Share

Dua Puluh Empat

Tangan ini terasa kaku untuk menandatangani berkas ini. Rasanya baru kemarin kami bercengkrama dan memilki Anita yang lahir kedunia. Namun, aku sama sekali tidak menyangka jika saat ini Ayu sedang menggugat perceraian kami.

Rasanya ingin sekali aku tidak menandatangani ini dan memintanya kembali. Namun, jika mengingat ia bersama Pak Erik dan Pak David, rasanya aku sangat muak.

Ponsel bergetar tanda pesan masuk. Gegas aku mengambilnya dari saku. Ternyata pesan dari Arman. Sebuah undangan bertuliskan nama Pak Erik.

Gegas aku membaca nama mempelai wanitanya. Ya Allah, namanya bukan Ayu. Melainkan Diah. Jadi, selama ini aku salah paham?

[Bro, ada undangan dari Pak Erik. Itu nama bukan nama bini Lo, kan?]

Jelas bukan nama Ayu. Lalu, masalahnya apa Arman bertanya itu.

[Bukan, emang kenapa?]

Kukirim lagi pesan untuk Arman.

[Hahaha ... jadi, lo sia-sia udah ngamuk, eh di pecat. Ternyata, salah paham. Lo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Sumi Yatun
drpada pusing ngerujak ramai ramai ya bu?
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
mulai rame lagi lanjut terus..
goodnovel comment avatar
Asep Sablon
lanjut terus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status