Share

Lelaki Tanpa Kasta Mengguncang Dunia
Lelaki Tanpa Kasta Mengguncang Dunia
Penulis: Neliwati Nelisaja

Part 1. Wanita Sederhana

Desma berjalan memasuki gedung mewah tempat resepsi pernikahan salah satu karyawan suaminya. Wanita muda itu nampak anggun dengan riasan wajah dan busana yang sederhana. Tak ada perhiasan emas dan permata berlebihan menghiasi tubuhnya yang ramping dan indah. Hanya sebuah cincin saja yang melekat dijari manisnya sebagai tanda bahwa ia sudah menikah.

Yaa..tiga bulan yang lalu Desma sudah dipersunting oleh Tuan Muda Junara putra seorang pengusaha kaya raya. Itu artinya Desma adalah menantu seorang konglomerat yang namanya dikenal oleh seluruh pengusaha di negeri ini.

Walaupun sudah menduduki kasta tertinggi di negeri ini, namun Desma tetaplah wanita sederhana. Tidak ada yang berubah dengan pola hidupnya yang terbiasa sederhana dan penuh cinta antar sesama.

Sifat baik Desma bukannya membuat Astuti ibu mertuanya senang. Astuti malah merasa malu memiliki menantu yang dinilainya terlalu kampungan.

Desma merapikan selendang dilehernya. Tatanan rambutnya sangat sederhana namun indah dipandang mata.  Rambutnya yang hitam legam dan panjang digelung membentuk sanggul.

"Selamat menempuh hidup baru, semoga kekal abadi sampai ke anak cucu !" Ujar Desma tersenyum ramah menyalami kedua mempelai yang berdiri didepan pelaminan. Kedua pengantin nampak sangat bahagia didatangi Tuan Junara dan Desma yang merupakan pemilik perusahaan tempat keduanya bekerja.

Beberapa pasang mata memperhatikan Desma. Banyak yang terpesona dengan kesederhanaan penampilan dan keramahan sikapnya.

"Ibu Desma sederhana sekali ya?" Celutuk Riska salah satu undangan kepada Anggi temannya. Anggi menganggukkan kepalanya pertanda ia setuju dengan pendapat Riska. Mata kedua gadis itu tertuju pada Desma yang kini sudah duduk dikursi undangan. 

"Nasibnya memang beruntung bisa dinikahi Tuan Muda Junara yang kaya raya. Jika aku menjadi dirinya tentu aku akan borong semua perhiasan termahal didunia ini. Aku akan shopping ke seluruh penjuru dunia. Operasi plastik, memakai pakaian buatan desainer ternama.. uuuhh...ck ck ck.." Khayalan Anggi terbang melayang menembus langit.

Riska mengernyitkan dahinya melihat kelakuan Anggi yang tengah flaying entah kemana.

"Woooi.. Banguuun..!" Mimpi kok siang bolong..!" Ledek Riska mengguncang bahu Anggi yang tengah hanyut terbawa mimpi indahnya.

" Iiih kamu... Enggak boleh lihat teman senang dikit." Jawab Anggi memonyongkan bibirnya dengan lucu."

"Hahaha..." Mereka berdua tertawa ngakak.

====

Pagi itu dirumah Tuan Muda Junara. Astuti ibu mertua Desma sudah duduk dikursi makan. Tak lama kemudian Junara datang bergabung. Baru saja duduk ia sudah disambut omelan ibunya.

"Seharusnya istrimu itu berpenampilan layaknya seorang istri pengusaha. Pakai busana model terbaru, pakai perhiasan dan wajahnya itu lho... Berapa sih biaya sewa seorang stylish..? Dia harus menyesuaikan diri dengan lingkungan kolega kita. Bukan berpanampilan norak kayak gitu..!" Pagi-pagi Astuti sudah mengomel mengomentari penampilan Desma menantunya.

"Seharusnya Desma itu belajar pada Naira istri abang mu. Dia pandai membawakan diri dan tidak memalukan keluarga kita..!" Sambung Astuti bertubi-tubi mengomel di kuping Junara putranya yang bersiap untuk sarapan.

"Sudahlah Ma, semua orang seleranya tidak sama. Selagi itu nyaman buat Desma biarin ajalah." Jawab Arjuna sedikit membela istrinya.

"Nyaman buat dia tapi tidak nyaman buat kita. Kamu kenapa sih Jun, setiap kali istrimu dibilangin kamu selalu saja membela dia. Jangan-jangan kamu sudah dipelet sama si Desma gadis kampung itu.!" Seru Astuti ketus.

"Ya Allah Ma, Mama pikirannya kok kayak gitu sih. Gini Ma, Desma itu sudah biasa berpenampilan sederhana. Dia tidak suka hidup bermewah-mewah. Itu cara dia bersyukur kepada Allah. Kata Desma, tidak boleh kita hidup bermewah-mewah apabila masih ada orang susah di sekeliling kita."

"Nah, itu Papa setuju..!" Tiba-tiba Tuan Besar Sudarta menimpali ucapan Juna putra keduanya itu. Sudarta memang lebih dekat dengan Junara putra kedua sekaligus bungsu dari pada Satya putra sulungnya.

"Uuh, Kalian berdua sama saja !" Teriak Astuti jengkel mendengar pembelaan dari suaminya terhadap Desma dan Juna. "Jadi hilang selera makanku !" Sambungnya sambil berdiri meninggalkan meja makan. Sudarta dan Arjuna hanya tersenyum kecil. Mereka berdua sangat paham sikap keras dan sombong Astuti.

Tak lama berselang Desma datang dengan membawakan tas kerja Junara. Setelah terlebih dahulu mengucapkan salam kepada ayah mertua dan suaminya, Desma kemudian ikut bergabung sarapan dimeja makan. Pagi itu mereka sarapan roti tawar dan selai mangga.

"Mas berangkat dulu ya !" Ujar Junara. setelah selesai sarapan.

"Papa juga !" Timpal Sudarta tidak mau kalah. 

Desma mengantar suami dan ayah mertuanya sampai ke halaman. Setelah menyalami dan mencium punggung tangan keduanya, Desma melambaikan tangan melepas mereka yang sudah masuk kedalam mobil. Lalu mobil itu berjalan perlahan melewati pintu gerbang yang dijaga dua orang satpam. Desma manunggu mobil itu menghilang dari pandangannya, lalu ia masuk kembali kedalam rumah.

Diruang makan Desma melihat Naira dan Astuti tengah sarapan pagi berdua. Ternyata Naira telah berhasil membujuk ibu mertuanya itu untuk sarapan.

"Pagi Ma, Kak Naira..!" Sapa Desma ramah. Astuti hanya melengos mendengar sapaan Desma. Sedangkan Naira memilih tersenyum sinis.

"Heh.. Desma, kemari lah..! duduk disini..!" Panggil Naira sedikit membentak dan melambaikan tangannya.

"Iya Kak..!" Sahut Desma menuruti perintah Naira. Desma duduk disalah satu kursi makan dan siap mendengarkan wejangan dari duo permaisuri penguasa rumah itu.

"Semenjak kehadiran kamu dirumah ini, kamu telah sering menjadi pangkal penyebab keributan. Sampai-sampai Mama dan Papa juga Juna bertengkar gara-gara kamu !" Suara Naira meninggi diiringi dengan telunjuknya yang menunjuk tepat kearah wajah Desma yang menunduk hormat pada mereka.

"Maafkan Desma Kak, Ma.. Desma tidak bermaksud demikian." Jawab Desma pelan dan sopan.

"Apa salahnya sih kamu mengikuti kemauan Mama. Toh Mama tidak bermaksud buruk padamu. Mama cuma ingin kamu berpenampilan layaknya sebagai istri seorang konglomerat. Jangan memalukan seperti ini..!" Naira kembali menghardik Desma.

"Iya Kak, Desma akan mencoba menuruti kemauan Mama dan Kak Naira." Ucap Desma menganggukkan kepalanya.

"Ya sudah, sekarang tolong bawakan barang-barang ku ke mobil !" Perintah Naira sambil menunjuk sebuah travel bag berwarna pink muda.

"Kakak mau kemana..?" Tanya Desma sambil mengikuti langkah kaki mulus Naira yang memakai sepatu dengan tumit tinggi dan lancip. Naira berbalik badan dan menatap Desma lalu berkata " ya shopping lah ke Singapur..!" Ujarnya lalu membuang muka ke arah lain.

Wajahnya yang cantik ditutupi bedak merek terkenal. Demikian juga lipstik dibibirnya tentu saja bukan buatan dalam negeri. Gelang tangan, kalung dan beberapa cincin emas putih bertabur berlian menghiasi sekujur tubuhnya.

Aroma parfum yang mungkin dibuat dari bunga yang dipetik dari syurga, menebarkan aroma yang syahdu dan memanjakan indra penciuman.

"Hati-hati ya Kak..!" Ujar Desma setelah meletakkan travel bag milik Naira didalam bagasi mobil.

"Iya, dan jangan lupa kamu bantu jagain Alpan, karena aku pergi agak lama. Dari Singapur aku langsung ke Paris." Kata Naira lalu duduk manis dijok belakang mobil mewahnya. Seorang sopir sudah siap dibelakang setir mobil.

"Iya Kak !" Desma menganggukkan kepala dengan hormat.

Alpan adalah putra Naira yang baru berumur 6 bulan. Naira menyerahkan sepenuhnya pengasuhan putranya itu kepada seorang Baby sister. Naira tidak mau hidupnya direpotkan oleh kehadiran anak itu.

Mobil mewah itu mulai bergerak untuk mengantarkan Naira ke air port. Desma melambaikan tangannya walaupun Naira tidak menggubrisnya sedikitpun.

***********

Komen (6)
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
sepertix menarikk
goodnovel comment avatar
Sapar Khan
menyimak aja dl
goodnovel comment avatar
Irwin rogate
bagusssssssss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status