Dania yang terbangun dari tidurnya kemudian mengerjap-ngerjapkan matanya melirik jam dinding yang menunjukan pukul 10 malam, yang artinya sudah sangat lama ia tertidur lalu Dania beranjak dari tempat tidurnya.
"Gila gue tidur lama banget," gumamnya lalu berjalan menuju dapur Dan membuka kulkas lalu mengambil sebotol minuman Dan meneguknya.
"Raga belum pulang kali yah?" Tanyanya pada diri Sendiri
"Kemana sih, bikin khawatir aja." tukasnya lalu merogoh ponselnya
Raganas😉
Ga dimana?
Ragaaa lo dimana woey?
Ga jangan bikin gue khawatir dong
Gagagagga dimana?
Raga Arsen Vallario
Ga lo baik-baik aja kan?
Gagaga
Gaa dimanaa
Raga gue kabur ni
Raga pulang
Ga pulang dong gue takut Sendiri
Raga
Tau ah Raga gue sebel Sama lo!
Sudah banyak Pesan yang Dania kirimkan namun tak ada satupun yang Raga baca, Dania juga sudah berusaha menghubungi Raga tapi tidak diangkat sungguh Dania sangat khawatir lalu ia berinisiatif untuk menghubungi teman-temannya Raga, namun Sama tidak ada satupun yang mengangkat telpon nya Dan hanya tersisa satu yaitu Bima.
Bima
"Hallo Dan, Kenapa?
"Eh iya Bim, lo lagi Sama Raga gak? soalnya sampe sekarang dia belum pulang juga, gue hubungin juga gak diangkat."
"Gue lagi gak sama Raga Dan, terakhir gue sama dia waktu dimarkas tadi siang terus abis itu dia sama temen-temen yang lain ke arena bal-"
"Arena balap?!"
"Aduh mampus gue, eh mm iya Dan eh udah dulu ya gue ada urusan bye Dan."
Tut .. tut ..
"Raga balapan?" Tanyanya pada diri sendiri.
***
Sedangkan ditempat lain Kini segerombolan pemuda tengah berjalan memasuki club malam, memang mereka akan mengadakan party atas kemenangan Raga Biasanya juga seperti itu.
"Ga, Dania nelpon gue Terus ni." ucap Raka
"Iya sama ke gue juga Ga," ujar
"Gue juga." timpal Jefan
"Biarin." Ucapnya dingin
"Ga, Dia pasti khawatir sama lo." Ucap Raka
"Gak peduli gue mau seneng-seneng." ucapnya lalu meninggalkan teman-temannya.
"Lagian lo Ka, mana didengerin." ucap Onil
"Woy si Raga mabuk anjir." Celetuk Jefan melihat kearah Raga yang sedang mabuk berat
"Nah lo, bantuin bego." Ucap Onil menghampiri Raga diikuti Raka Dan Jefan
"Ga, sadar bego." Ucap Onil
"Orang mabuk mana sadar Emang lo nya yang bego On." Seru Jefan
"Anjim bacot lo." Sarkasnya
"Minggir lo pada! gue mau seneng-seneng." Ucap Raga lalu menghampiri seorang wanita yang ada disana.
Tak lama Raga Dan wanita tersebut keluar dari tempat itu lalu pergi dari sana.
Sedangkan Dania Kini tengah uring-uringan di Apartementnya Raga, khawatir dengan Raga yang hampir tengah malam ini belum pulang juga.
Lalu ia Kembali mencoba menghubungi Raga, namun Sama sekali tidak ada jawaban yang membuat Dania semakin panik.
Lalu ia beranjak menuju jendela kamarnya Raga, dan melihat ke arah bawah melalui jendela.
Deg!
Terlihat seorang pria dan seorang wanita yang tengah berjalan bersama menuju Apartemen, dengan sang wanita memapah sang pria.
Tak lama..
Tok ... Tok ....
Terdengar suara gedoran pintu lalu Dania pun langsung menghampiri Dan membukanya,
Ceklek
"Raga!" Teriaknya histeris
"Ga, yaampun lo Kenapa?"
"Brisik!" Ketusnya lalu berjalan masuk
"Ga? Lo mabuk?"
"Brisik lo Bangsat!" tukasnya seraya mendorong tubuh Dania hingga terbentur tembok
Brak
"Aws," ringisnya memegangi bahunya yang terbentur tembok
Setelah mengantar Raga sang wanita pun langsung beranjak pergi tanpa mengatakan sepatah katapun, Raga pun Kini tengah terbaring diatas tempat tidurnya.
Dengan cepat Dania pun menhampiri Raga, tanpa memperdulikan sang wanita yang telah pergi itu.
"Ga?" panggilnya berjalan menghampiri Raga, namun tak ada sahutan dari Raga lalu Dania Semakin mendekat ke arah Rag.
"Raga?" panggilnya lembut
Namun Raga enggan mengatakan sepatah kata pun dirinya tengah tertidur pulas.
Dania sakit sudah di pastikan Raga dari club bersama wanita? Ya itu juga sudah Biasa Dania lihat, jangan tanyakan bagaimana perasaannya saat ini sudah jelas sakit, sangat sakit.
Sebernarnya dari 2 bulan pertama hubungan mereka, Raga adalah sosok yang lembut, baik, juga perhatian pada Dania tapi entah kenapa sifat itu tiba-tiba menghilang dari Raga dan tergantikan oleh sikapnya sekarang.
"Kayanya gue pergi aja deh, gue takut Raga kalo lagi mabuk serem banget. Tapi mau pergi kemana? gue juga takut kalo dia lakuin hal yang nggak-nggak, yaudah lah pergi aja." gumamnya
Lalu Dania pun memilih pergi dari apartemennya Raga.
Kini gadis itu tengah sampai di parkiran Apartemen karna Hari sudah tengah malam jalanan pun sepi, tidak ada kendaraan umum yang melintasi jalan.
Dania pun memilih untuk berjalan kaki, terlihat cuaca sepertinya hujan akan turun sebentar lagi.
Dan benar saja kini jalanan tengah di guyur hujan yang lumayan deras, Dania sudah basah kuyup karna guyuran hujan tersebut.
"Yaampun gue harus kemana? kalo gue pulang ke rumah, Raga pasti bakal nyamperin gue." Ucapnya
"Gue ke rumah Feby aja Kali ya?" Tanyanya pada diri sendiri lalu Terus meneruskan langkahnya,
Tak lama kini Dania tengah sampai di depan rumahnya Feby dengan badan yang sudah basah kuyup dan tubuhnya terlihat menggigil karna kedinginan.
Tok ... Tok ...
"Assalamualaikum," ucapnya lirih
Tak lama
Ceklek
"Waalaikumsa- lam, Dania?!" Teriak Feby yang langsung menghampiri Dania dan membawanya masuk ke Dalam rumahnya.
"Yaampun Dan, ko bisa Gini duduk dulu Dan, gue ambilin handuk sama baju ganti bentar." Ucapnya lalu beranjak pergi
Kini Dania tengah berada di kamarnya Feby.
"Nih Dan, lo bersih-bersih dulu abis itu ganti baju yaampun Dan, sampe basah Gini gih." titahnya memberikan handuk dan baju ganti untuk Dania, Dania pun hanya menurut Dan menerimanya lalu berjalan menuju kamar mandi.
Setelah selesai Dania pun Kembali menghampiri Feby yang tengah duduk di atas tempat tidurnya.
"Eh Dan, duduk sini nih minum dulu biar anget." ucapnya memberikan secangkir Teh hangat
Dania pun hanya mengangguk lalu menerimanya, "Makasih Feb, sorry ngerepotin."
"Apaan sih lo, kaya sama siapa aja deh." Ucapnya lembut
"Dania, lo bisa ceritain Kenapa lo bisa kaya gini?" tanyanya Intens
Dania pun hanya diam membisu dan tanpa sadar air matanya berjatuhan.
"Hiks ... hiks ..." lirihnya
"Yaampun Dan, pelan-pelan aja ya? Pasti bisa, coba gimana?" Ucapnya menenangkan
Dan akhirnya Dania pun menceritakan Semuanya kepada Feby, karna Dania percaya Feby adalah orang yang bisa dipercaya dan di pegang omongannya.
Feby yang kaget sekaligus kesal pun langsung memeluk Dania.
"Dania, gue udah sering ngingetin sama lo Dan, cukup udah lo akhirin semuanya, please Dan akhirin gue gak mau lo lebih sakit dari ini nantinya." ucapnya tegas
"Gue gak bisa Feb gak bisa." serunya
"Kenapa gak bisa?" Tanyanya tegas
Karna Raga akan ambil hal yang paling berharga Dalam Hidup gue Feb batinnya lirih
"Kenapa Dania?" Tanyanya ulang
"Karna gue cinta sama Raga." ucapnya lemah
"Cinta itu bukan alasan seseorang jadi tolol kaya lo gini Dan, mau sampe kapan lo bertahan cuma karna alasan Cinta? sampe kapan Dan? sampe kapan?!" tukasnya
Dania pun hanya menggeleng lemah sebagai jawaban.
"Dania please stop, stop nyakitin diri lo karna cinta." ucapnya
"Gue gak mau bahas ini Feb, udah malem gue cape gue mau tidur ya? gue nginep di rumah lo gapapa kan?" ucapnya lembut
"Iya Gapapa ko santai aja, lo tidur sama gue ya? biar gue temenin lo, Pokonya lo istirahat aja." jawabnya
Cahaya matahari pun mulai masuk kedalam celah kamar Feby, Dania yang terbangun dan melihat sahabatnya yang sudah tak ada ditempatnya pun berjalan menuju ruang bawah.
Terlihat Feby yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan dengan seragam sekolahnya.
"Eh hai Dan, udah bangun? Sini duduk kita sarapan." sapanya rumah
"Yaampun Feb, sorry ya gue kesiangan jadi gak bantuin lo nyiapin sarapan deh." ucapnya tak enak lalu menghampiri Feby
"Apa sih lo Dan, udah ah sini duduk."
"Emang nya pada kemana Feb, ko ko masak sendiri?" tanya Dania lembut
"Bonyok gue lagi ada urusan di luar kota, kalo ART gue lagi pulkam." jawabnya lalu duduk disampingnya Dania
Dania pun hanya mengangguk lalu memakan makanan yang sudah Feby siapkan.
Kini di tempat lain seorang lelaki yang baru saja terbangun dari tidurnya lalu menyapu penglihatannya mencari seseorang, ya gadisnya Dania.
Tapi tak ada, lalu dia berjalan ke semua sudut ruangan namun tetap tidak ada.
"Dania?" panggilnya
"Dania dimana Lo?"
"Dania!"
"Dania, Akh-brengsek!"
Lalu dia mencoba menghubungi Dania dan baru dia sadari ponselnya Dania ada di atas tempat tidurnya, dengan cepat dia beranjak keluar Apartemennya untuk mencari keberadaan sang gadis.
"Dan, lo gak usah sekolah dulu ya?" ujar Feby
"Loh kenapa?" tanyanya heran
"Kondisi lo masih belum Vit Dan, mending Lo istirahat aja ya?" ucapnya
"Gapapa kok Feb, gue gapapa bentar lagi juga sehatan." jawabnya yakin
"Dania Lo liat muka Lo pucet gitu ngga, pokonya ngga Lo ga-" ucapnya terpotong kala suara dering telpon nya
Drtt ... Drtt ...
"Siapa Feb? Ko gak diangkat?" tanya Dania penasaran
"Raga Dan." jawabnya pelan
"Angkat aja Feb, kalo dia nyariin gue bilang aja gak tau." ucapnya
"Oke."
"Mana Dania?!"
"Maksud lo? Ngapain Lo nanya gue? Lo kan pacarnya?"
"Lo gak usah bacot Dania sama Lo kan?!"
"Lo so tau bang-"
Tut ... Tut ..
"Gila main matiin aja." gerutunya
"Udahlah Feb, biarin aja." ucap Dania
Ting ... nong .... (Ekhem Anggep aja suara bell gitu la wkwkw:v)
"Ada tamu, biar gue aja yang buka." ujar Dania beranjak dari tempat duduknya
"Yaudah gue beresin ini dulu ya."
Lalu Dania pun berjalan menuju pintu depan.
"Dan, balik aja yuk!"Kini Dania dan Febby sudah sampai di depan markas Altar, Dania dan Febby bersembunyi di balik pohon besar di samping markas Altar itu. Menunggu Raga dkk datang."Dania gue takut ih!""Duh Feb, Lo diem dong jangan berisik, ntar kita ketauan."Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 19.00, dan Raga dkk masih belum sampai juga, setelah mencari tau kini Dania sudah mengetahui rencana yang sebenarnya.Tak lama suara deru motor terdengar keras di depan markas Altar, itu dia Raga kekasihnya, dan anggota inti Cyclops."Dan, mereka udah Dateng tuh.""Iya Feb, gue liat elah.""Yaudah yu pulang ah, ngeri tau.""Kita belum ngapa-ngapain Feb, Lo lupa sama rencana kita?""Lupa gue Dan, yu udah ah pulang ajaaa.""Berisik Feb, diem ih yang ada nanti kita malah ketauan.""Iya, iya ih."Sedangkan Raga dkk, sudah siap menyerang Altar."Ga, langsung serang aja ayo deh, udah getel nih tangan gue!" Kata Onil sangat bersemangat."Iya Ga, sama gue juga udah gedek banget Ama tuh bocah sem
Hari sudah semakin sore namun kedua gadis itu masih berada dicafe sejak tadi, Febby terlihat sangat santai sambil sesekali tertawa bersama Dania, Dania yang enggan pulang ke rumah Raga pun berniat untuk menginap dirumah Febby, toh besok lusa orang tuanya akan pulang, jadi dia tidak perlu menginap dirumah Raga lagi."Dan, balik yuk udah sore." ajak Febby yang disetujui oleh Dania."Yuk deh, BT juga gue lama-lama di sini, btw gue nginep dirumah lo gapapa kan?""Yaelah, santai aja kali lo kaya sama siapa aja?""Gue kabarin Raga dulu bentar."Raga A.V🦁Online||Gue nginep dirumah Febby, gak usah nelpon apalagi nyamperin ke rumah Febby.||(read)Saat Dania hendak meletakkan ponsel ke dalam tas, tiba-tiba dering telponnya berbunyi.Raga A.V🦁 iss calling ....Baru saja Dania bilang jangan menelpon, malah nelpon.Dengan kesal Dania mengagkat panggilan suara dari Raga."Pulang gak Dan?" terdengar suara memerintah disebrang sana. Sepertinya Raga marah lantaran Dania tidak pulang kerumahnya."
Cahaya matahari sudah masuk ke dalam celah jendela kamar seorang gadis yang masih terlelap dalam tidurnya, gadis itu belum juga bangun, padahal jam sudah menunjukkan pukul 09.00.Tak lama dia mulai terganggu oleh cahaya matahari itu lalu mulai mengerjap-erjapkan matanya, dia mencoba bangun dari tidurnya dan beralih menjadi duduk, mengocek matanya sebentar setelah itu baru bisa melihat dengan jelas.Dania beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya.Setelah sampai di kamar mandi, dia berdiri di depan wastafel dan cermin besar, Dania mengikat dahulu rambutnya yang terurai, setelah itu mengambil sikat dan pasta gigi.Setelah selesai, Dania mengambil sabun cuci mukanya dan dan mengoleskannya ke wajahnya lalu di basuh.Setelah di rasa sudah selesai Dania pun mengeringkannya menggunakan handuk kecil, lalu beranjak dari kamar mandi menuju lantai bawah.Dan
"Dan, terus gimana?""Lo tenang aja Feb, gue udah nyusun rencana ko." Dania tersenyum smirk, Febby hanya mengangguk mengiyakan.Tak lama Dania beranjak membuat semua pasang mata memandangnya."Mau kemana?" tanya Raga."Em, ini Ga gue sama Febby mau keluar sebentar nyari makan, boleh kan?" ujar Dania berusaha yakin."Berdua aja?" Raga memastikan."Iya,""Kenapa gak delivery aja?""Em, itu- sekalian mau jalan-jalan aja sih.""Gue anterin?""Enggak, udah gue sama Febby aja ya?" kata Dania berusaha meyakinkan Raga.Raga nampak berfikir sejenak, lalu mengangguk mengiyakan."Yess!" pekik Dania senang."Yaudah yuk Feb!" ajaknya pada Febby, Febby pun beranjak mengikuti langkah Dania, sebelum iti dia melirik ke arah Bima untuk meminta izin, Bima pun hanya tersenyum
Seorang gadis dengan tas selempang kecil yang melilit dibahunya itu baru saja keluar dari sebuah taksi."Ini uangnya pak, kembaliannya ambil aja." katanya seraya menyodorkan uang selembar berwarna merah itu."Allhamdulilah makasih banyak atuh neng.""Iya sama-sama pak," setelah mengatakan itu dia pun langsung berjalan menuju rumah kekasihnya.Baru saja ia sampai di depan pintu dan hendak mengetuk pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka dan menampakan seorang lelaki dengan style celana jeans hitam dan kaos hitam polos dibalut oleh jaket kebanggaan Cyclops."Eh Bima," katanya cengengesan, sedangkan Bima? lelaki itu kaget melihat keberadaan kekasihnya disini."Feby? lo sejak kapan di sini?" tanyanya dengan raut wajah bingung."Baru aja ko, oh yah lo mau kemana?""Gue mau keluar ada urusan, lagian lo ngapain sih malem-malem ke sini, sendiria
Setelah acara makan tadi selesai kini ketiga orang yang tak lain adalah Farah, Raga dan Dania tengah berada diruang televisi, mereka tengah menonton bersama kecuali Raga, lelaki itu malah sibuk pada game diponselnya."Hiks ... itu ko cowoknya jahat banget hiks ... masa ceweknya lagi sakit aja dia malah sibuk selingkuh hiks ..." isak tangis Farah diikuti Dania membuat Raga yang sedang fokus pada gamenya mendongkak menatap kedua perempuan yang sedang terisak tangis dengan tissu ditangan masing-masing.Raga menatap kedua orang itu lalu menatap ke arah Televisi itu dan membuang nafasnya kasar, dasar korban sinetron."Didrakor cowoknya ganteng-ganteng tapi pada setia tuh, lah ini muka kaya kanebo kering aja belaga selingkuh segala, canda kanebo kering, hiks ..." isak Dania nyinyir membuat Raga membulatkan matanya lalu mengusap dadanya sabar."Bunda tuh yah paling gak suka sama cowok tukang selingkuh, kasar, apa
Sesuai ucapan dokter kemarin kini Raga sudah diperbolehkan pulang, selain kesehatannya yang sudah membaik jahitan yang ada diperutnya juga sudah mengering.Hari ini pagi-pagi sekali Raga sudah bersiap-siap untuk pulang, tentunya ditemani oleh Dania, sedangkan orang tuanya Raga sedang mengurusi administrasi.Dania sekarang sedang merapikan barang-barang dan baju-bajunya Raga ke dalam sebuah tas.Sedangkan Raga, leleki itu tengah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah dirasa sudah beres Dania meletakan tas itu diatas tempat tidurnya Raga yang tadi sudah ia rapikan.CeklekPintu kamar mandi terbuka membuat Dania membalikan badannya ke arah Raga yang baru saja keluar dari kamar mandi, saat Dania melihat Raga dia langsung berteriak histeris sambil menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya."RAGA!"Raga terkekeh lalu berjalan mendekat
Seminggu itu juga Dania selalu ada di samping Raga, dia belum mau masuk sekolah sebelum Raga pulang, Dania memberikan perhatiannya pada Raga, selalu.Contohnya saat ini saja gadis itu tengah menyuapi Raga bubur, Dania duduk di samping Raga, Raga terlihat sangat bahagia melihat perhatian Dania padanya.Dia merasa sangat beruntung karna masih diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan gadisnya.Raga menatap manik mata indah Dania, wajah Dania yang menurutnya sangat cantik dan menggemaskan.Dania begitu telaten menyuapi Raga, Raga hanya menerimanya dengan senang hati sampai buburnya habis, lalu Dania mengambilkan minum diatas nakas itu dan memberikannya pada Raga.
Hari sudah berganti, bulan telah terganti oleh matahari, hari ini tepat sekali hari ini adalah hari dimana akan dilepasnya alat bantu pernafasan Raga.Semua tim medis sudah menyiapkan segala sesuatunya, tinggal menunggu waktu.Mereka hanya tinggal menunggu waktu beberapa menit saja, untuk melakukan tindakan melepas alat tersebut.Dania bersama kedua orang tuanya Raga dan para sahabat-sahabatnya Raga dan Febby tentunya mereka kini tengah berdiri di depan ruang rawat Raga, melihat ke arah jendela dimana Raga masih setia memejamkan matanya membuat Dania semakin sesak.Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapati Raga seperti ini, orang yang kembali menghidupkan warna dalam hidupnya walaupun itu hanya sekejap, namun Raga begitu berarti dalam