Share

Tujuh Belas

"Bu, nggak masak?" Aku bertanya kala bangun tidur belum ada sarapan untukku. 

Malas pulang akhirnya memilih menginap di rumah ibu saja. Lagi pula pulang ke rumah pun tidak ada yang dirindukan. Kangen anak-anak juga. Mau bagaimana lagi, Ayu tetap kekeh meminta cerai.

"Bu, kok ditanya malah diam saja." Kembali aku menyapa Ibu.

"Kamu, kan belum kasih jatah bulan ini. Bagaimana bisa makan?" 

"Emang masak mie atau beli nasi uduk aja nggak ada uang, Bu? Harus nunggu jatah bulanan gitu? Ibu tahu aku lagi nggak kerja." Kuambil uang di kantung, 2 lembar 10.000.

"Beli apa segini?" tanyanya dengan wajah kesal.

"Nasi uduk aja, dapat 4 kalau masih 5.000-an," jawabku asal.

Tanpa menjawab ibu pergi dari hadapanku. Pusing juga kalau nasi uduk yang murah saja harus aku yang mengeluarkan uang. Duh, nasib otw bujang.

Sejak tadi notifikasi grup alumni SMA tak kunjung berhenti. Sejenak aku tengok sudah 300
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Sumi Yatun
rasain diporotin orang tersayang
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
baru terasa tuh mar heee..
goodnovel comment avatar
IkHe nda Mazaynrys
sabar yaa damar. rasain tuuch pny emak+adek kyk bgtu. . klrg yg km bangga2kan depan istrimu ayu. nyatanya??? ...... km miskin aj, klrgmu msih ngeruk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status