Share

Garis Dua?

"Eh mbak Nilam disini juga ternyata. Tapi inikan restoran mahal, pasti disini cuma numpang nongkrong dan persen segelas air putih aja kan?"

Benar-benar mulutnya selalu saja digunakan hanya untuk merendahkan orang lain.

"Terserah aku dong, lagian aku juga nggak minta dibayarin sama kamu kan?" jawabku ketus.

"Kalau mbak mau aku bisa bayarin makanan kamu kok. Buruan deh pesan apa yang mbak mau mumpung aku lagi baik hati. Jarang-jarang loh bisa makan makanan mahal gratis pula."

"Nggak perlu! Aku masih mampu jika hanya makan di restoran ini."

"Aduh mbak ini sombong ya mau ditraktir juga pake nolak segala. Yasudahlah ayo mas kita pesen makanan udah lapar aku seharian keliling mall," ajak Viola kepada mas Danu.

"Maaf ya dek aku belum pulang ke rumah," ucap mas Danu lirih.

"Nggak papa kok mas, aku sudah mulai terbiasa. Mungkin kamu besok juga harus bisa membiasakan diri tanpa aku."

"Apa maksud kamu bicara seperti itu dek?"

"Bukan apa-apa. Hanya saja sesuatu yang ada di dunia ini pasti akan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status