"Gue,"
Semua yang mendengar hanya melongo tak percaya, apa ini? bahkan mereka semua tidak mengerti apa maksudnya.
"Maksud lo?" tanya Raga tegas menatap tajam ke arah Raka
"Gue yang ada di foto itu, dan lo?!" ucapnya seraya menunjukan jarinya tepat di depan wajahnya Raga "Lo sama sekali gak tau apa-apa, jadi lo gak bisa seenaknya nyimpulin sesuatu!" tukasnya
Raga pun hanya diam membisu,
"Sorry Ga, tapi apa saat itu lo udah coba tanya dan dengerin penjelasannya Dania?" tanya Jefan serius
Raga menatap sejenak ke arah Jefan lalu mengalihkan pandangannya ke arah Raka yang masih tersulut emosi.
Lalu Raga pun hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Bego!" desis Raka
"Asal lo tau Ga, cewek lo itu perempuan baik, karna apa? karna dia sendiri lebih mentingin kebahagiaan orang yang dia sayang dari pada kebahagiaannya sendiri, dia mati
Kini seorang gadis tengah duduk di halte seorang diri. Gadis itu menengok kanan dan kirinya mencari kendaraan umum, entah dorongan dari mana ia ingin menunggu kendaraan umum di halte, biasanya ia hanya tinggal memesan ojek online, tapi entah kenapa ia tidak ingin buru-buru langsung pulang ke rumahnya, entahlah.Merasa bosan akhirnya Dania pun merogoh ponselnya dan membuka aplikasi chatnya.Febbyulalala:>Dania where are you?Masih di halteOmegyoutt! gue bilang apa bareng gue aja kan tadi.Sengaja, males pulangYa, kan lo bisa ke rumah gue.Sama aja males
Terkadang Realita terlihat bodoh saat disandingkan dengan Ekspektasi~Dania Vloreta AureliaTerlihat ruangan yang serba putih, hanya ada bau obat dan hembusan angin kecil yang berhembus melalui celah jendela itu, kini seorang gadis tengah duduk di samping tempat tidur pasien sambil menelungkupkan wajahnya di atas kedua telapak tangannya.Sudah 3 hari lamanya Raga tak membuka matanya, 3 hari pula Dania tidak pulang, tidak sekolah dan lainnya, bahkan Dania pun tidak mengikuti acara camp di sekolahnya.Gadis itu tetap stay menunggu Raga, berharap tuhan kasih dia keajaiban untuk membuat Raga kembali sadar dan bersa
Waktu adalah segalanya, karna segalanya bisa berubah karna waktu:)~Sintapsptaaa"Gimana Raga?!" teriak Dania histeris pada Onil yang kini tengah berdiri di depan pintu ruang rawat Raga."Gimana Raga kak!" teriaknya lagi lalu mendorong pelan kedua bahu Onil.Onil yang mengerti pun mencoba menenangkan Dania, namun nihil, gadis itu malah semakin histeris."Dan, lo tenang ya? Raga baik-baik aja ko." ucapnya lembut, seraya mengelus pelan bahu Dania yang kini tengah melemas."Gimana bisa kak?! lo bilang tadi detak jantungnya Raga hilang!" bentaknya lalu ma
"Pulang Ga, kamu harus kembali, banyak orang yang nungguin kamu.""Tapi aku mau disini, sama kamu Lia.""Kita udah gak bisa lagi Ga, kita gak bisa kaya dulu lagi, kembali Ga, kamu gak liat? disana banyak banget orang-orang yang sayang sama kamu, mereka nunggu kamu Ga.""Tapi Lia, aku sayang kamu.""Kamu juga sayang dia kan? pulang Ga.""Nggak Li, Liaa!"***Sudah lebih dari dua minggu Raga masih terbaring tak sadarkan diri di rumah sakit, saat itu pula selalu ada seorang gadis yang tak pernah berhenti menangis dan berdoa untuk kesembuhan Raga, gadis yang tak perah absen untuk menemani Raga, gadis yang selalu setia di samping Raga.Dania Vloreta Aurelia, gadis itu tak henti-hentinya menangis sendu di samping Raga sambil memegangi tangan pemuda itu, menatap wajah Raga yang pucat, sepertinya pemud
Hari sudah hampir gelap, menandakan akan datang waktu malam, Dania Vloreta Aurelia gadis itu kini tengah berada di sebuah tepi danau, danau yang menjadi saksi kebersamaannya bersama Raga, catat Dulu. Biasanya mereka bermain atau hanya sekedar santai-santai saja di danau itu. Sungguh Dania sangat merindukan moment seperti itu, masa-masa indahnya bersama Raga yang kini tengah terbaring lemah dirumah sakit.Sedari tadi siang, Dania memutuskan untuk berdiam ditepi danau itu, sambil sesekali mengingat kebersamaannya dulu.Air matanya luruh berjatuhan tanpa aba-aba, mengingat masa indahnya bersama Raga, mengingat hal terindah dalam hidupnya.Gadis itu sedari tadi siang hanya duduk ditepi danau itu, dengan pakaian khas pasien rumah sakit, wajah yang pucat, rambut yang terurai acak-acakan, tubuhnya'pun terlihat sangat lemas.Mengingat besok siang, dimana akan dilepasnya alat bantu per
Hari sudah berganti, bulan telah terganti oleh matahari, hari ini tepat sekali hari ini adalah hari dimana akan dilepasnya alat bantu pernafasan Raga.Semua tim medis sudah menyiapkan segala sesuatunya, tinggal menunggu waktu.Mereka hanya tinggal menunggu waktu beberapa menit saja, untuk melakukan tindakan melepas alat tersebut.Dania bersama kedua orang tuanya Raga dan para sahabat-sahabatnya Raga dan Febby tentunya mereka kini tengah berdiri di depan ruang rawat Raga, melihat ke arah jendela dimana Raga masih setia memejamkan matanya membuat Dania semakin sesak.Tak pernah terbayangkan olehnya akan mendapati Raga seperti ini, orang yang kembali menghidupkan warna dalam hidupnya walaupun itu hanya sekejap, namun Raga begitu berarti dalam
Seminggu itu juga Dania selalu ada di samping Raga, dia belum mau masuk sekolah sebelum Raga pulang, Dania memberikan perhatiannya pada Raga, selalu.Contohnya saat ini saja gadis itu tengah menyuapi Raga bubur, Dania duduk di samping Raga, Raga terlihat sangat bahagia melihat perhatian Dania padanya.Dia merasa sangat beruntung karna masih diberikan kesempatan untuk berjumpa dengan gadisnya.Raga menatap manik mata indah Dania, wajah Dania yang menurutnya sangat cantik dan menggemaskan.Dania begitu telaten menyuapi Raga, Raga hanya menerimanya dengan senang hati sampai buburnya habis, lalu Dania mengambilkan minum diatas nakas itu dan memberikannya pada Raga.
Sesuai ucapan dokter kemarin kini Raga sudah diperbolehkan pulang, selain kesehatannya yang sudah membaik jahitan yang ada diperutnya juga sudah mengering.Hari ini pagi-pagi sekali Raga sudah bersiap-siap untuk pulang, tentunya ditemani oleh Dania, sedangkan orang tuanya Raga sedang mengurusi administrasi.Dania sekarang sedang merapikan barang-barang dan baju-bajunya Raga ke dalam sebuah tas.Sedangkan Raga, leleki itu tengah membersihkan tubuhnya di kamar mandi, setelah dirasa sudah beres Dania meletakan tas itu diatas tempat tidurnya Raga yang tadi sudah ia rapikan.CeklekPintu kamar mandi terbuka membuat Dania membalikan badannya ke arah Raga yang baru saja keluar dari kamar mandi, saat Dania melihat Raga dia langsung berteriak histeris sambil menutup kedua matanya dengan kedua telapak tangannya."RAGA!"Raga terkekeh lalu berjalan mendekat