mengatur kembali nafasnya. “Bisa di bilang seperti itu,” jawab Anita tanpa melirik Jaka yang berdiri  disampingnya. Jaka beranjak menjauh dan duduk kembali di kursi sofa yang
Baca selengkapnya
Aneka Kopi Untuk Sagara (bagian 2)
Anita mulai menyajikan satu demi satu kopi yang iya beli. Mulai dari Moccacino, “Silakan Pak,,,” dengan senyum lebar. Lalu Cappuccino, “Selamat menikmati, Pak,,,” senyum merekah. Lanjut ke kopi hitam dengan kombinasi gula aren, “Semoga Bapak suka,” masih dengan senyum. Lalu kopi Gajah, “,,,,” hanya senyum Dan yang terakhir kopi Ekspresso. “Se-la-mat me-nik-ma-ti Pak,” dengan senyum lebar yang di kombinasikan dengan wajah mengerut menahan amarah. Dan dari semua jenis kopi yang menghabiskan gaji hariannya menjadi OB. Tak ada satu kopi pun  yang di teguk habis oleh Sagara. Semua cuma di minum seteguk-seteguk. Jaka, Bu Ida dan Lendra yang sedang di pantri merasakan aura mematikan dari arah Anita
Baca selengkapnya
Si Menjengkelkan (bagian 1)
Dalam kamar yang sepi dan sendiri, Anita duduk bersandar pada tembok kamarnya. Laptop yang baru ia beli 3 bulan lalu, yang tergeletak di antara rak buku dan gelas pensil, dipandangnya muram. “Haahh.... Padahal baru saja kau aku beli dengan susah payah. Sampai-sampai aku tidak beli stok jajan bulanan hanya agar aku bisa segera membelimu. Tapi kini kau malah hanya tergeletak di sana tanpa melakukan apa-apa,” kata Anita merasa kecewa. Masih dalam ketermenungan, Anita kembali berpikir tentang semua usaha dan pencapaian yang ia lalui selama bekerja di DA.crop. Semua jerih payah dan pengorbanan yang ia lakukan, kini terasa bagai mimpi yang hanya lewat dalam pikirannya. Semua kenyataan yang beberapa waktu lalu ia rasakan begitu nyata. Kini terasa begitu semu dan menyedihkan.&
Baca selengkapnya
Si Menjengkelkan (bagian 2)
Pagi hari, di kantor. Sagara sedang memeriksa beberapa dokumen penting di atas mejanya yang kemarin sempat tertunda. Ia membaca dokumen-dokumen itu dengan teliti dan penuh konsentrasi. Namun konsentrasinya menjadi pecah saat ia mulai menyadari bahwa sudah lebih dari 10 menit Anita berdiri sambil memandanginya. “Ada apa kau melihatku seperti itu terus? Aku tahu aku sangat tampan. Tapi bukan berarti kamu boleh melihatku selama hampir 15 menit tanpa berpaling,” seloroh Sagara yang seketika membuyarkan tatapan kasihan Anita padanya. Sejak pagi Anita tak henti memikirkan kondisi hati Sagara. Anita yang pernah merasakan putus cinta tentu merasa prihatin dengan Sagara. Namun rasa prihatinnya seketika melebur saat Sagara melontarkan kata-kata yang mampu membuat urat kesal Anita muncul ke permukaan kulit kepala
Baca selengkapnya
Si Menjengkelkan (bagian 3)
Jam istirahat kerja masih tersisa 15 menit. Anita pun masih duduk mengobrol lepas dengan pak Braham. Namun di tengah obrolan yang terdengar bagai obrolan anak dan ayah, sebuah panggilan telepon masuk di handphone Pak Braham dan menghentikan obrolan keduanya. Pak Braham segera mengangkat teleponnya. Wajah Pak Braham terlihat serius dan tegang saat mendengar pembicaraan orang di balik telepon itu. Sesekali, ia melirik ke arah Anita. Seolah-olah, yang sedang di bicarakan oleh penelepon itu berkaitan dengannya. “Ah, iya Pak. Baik, iya baik, Pak,” Anita memandang wajah Pak Braham selidik. Ia menebak-nebak dalam hati, siapa orang yang telah menelepon Pak Braham sam
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status