Share

ANAKKU SAYANG, ANAKKU MALANG

“Saya minta maaf, Bapak-bapak. Ini tadi dia tiba-tiba datang dan marah-marah. Saya mohon maaf sebesar-besarnya,” ucap Hadi dengan menunduk. Pria ini merasa sangat malu dengan kejadian barusan. Secara dia adalah penghuni baru di komplek tersebut.

“Gak apa-apa, Pak. Mohon sebagai pembelajaran untuk di lain waktu. Baiklah, kami pamit,” ucap Pak RT lalu menyalami Hadi dan diikuti pria yang satu.

Hadi mengantar mereka sampai ke teras hingga kedua pria tersebut tak kelihatan lagi. Hadi masuk kembali lalu mengunci pintu. Pria berkaca mata tersebut mengingat kembali semua omongan Eksanti tadi. Pria ini bertekat akan melaporkan omongan transpuan tersebut ke pihak penyidik.

“Brian, Papa sayang kamu dan mama kamu. Dia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya,”ucap Hadi sambil mengusap wajah-wajah yang tertampang dalam pigura di dinding. Tak terasa kedua mata pria berprofesi sebagai guru ini tergenang oleh buliran bening.

•••¤•°•¤•••

“Mamaaa...!”

“Mama ada di sini, Sayang,” bisik Ambar lirih di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status