Share

5

Ceklek

"Ra - Raga?"

Dengan cepat Raga pun menarik pergelangan tangan Dania dan membawanya

"Ikut gue." titahnya dingin seraya menarik pergelangan tangan Dania

"Nggak, lepasin gue. Gue gak mau ikut sama lo brengsek!" tegasnya

Plak

Dengan kesal pun akhirnya Raga menampar pipinya Dania,

Dania yang kaget pun hanya bisa menatap Raga sendu sambil memegang pipinya yang baru saja di tampar oleh kekasihnya sendiri.

"Lo bilang apa?!"

"Brengsek!" jawabnya tegas

Lalu Raga pun semakin mengeratkan pegangannya pada pergelangan tangan Dania, yang membuat gadis itu sedikit meringis kesakitan

"Ga, sakit." lirihnya

"Ikut gue!" titahnya

"Gak mau Raga, gue gak mau!" teriaknya

Feby yang mendengar suara teriakan itupun langsung berjalan keluar menghampiri sumber suara.

"Jangan bantah gue Dania Vloreta Aurelia!" tegasnya

"Dan ada ap- pa sih, Raga!" teriaknya

"Pergi lo brengsek, lo apain sahabat gue ha?!" tegasnya menarik tangan Dania

"Lo gak usah ikut campur! Dania pacar gue." tegasnya

"Gue sahabatnya dan gue berhak ikut campur kalo itu mengenai hidupnya Dania, yang hancur karena Lo!" ucapnya tegas

"Maksud Lo?!"

"Lo gak sadar? apa emang goblog? Dania itu benar-benar tertekan karena semua kelakuan Lo!" ucapnya

Raga pun terdiam sejenak lalu menarik kembali pergelangan tangan Dania dan membawanya pergi dari sana.

"Dania!" teriak Feby

"Gue gak papa Feb." ucap Dania dengan tersenyum sendiri.

Kini mereka tengah berada didalam mobil milik Raga.

Dengan sangat terpaksa Dania menuruti perintah Raga, karena memang selalu seperti itu, ini yang Dania takut kan Raga akan kasar padanya sampai bermain tangan.

Raga benar-benar kalut dia terbawa emosi karena khawatir terhadap gadisnya sampai-sampai harus kembali menamparnya.

Tanpa sadar kini matanya Dania mulai terpejam.

Tak butuh waktu lama kini Raga tengah sampai di depan rumahnya, saat ini Raga tidak ingin membawa Dania ke Apartemennya takut kalau dia berbuat yang lebih pada gadisnya ketika emosi.

Setelah memberhentikan mobilnya Raga pun melirik ke arah Dania yang sedang tertidur lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Dania dan berkata,

"Lo keliatan cantik dan polos waktu tidur, dan gue suka itu." ucapnya lalu mencium sekilas kening Dania.

Dan berusaha membangunkan gadis itu.

"Dan, bangun udah sampe." ucapnya

"Dania?"

"Dania?!"

"Dania bangun Dan." teriaknya panik lalu menempelkan telapak tangannya pada kening Dania yang ternyata sangat panas, Dania demam ya, tentu saja karena semalam Dania kehujanan.

"Dania, badan lo panas Dan."

"Dania bangun Dan," ucapnya seraya menepuk pelan pipi Dania lalu keluar mobilnya dan menggendong Dania ke dalam rumahnya.

"Bundaaa.." teriaknya sambil menggendong Dania

"Bun, bunda." panggilnya sekali lagi

"Aduh kenapa sih, masuk rumah bukannya ucapin sal- am eh, yaampun Raga Dania kenapa? Kamu apain ha?!" teriaknya histeris lalu menghampiri Raga

"Dania pingsan Bun, gak Raga apa-apain ko."

"Bohong, eh ini badannya panas banget ini mah demam, kenapa gak di bawa ke rumah sakit Raga." omel sang bunda

"Duh Bun, Raga kan panik yaudah lah ini gimana?"

"Yaudah bawa aja ke atas bunda ambil kompres, makannya sama obatnya bentar."

Lalu Raga pun membawa Dania ke kamarnya dan membaringkannya di sana.

Raga pun duduk di samping Dania dan,

Tiba-tiba pikirannya teringat sesuatu

Flashback on

"Ga, Lo tau kenapa kalo gue sakit gue gak pernah mau di bawa ke rumah sakit?"

"Nggak kenapa?"

"Karena gue gak mau ngeliat orang-orang yang sakit kaya gue."

"Tapi kan cita-cita Lo pengen jadi dokter, gimana caranya lo mau jadi dokter kalo Lo gak mau ke rumah sakit?"

"Kan tadi gue bilangnya kalo gue sakit Raga."

"Dan iya satu lagi, kadang rasa sakit itu tercipta supaya kita bisa jagain orang yang kita sayang. Karena bagi gue ngeliat orang yang gue sayang sakit itu lebih sakit dari rasa sakit gue sendiri,gue tuh kaya kelihangan separuh dari hidup gue Ga."

Flashback off

"Raga, bentar ya bunda mau kompres Dania nya dulu." ucap sang bunda yang baru memasuki kamarnya Raga

"Iya Bun,"

"Nah udah, sayang kalo Dania nya udah bangun kamu kabarin bunda ya soalnya bunda mau keluar sebentar ada urusan terus kamu langsung kasih dia makan ya biar enakan badannya obatnya bunda taroh disini ya, kalo perlu kamu panggil dokter ya? Bunda keluar dulu Assalamualaikum." ucapnya lalu pergi

"Waalaikumsalam Bun,"

Lalu Raga pun kembali menatap sang gadis dan mencium puncak kepala Dania lalu kembali menatapnya.

"Sorry Dan, Lo pernah bilang rasa sakit itu tercipta supaya kita bisa jagain orang yang kita sayang kan? dan gue gagal jagain lo, bukannya jagain gue malah buat lo celaka sama ulah gue. Lo bener ngeliat orang yang kita sayang sakit itu, lebih sakit dari rasa sakit kita sendiri."

"Sorry, and i love you." ucapnya lalu mencium sekilas pipi Dania membuat Dania perlahan membuka matanya.

"Dan, gimana keadaan lo?" tanyanya khawatir

"Loh, emangnya gue kenapa?" tanyanya balik

"Lo sakit Dan, badan lo panas banget lo demam." jelasnya

"Gue gapapa ko Ga." ucapnya lembut

"Makan dulu biar gue suapin, abis itu minum obatnya." titahnya lalu menggali semangkuk bubur dan mulai menyuapi Dania.

Dania pun hanya menurut, percuma dia menolak.

"Udah Ga,"

"Baru tiga suap."

"Tapi gue udah kenyang."

"Yaudah nih, obatnya di minum dulu." titahnya lalu memberikan obat itu kepada Dania

"Lo istirahat ya?"

"Iya, Em Ga?"

"Kenapa? Ada yang sakit?" tanyanya panik

"Enggak, gak ada yang sakit. Bukan itu Ga, lo kemarin balapan?" tanyanya

"Iya."

"Kenapa Ga?"

"Kenapa apanya?"

"Kenapa lo balapan? lo udah janji sama gue Ga." ucapnya lirih

"Lo gak usah atur hidup gue." ucapnya dingin

"Kenapa gue gak boleh atur hidup lo sedangkan, lo selalu atur hidup gue Ga."

"Kita ngejalanin hubungan ini berdua kan Ga? Gue cuma takut Lo kenapa-napa Ga."

"Ya buktinya gue gak kenapa-napa kan?"

"Ya emang sekarang Lo gak kenapa-napa Ga, kalo nanti gimana? Lo gak selamanya bakalan menang terus Ga."

"Lo doain gue celaka?!"

"Bukan Ga, gue bukan doain lo lebih tepatnya gue khawatir, gue cuma ngingetin lo doang. Laki-laki itu yang di pegang omongannya, Percuma jabatan lo sebagai ketua di Cylclops kalo lo gak bisa pegang omongan lo dan tepatin janji lo."

"..."

"Ga, ken-" ucapnya terpotong

Drt ... Drtt ...

"Kenapa?"

"..."

"Gue kesana sekarang."

Tut ... Tut ...

Dengan cepat Raga pun meraih jaketnya lalu beranjak dan pergi dari sana.

"Mau kemana?"

"Ada urusan." ucapnya lalu pergi meninggalkan Dania.

"Mau sempe kapan lo giniin gue terus Ga?" gumamnya.

Ditempat lain kini suara ricuh dia dalam markas Cyclops.

"Mana ketua bajingan Lo bangsat!" maki Beno seraya menendang benda yang ada di hadapannya

"Anjing! Santai lo bangsat." umpat Onil

"Ka, lo udah hubungin Raga?" tanya Jefan

"Udah, dia otw ke sini."

Brum ... Brum ...

Terdengar suara deru motor.

"Ada apa?" terdengar suara serak namun tajam milik seseorang.

Bugh

"Brengsek!" umpat Beno setelah berhasil membogem sudut bibirnya Raga,

Raga pun hanya mengusap kasar sudut bibirnya sambil tersenyum smirk.

"Masalah lo sama gue apa bangsat?!" tukasnya

"Lo apain ade gue brengsek!"

"Oh jalang sialan itu ade lo?" tanyanya sinis

"Bangsat!"

Bugh

Beno kembali membogem wajahnya Raga dan Raga pun tak tinggal diam dia langsung membalas nya dengan pukulan yang bertubi-tubi

Bugh

Bugh

Bugh

"Gak usah so tau, kalo lo gak tau apa-apa, oh atau lo tau kalo ade lo itu emang jalang murahan? atau bahkan Lo sendiri udah pernah pake?" ucapnya tersenyum smirk

"Anjing lo!" umpatnya mencoba berdiri

"Bawa." titah Raga pada salah satu anggotanya, lalu menyeret Beno keluar dari sana.

"Tunggu pembalasan gue, gue bakal bales Lo bajingan!" ucapnya lalu keluar.

"Gila lo bos, emang lo apain tuh adanya?" tanya Onil penasaran

"Gak gue apa-apain, dia sendiri yang nawarin dirinya So, salah gue dimana?" jawabnya santai

"Bodo Ga, bodo. Enteng banget lo ngomong, anjib emang." serunya tak habis pikir pada sahabatnya ini

"Woy, gue ketinggalan apaan nih?" celetuk Bima yang baru saja datang

"Bego, lo ketinggalan adegan baku hantam hahaha.." jawab Jefan

"Anjirr, gak seru Reply dong." ujarnya

"Goblog, dari mana lo?" ucap Onil

"Paling abis olahraga, ya ga Bim?" celetuk Raka santai

"Yoi,"

"Gue masih bocil, gue skip." pekik Onil

"Gue gak paham gue diem." ucap Jefan

"Minta dihujat lo pada!" sarkas Bima

"Si Raka diem-diem ternyata otaknya Travelling gaes hahha.." ujar Onil tertawa lepas.

"Pada bacot aja si lo pada! Ini kita gak mau school ni?" celetuk Bima

"Tanggung annjir lah, bolos ae skuy." ajak Onil

"Skuyy lah." seru semuanya serentak terkecuali Raga dan Raka.

"Gue balik." ucapnya dingin

"Dih ngapa lo?" tanya Jefan

"Dania di rumah, sakit." ucapnya cuek

"Yaudah gaess kita ke rumah Raga skuy, jenguk calon gue." celetuknya yang langsung mendapat tatapan tajam dari Raga.

"Eh ralat anjib maksudnya calonnya si bos bjirr hahaha.." lanjutnya cengengesan.

"Oke, tapi lo pada jangan ribut! Cewe gue lagi sakit bukan lagi konser." ucapnya dingin

"Asiyappp!"

...TBC....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status