“Kita adalah sepasang kerusakan yang saling mencoba memperbaiki.” *** Keluar dari kandang singa, masuk ke kolam buaya. Itulah situasi yang cocok untuk Scarlett Delillah saat ini. Terlepas dari tuduhan percobaan pembunuhan terhadap Regis Mondru—kekasih yang tidak mau mengakui kehamilannya, ia diusir keluarganya karena dianggap sebagai pembawa aib. Dari Brooklyn, Scarlett pindah ke New York untuk memulai hidup baru. Berjuang dan berhasil bertahan hidup dengan putrinya sebagai pâtisserie sekaligus pemilik toko roti Bake Me Up. Di saat kondisnya mulai stabil, adik ipar sahabatnya bernama William Molchior yang berlebel playboy berusaha mendekatinya. Scarlett yang trauma tentu tidak semudah itu menerima William. Namun, miliyuner tersebut selalu berusaha merobohkan dinding pertahannya yang sudah susah payah ia bangun. Bagaimana bila dinding yang sudah hampir dirobohkan William kembali utuh karena Regis tiba-tiba datang, memaafkan segala kesalahannya yang dulu lalu menawarinya sebuah pernikahan dan keluarga? Yang Scarlett ragu akan ia temukan pada diri playboy William Molchior. Lalu siapakah yang harus ia pilih? Si singa alias ayah biologis putrinya? Atau si buaya yang katanya sudah insyaf? *** Chacha Prima
View More“Kau mencintaiku kan, Scarlett?” tanya seorang laki-laki berumur dua puluhan pada seorang wanita yang tampak berninar-binar di hadapannya.
“Ya, sangat mencintaimu,” jawab pemilik rambut cokelat gelap sebahu itu.
Tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk mulai saling melabuhkan bibir. Semula pelan, lambat laun berubah menjadi menggebu-gebu. Angin musim panas yang membawa hawa gerah seolah tidak mempengaruhi mereka untuk saling memagut.
Scarlett Delillah merasa tubuhnya melayang ketika Regis Mondru memindahnya ke ranjang sedikit sempit sehingga menimbulkan lesakkan dan decitan begitu dua tubuh yang saling timpang tindih itu menempel kasur.
“Kalau begitu, aku mau melakukannya denganmu sekarang.” Suara Regis membentur daun telinga Scarlett.
Meski jalinan asmara mereka masih seumur jagung, tetapi karena sangat mencintai laki-laki yang berprofesi sebagai pengemudi monster truck tersebut, Scarlett rela melepas mahkotanya. Berhubung belum memiliki pengalaman, ia mulai merasa takut saat Regis sudah menurunkan ciuman itu ke leher, berikutnya membuang semua yang melekat pada diri Scarlett.
Wanita itu berubah gemetaran ketika Regis sudah meloloskan bagian dari dirinya sendiri lalu tersenyum. Baru Scarlett sadari, itu merupakan jenis senyum yang tidak sampai ke mata laki-laki tersebut, sehingga terkesan menakutkan.
“Kau sangat seksi, Scarlett,” ucap laki-laki itu lalu mulai mengarahkan sesuatu ke permukaan lipatan tubuh Scarlett yang lembut.
“Regis, tunggu sebentar,” sergah Scarlett semakin gemetaran. “Tu-tunggu. Aku rasa, aku masih belum siap.” Wanita itu mencoba mendorong dada Regis akan tetapi laki-laki itu mengabaikannya. “Regis! Berhenti! Berhenti! Aku mohon! Aku belum siap!”
“Ck! Berhentilah merengek, Scarlett! Ini tidak akan lama!”
“Aarrgghhhh! Sakit! Itu sakit! Berhenti sekarang!” Scarlett menjerit keras ketika merasakan sesuatu yang melesak ke dalam tubuhnya, seolah membelahnya menjadi dua. Namun, Regis yang sudah dilanda gairah membara tidak memedulikan jeritan Scarlett dan bergerak semakin liar dan liar. Lalu menumpahkan semuanya pada diri Scarlett yang menangis keras.
Jujur saja kejadian itu begitu membuat Scarlett menjadi pengidap sexophobia. Apalagi ketika Regis terus memintanya melakukan hal tersebut. Wanita itu selalu menolak. Karena hal itulah Regis yang semula lembut berubah kasar, yang semula perhatian berubah dingin dan mengabaikan Scarlett. Hingga sebulan berlalu dan malapetaka itu terjadi.
Di saat baru saja mengetahui dirinya tengah hamil, Scatlett mendatangi Regis di apartemennya. Namun, betapa terkejutnya ia mendapati seorang wanita tengah pasrah di bawah kungkungan Regis yang bergerak seduktif untuk wanita itu.
Scarlett menjerit marah dan mengacaukan pergulatan dua orang tersebut. Wanita selingkuhan laki-laki brunette itu pergi tanpa memiliki rasa malu usai mengenakan pakaian kurang bahannya. Namun, apa yang Regis katakan?
“Kau tidak mau melakukannya denganku lagi. Jadi apa masalahnya kalau aku mencari wanita lain?”
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi Regis. “Aku hamil! Dan kau malah berkelakuan seperti sampah! Dasar sialan!” maki Scarlett sambil melempar lima testpack yang sudah digunakannya dan menunjukkan garis dua semua ke Regis.
“Gugurkan saja! Itu masih belum bernyawa! Kita masih muda Scarlett. Aku masih ingin bersenang-senang.”
Hati Scarlett hancur berkeping-keping. Memamg benar ucapan Regis. Ia masih berumur dua puluh tahun. Masih harus menyelesaikan kuliahnya usai musim panas berakhir. Lalu bagaimana sekarang bila ia hamil? Cuti?
Dibutakan oleh kebencian, Scarlett melakukan sebuah manipulasi. Satu-satunya sahabat yang ia miliki menjadi alibinya untuk mencoba membunuh Regis. Sayangnya, semua berjalan tidak mulus karena bukan Regis yang celaka, melaikan ayah dari sahabatnya.
Polisi mendatangi rumah keluarga Delillah dan akan menjebloskan Scarlett ke penjara tetapi korban dari ulah manipulasinya membebaskan wanita itu dari tuduhan. Semua tidak lantas membaik. Regis beserta seluruh keluarga laki-laki itu semakin membencinya. Lalu dalam keadaan terpuruk, ayahnya berkata, “Mulai sekarang, kau bukan anakku lagi. Pergi dari rumahku! Aku tidak ingin melihatmu lagi selamanya!”
Selamat datang di chapter 24Tinggalkan jejak dengan vote dan komenTandai jika ada typoThanksHappy reading everybodyHope you like it❤️❤️❤️____________________________________________________It’s too cheesyBut it would be also not if you’re falling in loveYou wouldn’t care of everything around the both of you—Second Virgin____________________________________________________“Wah ... wah ... wah ..., apa ini, Boss?” celetuk Hillary Fin ketika melihat Scarlett masuk Bake Me Up dari pintu depan dan menerobos gerombolan pembeli yang mengantre whoopie pie marshmallow.“Apa, Hill?” Scarlett berbalik tanya lantaran bingung.“Kau tampak berbeda. Lebih shining, simmering, splendid,” goda Hillary yang semula berkacak pinggang, kini dengan wajah berseri-seri mengitari Scarlett sembari meneliti bosnya dari atas hingga bawah dan menemukan sesuatu yang berbeda.Selain riasan yang memudar, bosnya memang masih mengenakan pakaian yang sama, tetapi auranya jelas berbeda. Tadi pagi, aura Scarl
Selamat datang di chapter 23Tinggalkan jejak dengan vote dan komenTandai jika ada typoThanksBut before you read this chapter, I wanna tell you something. Chapter ini dibuat semata-mata untuk hiburan belaka. Tidak ada sangkut-pautnya dalam kehidupan nyata.Dan kenapa harus ada warning 21+?Karena selain adegan, latar belakang cerita ini juga di New York. Yang kita ketahui di sana sangatlah bebas. Maksud saya, bebas berpikir, mengutarakan pendapat, maupun menjalin hubungan. Tidak tabu dengan hal berbau hubungan badan sebelum pernikahan. Itu hal yang sangat wajar di sana. Malah orang-orang berselogan “Kau harus mencoba sebelum membeli” terhadap seks. Terhadap tinggal bersama. Mereka juga memiliki pendapat “Bagaimana kalau masih pacaran saja tinggal bersama sifatnya sudah begini? Apakah nanti bisa cocok untuk pernikahan? Makanya harus dicoba dulu kan? Siapa tau nyaman, atau siapa tau nggak nyaman.”Yah, intinya, selamat membaca teman-temanSemoga suka dan terhibur yaNggak usah dipiki
Selamat datang di di chapter 22Tinggalkan jejak dengan vote dan komenTandai juga kalau ada typoThanksHappy reading everybodyHope you like and enjoy this story as well❤️❤️❤️____________________________________________________Waktu penyembuhan trauma tiap orang berbeda-beda—William Molchior____________________________________________________Dari balik kursi kemudi Chevrolet yang masih terparkir di tempat semula, Scarlett Delillah memperhatikan Regis Mondru masuk Buggati hitam edisi terbatas pria itu yang tak lama kemudian meninggalkan Bake Me Up. Barulah ia bisa leluasa mengosongkan paru-parunya sembari mengendorkan punggung ke jok. Tanpa tedeng aling-aling, air mata Scarlett merebak, mengancam tumpah. Sekujur tubuhnya pun masih gemetar diselubungi dingin dengan jantung bertalu-talu serta pikiran kalut.Scarlett menutupi wajah menggunakan kedua telapak tangan serta membiarkan pertahanan dirinya bobol. Selagi menumpu kepalanya di atas stir, ia berpikir apakah tindakannya terla
Selamat datang di chapter 21Tinggalkan jejak dengan vote dan komenTandai juga kalau ada typoThanksHappy reading everybodyHope you like and enjoy this story as well❤️❤️❤️____________________________________________________Tidakkah kau berpikir itu menyiksaku?—Scarlett Delillah____________________________________________________Interkom penthouse William berdering nyaring, mengguncang-guncang tidurnya supaya bangun. Mengabaikan gangguan itu dan kembali tidur memang terasa menggoda. Namun, kala menyadari benda tersebut tidak akan berhenti meraung-raung hanya dengan dibiarkan begitu saja—kecuali tamunya tahu diri untuk tidak mengganggu waktu liburnya yang sempit, William tahu ia harus bangun mengurusinya.Ia memaksa kesadarannya bangkit. Kepalanya yang didera rasa pusing dan perutnya yang pengar membuatnya mengeram. William tidak ingat bagaimana bisa sampai rumah. Memori otaknya hangat ingat semalam minum banyak ditemani Loven sampai teler. Asumsi kuat yang jelas berkaitan deng
Selamat datang di chapter 20Tinggalkan jejak dengan vote dan komenTandai apabila ada typoThanksHappy reading everybodyHopefully you like and enjoy this story as well❤️❤️❤️____________________________________________________Kau tidak bisa terus-terusan hidup di masa lalu dengan orang-orang yang selalu kau inginkan memaklumi atau kauminta mengerti atas traumamu—William Molchior____________________________________________________“Boss, tenanglah. Percayakan saja ini pada William,” mohon Hillary kepada Scarlett yang melihat bossnya menunduk dan masih sibuk menyeka ingus.Topik tentang Jenna menjadikan Scarlett jauh lebih sentimental daripada pertengkarannya dengan Regis. Jenna selalu menjadi nomor satu bagi Scarlett. Ia mengingat setiap perjuangannya setelah diusir dari rumah dalam keadaan hamil. Lebih tepatnya, hamil dan sendirian. Ia pernah berniat bunuh diri dengan berencana meminum sebotol obat tidur yang telah dibelinya di apotek. Namun, ketika semua pil itu sudah dalam ge
There’s a girl who stole my heartAnd she—must—call me father—Regis Mondru___________________________________________________Tubuh Scarlett bergetar hebat dan terasa begitu dingin dalam dekapan William. Kondisi yang kontras dengan suhu di sekitar. Apalagi di antara oven-oven raksasa yang keberadaannya memenuhi setiap sudut dapur pada cuaca musim panas, yang semestinya menebar gerah.Scarlett yang menggigiti kuku sambil bercucuran air mata tanpa berkedip dan menatap pada satu poros dengan tatapan menerawang pun merasakan sapuan tangan besar William pada punggungnya. Bekas usapan tersebut meninggalkan jejak kehangatan. Secara bersamaan, ia mendengar pria itu menyuntikkan kata-kata semujarab mantra
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments