Violetta's pov
Namun, ketika jendela mobil itu diturunkan, aku dapat melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil hitam itu...
"Naik mobil denganku."
"Maaf, aku gak bisa,"balasku pada pengendara mobil itu dengan tersenyum maaf.
"Gak apa apa, sekalian jalan kita kan searah,"balas pria itu sembari keluar dan mendorongku untuk masuk.
"Baiklah,"balasku sembari menghindarinya dan mulai memasuki mobilnya.
Seketika, suasana mobil hening dan hanya terdapat alunan lagu dari radio.
Aku berusaha untuk melihat ke arah jendela mobil dan tak menatap sedikit pun pada pria di sampingku.
"Jadi, suamimu dimana?"tanya pria itu padaku dan membuatku teringat dengan kejadian tadi pagi.
"Em..dia lagi sibuk buat ngatur perusahaannya Han.."balasku dengan senormal mungkin.
"Yang bener? Masa iya dia sampai biarin kamu nunggu angkutan umum di pagi pagi bolong gini.."balasnya sembari membelokkan mobilnya menuju perusahaan tempatku bekerja.
"Gak apa, dia gak tau.."balasku dengan tersenyum sedikit sebagai tanda aku tidak apa.
"Ok, kalau ada masalah bilang ya.kita masih jadi teman kok,"balasnya sembari memberhentikan mobilnya di dekat perusahaan ku bekerja.
"Sudah sampai Vi."
"Han..makasih ya..maafin aku yang ninggalin kamu pas lamaran,"balasku dengan rasa yang tak enak.
"Tidak apa, hush..jangan pikirin lagi Vi.semua udah berlalu juga,"balasnya dan membuatku merasa hangat.
Aku pun menuruni mobilnya dan mulai memasuki perusahaan.tiba tiba, ketika aku akan masuk ke ruangan kerjaku..aku ditarik oleh seorang laki laki yang telah menggunakan jas berwarna hitam.
"Sakit Vin!"ujarku padanya dan tak mendapat balasan apa pun darinya.
Ia membawaku ke ruangannya dan terdapat sebuah tulisan CEO di meja kerjanya.kebetulan ruangan ini kedap suara dan tak akan dilihat oleh orang lain sehingga aku mulai berontak.
"Lepasin!"gertakku padanya ketika memasuki ruangannya.
"Lo jelasin dulu! Cowok tadi siapa lo!"hardiknya padaku dan membuatku makin kesal pada laki laki ini, Davin.
Aku pun melepaskan pegangannya dengan kuat dan mendorongnya ke belakang dengan penuh amarah...
"AKU GAK MAU JELASIN!!"teriakku padanya dan pergi keluar dan memegang gagang pintu Davin.
"Kalau kamu keluar, aku akan memecatmu!"balasnya dan membuatku memandangnya dengan miris.
"Kamu telah melewati batasku.baik, aku B.e.r.h.e.n.t.i !!"tekanku padanya dan melepas kartu pegawaiku di depannya.
Plak!!
Seketika, ia memukul lenganku dan membuatku merasakan rasa sakit yang menusuk.hal ini pun membuatku terduduk memegang lenganku dan menahan rasa sakit.
Tiba tiba, ia memegangku yang telah terduduk dengan kuat dan mengatakan ucapan dingin yang membuatku meneteskan air mata dengan deras.
"Kamu adalah perempuan terburuk yang pernah kutemui."
Aku pun menggigit bibirku hingga berdarah dan berusaha pergi darinya.aku merasakan kepalaku yang berkunang setelah rasa sakit lengan itu menghilang dan mulai memegang sudut meja.
"K-Kau juga adalah laki laki terkejam yang pernah kutemui.."ujarku terbata bata dan berusaha untuk keluar dari ruangan itu dengan kondisi agak berantakan serta lengan yang bergetar sedikit.
Tiba tiba, laki laki itu merubah raut wajahnya dan mulai menyadari bahwa ia salah bertindak.ia mulai menahan tanganku dan dibalas dengan tatapan tajam dariku untuknya.
"Ta, maaf..gua tadi kebawa emosi."
Aku meninggalkannya dan membuka pintu untuk keluar dari ruangan tersebut.
Ceklek!!
Untungnya, semua karyawan sedang rapat dengan manajer sehingga tiada yang melihatku keluar dengan bibir ternoda darah dan lengan yang memar.
Ketika aku keluar, aku dengan segera memanggil taksi dan masuk ke dalamnya.
"Non, ini ada apa?"tanya supir itu.
"Gakpapa, cuma jatuh aja.makanya mau balik.."bohongku pada supir itu
"Oh..mau kemana?"
"Ke jalan Raden Saleh, no 8, blok 33."
"Baik non."
Dengan segera, taksi itu melaju dengan kecepatan sedang menuju rumah Divan.
Setelah sampai, aku segera membayarnya seperti biasa lalu mulai memasuki rumah yang megah namun tak ada kebahagiaan sama sekali..
Tap, tap, tap...
"Sshh, sakit sekali.."gumamku sembari menaiki tangga dengan terseok seok.
Aku segera melangkah ke kamarku dan mengambil kotak obat dari bawah kasurku.
Ketika aku sedang mengobati lukaku, terdengar suara mobil yang berhenti di luar rumah yang disertai dengan suara terbukanya pintu.
Orang itu mendekat ke kamarku dan berusaha untuk membuka kamarku.
Ceklek!
Krit....
Ketika ia berhasil masuk, ia terkejut melihat keadaanku yang dipenuhi oleh memar dan bibirku yang berdarah karena kugigit.
"Astaga...kamu kenapa??...
Davin's povKetika aku sedang melajukan mobilku, aku sempat menelpon asisten pribadiku untuk mulai menyewa asisten rumah tangga untuk rumah ini.Lagipula asisten lama telah pensiun dan harus digantikan dengan yang baru.Tut!..Ketika aku selesai menelpon, aku melihat istriku sendiri menaiki mobil orang lain dan bahkan hampir disentuh oleh pria lain.Sontak aku pun mulai mengemudikan mobilku untuk mengikuti mereka berdua dengan diam diam.hatiku serasa mendingin dan agak kesal melihat Violetta bersama pria lain.'Apakah ia telah memiliki kekasih sebelum menikah?'pernyataan itu terus melayang di benakku dan membuatku semakin geram.Aku pun terus mengikuti mereka dan mendapati bahwa mereka berhenti di depan perusahaan aku. Aku lalu segera memanggil dan memerintahkan orangku untuk memarkirkan mobil sedangkan aku pergi mengejar Violetta.Ketika ia akan memasuki kantornya, aku denga
Violetta's pov"Cowok tadi pagi yang nganterin kamu itu siapa?"tanya Davin dengan suara yang agak berat dan menatapku dengan dalam.Aku pun menatapnya dengan ragu ragu.ia sepertinya tidak sadar bahwa pertanyaan yang ia ajukan ini merupakan salah satu pertanyaan sensitif bagiku dan sulit dijawab karena akan membuat aku merasa merinding memikirkan perbuatan yang kuperbuat saat itu..Setelah berpikir agak lama, aku pun mulai mendesah dan bersiap untuk menjawabnya.kupandang wajahnya yang menatapku dan menunggu jawaban dariku."Janji dulu,"ucapku membuka keadaan yang awalnya cukup hening."Aku harus menjanjikan apa??"tanyanya dengan wajah yang telah berubah menjadi semrawutan."Jangan marah pada aku setelah aku menjawab pertanyaanmu.sekalian boleh jelasin gadis yang ada di potret kamar aku itu,"balasku padanya sembari melipatkan kedua lenganku.
Violetta's povTak terasa, beberapa minggu telah berlalu.Aku tidak jadi berhenti bekerja karena manajerku yang tidak rela melepas diriku pergi. Akhirnya, aku kembali bekerja di perusahaan suamiku sendiri..Suamiku, Davin telah berubah menjadi lebih hangat padaku. Entah mengapa sekarang aku mulai merasa bahwa ketika sedang bersamanya, aku merasakan perasaan nyaman dan hangat.Perasaan ini membuat jantungku berdetak lebih cepat dan dapat mengosongkan pikiranku sewaktu waktu ketika memikirkannya.Seolah olah aku sedang dibutakan oleh suatu hal yang tak kumengerti sama sekali. Bahkan terkadang, ketika ia sedang tiada aku dapat memikirkannya terus menerus.Perasaan apakah ini??Tiba tiba, lamunanku dibiaskan oleh suara dari teman kerja yang menghampiriku."Vio, lo tau gak? Perusahaan kita akan melakukan perjanjian kerja sama dengan seorang wanita dari luar negeri !!!"
Davin's pov"Syarat dariku adalah menikahlah denganku." Ujarnya dengan tersenyum licik."Tidak mungkin!! Aku telah menikah!" bantahku dengan cepat dan tegas."Baiklah, kalau begitu aku akan memutuskan kontrak ini." Ancam Natasha, mantan pacarku ini."Jika syarat itu tidak berkaitan dengan rumah tanggaku.. aku akan menerima kontrak ini." Ujarku sembari berdiri dan mulai melangkahkan kakiku meninggalkan Natasha.'Aku akan mendapatkanmu. percayalah' batin Natasha dalam hatinya dan mulai beranjak . Setelah beberapa menit, ia keluar pula dari restoran tersebut.Aku tetap teguh dalam menolak syarat ini. Jika aku menerimanya, tentu saja hal ini dapat melukai istriku sendiri!Aku segera pergi meninggalkannya dan keluar dari restoran ini dengan wajah buruk. Dengan segera, aku mengemudikan mobilku kembali ke perusahaan untuk mengabarkan mereka bahwa kontrak ini dibatalkan..
Violetta's povBruk!!Aku hampir terpelanting dan tiba tiba ditahan oleh seorang perempuan yang menggenakan dress berwarna biru laut."Terima kasih kak," ucapku sembari tersenyum dan senyumku mengeras ketika melihat wajah gadis itu.."Sama sama juga kak," balasnya lalu mulai berjalan melewatiku menuju ke dalam bar.'Apakah itu gadis yang bersama Davin di potret itu?'Pikiranku mulai melayang ke kejadian sebelumnya ketika aku melihat sebuah potret gadis di kamar ku.Lalu aku membandingkan wajah gadis itu dengan perempuan tadi dan dapat kusimpulkan bahwa wajah mereka cukup mirip.Hanya saja wajah perempuan tadi lebih menawan dibandingkan saat di potret dan membuktikan bahwa ia adalah salah satu perempuan tercantik yang pernah kulihat.Aku pun mulai merasakan perasaan yang tidak berdaya dan kurang percaya diri.Jik
Violetta's pov"Cowok lo ngomong sama cewek asing itu selama beberapa jam.""Benarkah?" Tanyaku padanya kembali."Iya, dari awal masuk kerja mereka lagi ngebahas sesuatu.."Aku pun mulai berbalik dan meninggalkan mereka semua. Kepalaku sangatlah terasa pusing. rasanya aku ingin pergi dan keluar dari semua pusaran masalah ini.'Sepertinya..aku terlalu melibatkan perasaan dalam rumah tangga ini'Aku pun mulai pergi ke sebuah taman tempatku sering bernaung bersama Rio dan Feysya saat itu. Aku pun duduk di tempat yang dikelilingi oleh pohon dan mulai menangis..Tidak tahu kenapa, kali ini tangis ini bukan hanya kesedihan belaka. Melainkan disertai oleh hati yang terasa sakit dan sesak..Aku memukul dadaku yang terasa sesak sekali dan berusaha menenangkan diri dahulu.Tiba tiba, terdapat sebuah tangan yang menyodork
Davin's pov"Ta!!...." ujarku sembari mengangkat tubuhnya yang lemas dari lantai yang dingin."Astaga... denyutnya lemah," Gumamku dengan panik dan agak bergetar.Dengan cepat, aku mengeluarkannya dari rumah lalu membawanya masuk ke dalam mobil . Aku membaringkannya di jok belakang.Setelah selesai,aku mengemudikan mobil itu menuju rumah sakit.Jantungku berdetak dengan cepat ketika melihatnya dalam kondisi seperti ini. Aku mulai mempercepat laju mobil menuju rumah sakit sembari memperhatikannya dari kaca dalam mobil.Brum!!Setelah sampai, aku memberhentikan mobilku dan kembali menggendongnya yang tergeletak di belakang. Ketika aku melihat wajahnya yang sayu dan pucat, perasaan tidak enak muncul dalam hati..'Aku bodoh sekali'Dengan rasa takut dan gelisah, aku membawanya masuk ke dalam rumah sakit .
Davin's povAku mulai menuju kantor kerjaku dengan segera dan melakukan hal yang dulu sering kukerjakan selagi masih remaja, menghacker akun orang.....Aku mulai mencari akunnya untuk di hack dan setelah ketemu, aku memasuki sebuah tempat . Aku meregangkan jariku terlebih dahulu dan mulai kumainkan jari jariku di atas keyboard dengan sigap dan kebut.Trik! Trik! Trik!Terdengar sebuah ketukan dari keyboard dan aku masih mengetik terus menerus. Terkadang, aku memindahkan mouse nya ke segala arah untuk mengatur sesuatu..Setelah agak lama, aku mulai berhasil memasuki identitasnya. Aku hanya perlu menunggu dan mulai melihat berbagai file yang berada di tangannya. Aku menghapus file file yang ia ambil dariku serta memberikan virus pada file miliknya sebagai balasan atas kelakuannya.Setelah selesai, aku mulai mengatur file yang tiada dalam komputer perusahaan kar