Share

8

"Dania!"

"Akh- sakit Ga, lepasin tangan gue."

"Kalo lo ngelakuin ini karna semalem, kenapa semalem lo malah diem aja?!"

"Lo gak tau apa-apa jadi Lo gak usah nyimpulan seenak jidat lo!" sarkasnya penuh penekanan lalu pergi meninggalkan tempat itu.

"Ga, Dania jahat banget pipi gue sampe merah gini hikss.." ucapnya lirih dengan diam-diam tersenyum smirk.

"Kita ke UKS ya? Gue obatin." ajaknya

"Dania bener Ga, Lo gak tau apa-apa. Bahkan saat Selli bilang kalo Dania itu jalang lo pun lo gak tau. Dan yang lebih parahnya-" ucap Raka terpotong oleh Bima

"Gak usah di terusin Ka, percuma. Biarin, biar dia nyadar sendiri." seru Bima

"Lo emang ketua Cyclops Ga, tapi dengan sikap lo yang menyimpulkan sesuatu yang bahkan lo gak tau kebenarannya itu gak mencerminkan lo sebagai ketua." tegas Onil

"Lo tau Ga? Kenapa cewe Lo tadi bersikap kaya gitu? Bagus kalo lo gak tau karena lo bukan pacar yang baik buat Dania." ucap Jefan lalu pergi meninggalkan tempat itu diikuti Raka, Onil, dan Bima.

"Lo?!" bentak Feby seraya menunjuk wajah Selli

"Dasar bitch bermuka dua."

"Dan Lo?!" tunjuknya pada wajah Raga

"Brengsek! gak usah Lo temuin sahabat gue lagi." lanjutnya tegas lalu berlalu pergi.

Ragapun hanya diam membisu mendengar makian dan umpatan dari para sahabatnya itu, apakah dia salah?

"Ga, pipi gue merah sakit banget obatin ya?" pinta Selli manja

"Apa yang di bilang temen-temen gue bener? lo yang mulai?" tanyanya

"Ga, lo gak percaya sama gue? kurang bukti apa sih jelas-jelas tadi lo liat kan Dania nampar gue." ucapnya lirih

Dengan malas Raga pun berjalan bersama Selli menuju UKS.

Sedangkan di tempat lain kini seorang gadis tengah terduduk lemah di atas gedung sekolah, ya tepatnya di rooftop Dania pikir di sinilah dia bisa menenangkan pikirannya.

"Sekarang gue udah gak punya siapa-siapa lagi Ga, gue punya orang tua serasa gak punya dan gue juga punya pacar sama aja kaya orang tua gue, gak pernah peduliin gue." ucapnya lirih seraya tersenyum miris

"Lo masih punya gue kalo Lo lupa Dan." ucap Feby yang baru saja datang dan langsung menghampiri Dania lalu duduk di sebelah gadis itu.

Dengan cepat Dania pun mendongkak, lalu menatap sendu sahabatnya itu.

"Febby?" tanyanya tersenyum

Lalu mengahamburkan pelukannya pada sahabatnya itu.

"Lo juga masih punya kita Dan." ucap seorang lelaki yang juga baru saja datang dan menghampiri Dania.

"Kak Bima,kak Jefan, kak Onil, kak Raka?"

"Iya lo tenang aja Dan, kita bakal bantuin lo buat nyadarin Raga." ujar Bima

"Karena cuma Lo satu-satunya cewe yang pantes buat Raga." ucap Jefan

"Gue gak tau kak." lirihnya

"Lo tenang aja Dan, bentar lagi juga si Raga sadar." celetuk Onil.

Dania pun hanya tersenyum senang melihat orang-orang di sekitarnya yang selalu mensupportnya.

"Makasih ya, kalian best banget." ucapnya tersenyum

"Adduuuh Dan, jangan senyum dong ntar kalo gue khilaf gimana?" celetuk Onil

"Kalo Lo khilaf nih tangan gue bakal mendarat mulus di muka lo kak." tukas Febby seraya mengepalkan tangannya

"Ebusett, mak lo ngidam apa dah ampe jadi gini anaknya."

"Ngomong apa Lo?!"

"Ngga, astagfirullah julid banget lo sama gue."

"Udahlah Dan, cabut yuk bentar lagi masuk kelas." ajak Febby yang diangguki Dania

"Yaudah yah kak, kita duluan bye." ucapnya lalu pergi dari tempat itu.

***

"Dan Lo mau pulang bareng gue aja gak?" tawar Febby

"Gak usah Feb, lagian gue ada urusan juga."

"Oh yaudah kalo gitu gue duluan ya, udah di tungguin nyokap juga."

"Iya hati-hati Feb."

"Iya bye!"

Dania pun melanjutkan langkahnya menuju parkiran sekolah seorang diri, dan dia melihat sosok netra tajam ya, Raga kekasihnya, tapi Raga begitu saja melewati Dania seperti tidak melihatnya.

Dania pun hanya tersenyum miris,

"Kasian yang di cuekin pacarnya ups," ledek Selli tersenyum sinis

"Bahkan pacar Lo itu lebih milih buat nganterin gue ketimbang minta maaf dan nganterin lo, bye bitch." ucapnya lalu berjalan menghampiri Raga dan masuk ke dalam mobilnya Raga.

Sakit, sudah pasti hatinya sakit.

"Heh, ngelamun aja." celetuk Onil seraya menepuk pelan bahu Dania

"Pulang bareng gue aja yuk?"

"Eh, kak Onil, ngagetin aja. Gak usah kak, gue bisa pulang sendiri ko."

"Udah ayok, lo mau pulang naek apa? angkutan umum? lama udahlah yuk?" ajaknya lalu menggenggam tangan Dania dan membawanya menuju motornya.

"Udah?" tanyanya

"Udah."

"Yaudah turun."

"Yee kak Onil."

"Hehe canda biar gak canggung."

"Makasih ya kak udah repot-repot anterin gue pulang."

"Gila Lo santai aja kali, kaya sama siapa aja, yaudah gue cabut ya bye!"

"Bye kak."

"Oh iya gue harus kabarin bunda, kalo gue pulang ke rumah." gumamnya

"Shit! hp gue kan di apaprtnya Raga." ucapnya lalu berbalik arah mencari kendaraan umum.

Sedangkan di tempat lain kini seorang wanita dan laki-laki tengah berada di sebuah apartement

"Ga? gue nginep di apart Lo yah?" pintanya

"Gak."

"Yah Raga. Tapi gue takut sendiri di rumah."

"Bukan urusan gue, Lo bilang Lo kesini cuma numpang istirahat kan? Jadi sekarang mending Lo pulang."

"Yaudah, tapi gue ke toilet bentar." ucapnya lalu berjalan ke toilet.

"Duh, Raga ada di apart gak yah?" tanyanya seraya berjalan menuju apartementnya Raga.

Ketika Dania sudah berada di depan pintu apartment dia diam sejenak.

"Duh, Raga di dalem gak ya? Semoga nggak deh."

"Pin nya masih sama gak ya? Coba aja deh." ucapnya lalu mengetikan pin sandi apartemennya Raga.

Dan tap, berhasil pintunya sudah mulai terbuka, dengan perlahan tapi pasti Dania melangkahkan kakinya masuk ke dalam Apartemennya Raga.

Langkah demi langkah perlahan dia sudah mulai masuk ke dalam kamarnya Raga dan mulai membuka pintu kamarnya.

"Raga kecoa!" ucap Selli yang baru keluar dari toilet dan langsung memeluk Raga.

Ceklek

Deg!

Saat Dania memasuki kamarnya sungguh pemandangan pertama yang ia lihat sangat menyayat hatinya, melihat sang kekasih tengah berpelukan dengan wanita lain.

Sontak Raga yang melihat itupun kaget dan langsung melepaskan pelukan Selli, sedangkan Selli hanya tersenyum smirk penuh kemenangan.

"Dan!" teriak Raga panik

"Sorry ganggu, gue ke sini cuma mau ambil ponsel doang ko, hapfun ya." ucapnya mengambil ponselnya lalu langsung berlari keluar dari apartemennya Raga.

Dengan cepat Raga pun menyusul Dania,

Dania terus melangkahkan kakinya menyusuri koridor apartement dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Dania tunggu." ucapnya mencekal pergelangan tangan Dania

Sontak membuat Dania memberhentikan langkahnya lalu memutar badannya menatap ke arah Raga.

"Kenapa Ga?" ucapnya lembut

"Lo salah paham Dan, gue bisa jelasin."

"Dengan kejadian tadi malam, tadi siang, dan sekarang Lo pikir gue masih butuh penjelasan? basi Ga." ucapnya tersenyum miris.

"Lo salah Dan, ini gak seperti yang lo pikirin."

"Iya Ga, ini gak seperti yang gue pikirin tapi lebih dari apa yang gue pikirin."

"Dan gue mohon percaya sama gue, lo percaya kan?"

"Udah berapa ribu kali kepercayaan yang gue kasih ke lo Ga, tapi apa? nyatanya Lo cuma bisa janji, janji dan janji. Saking banyaknya janji lo, lo sampe gak ingat buat nepatinnya."

"Gue pengen sendiri dulu Ga, gue mau Lo kasih gue waktu sendiri buat pikirin ini semua." ucapnya lalu melepaskan cekalan tangan Raga dan pergi meninggalkan Raga yang tengah mematung di tempatnya.

Sedangkan di balik pintu kini seorang wanita yang tengah tersenyum penuh kemenangan melihat ini.

...Tbc....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status