Share

10. Tidak Menyukai Perjodohan Karena Orientasi Seksual Yang Rumit

Elang memang menyihir pandangan mata Dimas pada awalnya, sampai Dimas mengira bahwa Elang adalah Aru. Akan tetapi ada satu hal mencolok yang membedakan antara Elang dan Aru, yakni tatapan mata mereka.

Aru biasanya memiliki tatapan mata lembut dan juga ramah, akan tetapi Elang memiliki tatapan mata yang arogan dan ketus. Dan jujur saja Dimas bisa melihat goresan luka di dalam mata Elang. Dimas semakin merasa cemas. Keadaan seperti Elang mungkin benar-benar menumbuhkan banyak dendam di dalam hatinya. Hal itu bisa saja membuat Elang melakukan hal tidak baik di dalam misi pertukaran peran ini.

Akan tetapi Dimas tidak bisa berbuat apa pun, karena sekeras apa pun dia mengingatkan Aru maka hasilnya akan sama saja, yakni Aru tetap bersikukuh pada pendiriannya. Yakni dia tetap akan bertukar peran dengan Elang. 

“Jadi… Dim, ini Elang. Elang, ini Dimas sahabatku. Dia yang akan banyak membantu di dalam misi pertukaran posisi kita. Dia yang nantinya akan menjadi doktermu saat kau berpura-pura mendapatkan amnesia. Dengan Dimas maka semuanya akan berjalan dengan baik, dia adalah orang yang bisa dipercaya.” Aru berkata panjang lebar setelah mereka sampai di ruang tamu milik Dimas dan dia duduk di atas sofa. Tubuhnya bergetar karena lelah akan tetapi dia tidak mau berhenti sampai di situ. Dia harus segera mengakhiri semua ini, agar dia bisa segera berobat dan agar dia bisa segera kembali ke dalam pelukan Bela. 

Elang nampak tidak peduli. Dia hanya duduk bersedekap, pandangan mata bosan dan teksesan menantang. Dimas tidak menyukai itu. Dia mulai ragu bahwa dia bisa bertahan dengan Elang nanti, karena Dimas adalah tipikal orang yang tidak bisa mentolerir sikap angkuh seperti milik Elang. 

“Jadi intinya aku sudah membuat rencana yang cukup matang. Aku juga akan memberikan informasi yang penting pada Elang nanti mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan. Aku tetap menumpukan harapan banyak padamu, Elang. Jadi aku tetap akan bisa menyimpan rahasiamu dari ayah.” 

Mendengar bahwa ayahnya disebut lagi, Elang menjadi agak geram. Wajahnya tiba-tiba saja berkedut. Jujur bahwa dia tidak menyukai cara Aru menjebaknya, dan itu terkesan sangat kotor. Masa lalu mereka sudah dipenuhi oleh tindakan curang tanpa disengaja. Aru telah merebut semua kebahagiaan milik Elang, dan sekarang dia berusaha untuk menekan Elang?

Tadinya Elang memang takut pada Aru, akan tetapi ketika melihat bahwa posisinya cukup kuat maka Elang akhirnya memberontak, “Kau pikir kau bisa membayarku apa dengan menyuruhku seenak yang kau mau? Aku mencoba untuk mengulur-ulur waktu agar aku bisa melihat rencana apa yang kau buat, dan seberapa menderitanya kau saat ini. Sekarang aku sudah tau jawabannya, jadi aku tidak akan pura-pura terpojok lagi.”

Elang kemudian bangkit, dan sejujurnya saja dia sudah merasa menang. Tubuhnya yang tegap menjadi begitu agung, hanya saja jika aura bengis tidak menyelimuti matanya. Tubuhnya yang bergerak menjauh akhirnya terhenti setelah dia mendengar ucapan dari Aru.

“Kau pikir kau bisa berbohong? Kau hanya mengulur-ulur waktu saja? Lalu kau tidak keberatan jika aku menelepon ayah kan?” Aru tidak mau mengambil jalan curang ini kembali, setelah dia menjebak Elang dan menyeret saudara kembarnya secara paksa dalam misi yang menguntungkan dirinya sendiri. Akan tetapi Aru tidak memiliki pilihan lagi, dia sudah tidak memiliki pilihan lain.

Dimas menganga kala melihat keberanian Aru. Aru memang lelaki yang memiliki beberapa kepribadian rumit di masa lalu. Terkadang dia bisa terlihat begitu kokoh dan berwibawa, terkadang dia bisa terlihat begitu berani, akan tetapi terkadang dia bisa terlihat agak penakut dan juga agak pemalu.

Akan tetapi Dimas tidak pernah menyangka bahwa Aru bisa menjadi sekuat ini dalam mengintimidasi Elang yang tubuhnya jauh lebih kekar dan lebih kuat darinya. Dimas mulai mengalkulasi kapan kira-kira baku hantam akan terjadi di depannya, dan dia mulai mencari sejata jika perlu. Di sini dia harus melindungi dirinya dan juga Aru.

Elang memutar tubuhnya, membuat dirinya tampak menjadi sangat percaya diri. Jika dia ingin melawan penindasan ini maka dia tidak boleh terlihat gentar dan takut. Jika dia melakukan itu pasti Aru akan menemukan celah lebih besar lagi untuk memanfaatkannya. 

Bayang-bayang Elang jatuh dengan lembut di atas lantai. “Aku ke sini untuk berlibur. Dan kau mau menelepon ayah?” Elang agak gemetar saat mengatakannya. “Okay, telepon saja dia. Aku tidak masalah. Ayah tidak bisa melukaiku hanya karena aku berniat untuk berlibur di sini. Dia juga sudah tau kepergianku ke sini.” Elang menumbuhkan rasa percaya dirinya yang sejujurnya hanya palsu. Tenggorokannya seolah tercekat, karena di dalam dirinya dia merasakan ketakutan yang sudah menjebaknya. Rambutnya seolah meremang. 

Aru tidak menanggapi untuk beberapa saat. Dia tau bahwa Elang hanya menipunya, terlepas betapa pandainya dia menyembunyikan ketakutan itu sendiri. Aru juga tidak kaget dengan perlawanan yang dilakukan oleh Elang karena sejujurnya dia sudah memperkirakan mengenai ini sebelumnya. 

Elang adalah sosok yang keras dan juga arogan saat Aru bertemu dengannya di Lombok, jadi Aru sudah menyangka bahwa akan ada setidaknya sedikit saja perwalanan atau sejenis pemberontakan. Belum lagi kala mengingat mengenai ucapan Dimas yang mengatakan bahwa Elang mungkin saja tidak akan melakukan tugasnya dengan baik karena dia telah menyimpan dendam untuk Aru dan juga ibunya.

Jadi akhirnya Aru berkata, setelah dia memeriksa ponsel dan menunjukannya pada Elang, “Aku tau alasanmu pergi ke sini, atau tepatnya bersembunyi di sini. Sebenarnya kau sedang berada di dalam sebuah perjodohan bukan? Maka dari itu kau ingin menghindarinya. Berlibur? Elang, kau sungguh buruk dalam berbohong.

“Mana mungkin aku akan mempercayai itu? Ayah tidak akan pernah membiarkanmu untuk pergi ke tanah air kembali, dia pasti tidak akan membiarkanmu melakukan itu. Sebagai bentuk penghindaran dari ibu dan juga diriku, ayah sampai tidak pernah membuka cabang perusahaan di sini. Kau pikir aku akan percaya begitu saja bahwa kau ke sini untuk berlibur?

“Aku sudah yakin bahwa kau sendiri tidak memiliki banyak kesempatan sekarang. Aku tau kau masih tidak menyukai perjodohan ini mengingat orienstasi seksualmu yang cukup rumit.”

Dimas menelan ludahnya sendiri. Kulitnya yang bersih dan juga putih nampak memucat. Dia kemudian mengawasi Elang, dengan pandangan lebih aneh dari sebelumnya. Elang memiliki orientasi seksual yang unik, Dimas kira Elang menyukai sesama jenis, jadi….

Sementara Elang terlihat mematung. Dia tidak pernah tau bahwa Aru cukup licik untuk menjebaknya dengan sangat detail. Pelariannya di Pulau Lombok memang dilakukan agar dia bisa menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya padanya. Semenjak penolakan yang dilakukan oleh ibunya, dan semenjak dia ditelantarkan oleh ibunya Elang telah membuat sebuah dinding yang sangat besar di dalam hatinya.

Dia sendiri merasa muak kala melihat kepada para gadis berada di dekatnya, melihat mereka menatapnya dengan lembut, atau ketika mereka terlihat tertarik pada Elang. Karena baginya semua itu palsu dan semua itu tidak akan bisa bertahan lama.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status