Ketika ibu mertuaku membawa wanita lain dan meminta suamiku menikahi wanita itu, hatiku hancur. Namun, aku bukan wanita lemah. Akan aku tunjukan bahwa semua yang suamiku miliki selama ini adalah milikku.
View More#BUKAN_MENANTU_BODOH
"Mas, apa kamu tidak bisa sedikit saja memikirkan perasaanku dan berkata tidak pada ibumu?" ucapku terus memohon pada Mas Aksa, suamiku.
"Dek, Ibu terus meminta aku menikahi Dinda, kamu tahu sendiri kan Dek, umur Ibu sudah tidak panjang lagi?" terang Mas Aksa.
Aku terus menangis dalam pilu. Suami yang begitu aku cintai tiba-tiba harus memenuhi keinginan ibunya yang tengah sekarat di rumah sakit, dengan menikahi gadis yang dulu begitu di idam-idamkan menjadi menantunya.
Aku menikah dua tahun lalu dengan Mas Aksa. Pernikahan kami memang terhalang restu oleh orang tua Mas Aksa tapi, aku sangat bahagia menjalani semuanya. Meski terkadang aku harus mengalah menghadapi keluarganya yang selalu saja membandingkan aku dengan Dinda.
"Coba dulu nikah sama Dinda, pasti udah punya anak kamu Sa," cetus Ibu.
Kata-kata seperti itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagiku. Meski begitu, Mas Aksa selama ini selalu membelaku dan memberikan aku semangat agar tetap bertahan.
Nyeri dalam hatiku setiap kali kata-kata semacam itu terucap selalu bisa terobati dengan pembelaan suamiku.
Hari ini, aku berinisiatif menjenguk ibu. Aku berharap bisa membicarakan semuanya agar Mas Aksa tak perlu menikah dengan Dinda.
Suara gelak tawa terdengar dari lorong ruang rawat inap Ibu, aku terus berjalan. Mungkin itu bukan suara Mas Aksa dan Ibu, karena tidak mungkin Mas Aksa tertawa lepas seperti itu. Apalagi ini di rumah sakit.
"Makannya, Ibu sabar sebentar lagi. Aku akan menikah dengan Dinda, Iya kan sayang?" ungkap Mas Aksa penuh tawa.
Sama sekali tak terlintas rasa bersalah dalam nada bicaranya. Kemana ia yang selama ini merasa terpaksa menikah dengan Dinda?.
"Iya sayang, kamu sih dulu gak sabar. Aku kan cuma kesel eeh malah di tinggal nikah!" Suara manja Dinda terdengar dari balik pintu.
"Sudah, yang penting nanti Dinda jadi menantu Ibu ya!" ungkap Ibu lembut.
Pantas saja selama ini Mas Aksa selalu melarang aku menjenguk ibu dengan alasan ibu akan semakin memburuk jika terus melihatku.
Aku urungkan niatku menjenguk Ibu mertua. Hingga akhirnya aku memutuskan pulang dengan hati yang hancur dan tercabik.
Sakit rasanya, dadaku bahkan terasa sesak mendengar gelak tawa mereka. Mereka bahkan merencanakan semuanya dengan matang.
Apalagi Mas Aksa yang ternyata hanya menganggap aku sebagai pelampiasan. Teganya ia mengatakan semua itu setelah pernikahan yang sudah berjalan dua tahun ini.
Kurang apa aku menghadapi sikap ibu selama ini?. Aku selalu mencukupi semua kebutuhan beliau. Tak pernah sedikitpun aku lalai menjalankan kewajibanku sebagai seorang anak, meskipun anak mantu.
Sejauh ini, aku tak pernah menganggap Ibu sebagai ibu mertua. Apalagi semenjak orang tuaku meninggal akibat kecelakaan pesawat saat akan mengunjungi saudara yang tengah hajatan di pulau sebrang.
Baktiku tetap utuh pada Ibu, tak pernah sedikitpun aku melawan, apapun perkataan beliau. Meski sering kali Ibu justru membalas ku dengan kata-kata yang pedas.
Saat sampai di rumah, aku merenungi semua kejadian yang baru saja terjadi. Satu hal yang aku sadari bahwa aku sudah tak lagi di inginkan di rumah ini. Rumah yang sesungguhnya adalah rumahku karena orang tuaku yang memberikannya sebagai hadiah pernikahan tapi, Mas Aksa selalu mengatakan bahwa ini adalah rumah kami berdua pada Ibu.
"Kuatlah Ren, kamu harus kuat!" batinku.
Aku berusaha bangkit dan menghapus air mata yang terus menetes membasahi wajahku. Aku yakin aku bisa menata kehancuran hatiku agar aku bisa menghadapi mereka semua dengan caraku.
Jika mereka bisa mencurangi aku dengan cara sekeji itu, aku pun yakin akan membuat mereka semua menyesal. Sakit yang kini aku rasa, akan aku simpan selamanya, sampai mereka bisa merasakan semua rasa ini kembali pada mereka.
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#21Setelah memastikan anak-anak sudah tertidur, aku segera mengajak Mas Galih untuk duduk di ruang televisi. Di sana aku ingin mengajaknya bicara."Mas, aku mau tanya sesuatu."Aku pasang wajah serius dan berusaha untuk tetap menatap Mas Galih dengan tatapan yang benar-benar ingin menghakiminya.Aku tahan perasaan sakit karena di khianati olehnya. Apa yang sudah aku ketahui, seketika harus aku pendam kadang tak ingin membuat suara gaduh."Tanya apa? Kok serius banget," tanya Mas Galih.Aku keluarkan bukti cetak buku rekening milik Mas Galih. Di sana tertera jelas jika selama ini ia sudah mentransfer sejumlah uang untuk nomor rekening yang sama selama beberapa bulan terakhir."Apa ini?" tanya Mas Galih seraya mengambil kertas di atas meja.Ia terkejut saat minat isi kertas itu, kemudian menatap wajahku dengan penuh harap jika aku akan memaafkannya."Ini klien kok," ucap Mas Galih."Udah deh Mas, kamu nggak capek apa bohong terus sama aku. Buktinya udah je
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#20[Memangnya mau kirim pesan ke siapa Mas?]Aku kirim balasan pesan untuk suamiku, tapi ia tak membalas hingga beberapa menit berlalu. Padahal, ia terlihat online.[Ada temen minta tolong transfer, Sayang.] Balas suamiku.Sesungguhnya aku tidak ingin berburuk sangka pada suamiku, akan tetapi aku merasa jika semua ini memang harus di curigai.Aku biarkan anganku melayang, memikirkan semuanya tanpa ada sebuah jawaban. Otak mengatakan mungkin memang apa yang di katakan suamiku sebuah kejujuran, meskipun hatiku mengatakan jika semua hanya omong kosong.Aku terus memutar otak agar aku bisa mengetahui rekapan data rekening milik Mas Galih. Bagaimanapun, aku harus tahu, siapa yang ia berikan yang itu.Firasat ku sebagai seorang istri sulit untuk di bohongi. Ada perasaan mengganjal yang membuatku tak mampu untuk tetap bersikap baik-baik saja.Hingga akhirnya pagi menyapa dan aku berpura-pura memakai pakaian pergi, aku ingin membuat sebuah sandiwara agar aku bis
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#19"Kayaknya aku salah kamar Mas!"Aku segera menyambar tas yang ada di atas meja dan pergi meninggalkan kamar hotel itu. Mas Galih nampak heran, ia bahkan berusaha menghentikan langkahku.Namun, aku tidak perduli dan tetap pergi meninggalkan kamar tersebut."Ren, tunggu. Aku benar-benar tidak melakukan hal aneh seperti apa yang kamu pikirkan, aku hanya berusaha untuk memberikan kejutan buat kamu.Kamu tahu kan, rumah tangga kita akhir-akhir ini sering bermasalah. Jadi, aku tidak mungkin meminta kamu langsung ke sini. Aku meminta Dinda untuk menghasut kamu, seolah aku pergi dengan wanita lain. Namun, sungguh aku hanya ingin rumah tangga kita baik-baik saja."Jika apa yang di katakan Mas Galih adalah sebuah rayuan, mungkin aku telah luluh dengan ucapannya. Aku benar-benar tenggelam karena rasa cinta yang masih tersisa di dalam hati ini."Ren, percayalah. Aku benar-benar tidak ingin menikahi Anisa seperti apa yang ibu inginkan. Aku juga tidak ingin berpisa
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#18"Ren," ucap Mas Galih yang terlihat sangat gugup.Aku hanya tersenyum menyambutnya, kemudian segera menerobos masuk dan melihat semua isi kamar hotel ini. Namun, tak ada siapapun di kamar ini, entah bagaimana bisa aku salah melihatnya.Dimana Mas Galih menyembunyikan wanita itu? Rasanya tidak mungkin wanita itu melompat dari jendela karena lantai tiga hotel ini saja sudah cukup tinggi dan bisa membuat siapa saja cidera jika nekat melompat.Mas Galih terlihat kebingungan melihat tingkahku, mungkin ia masih berusaha menyembunyikan apa yang baru saja aku lihat. Namun, aku tidak bodoh! Akan aku temukan di manapun ia menyembunyikan wanita murahan itu.Tring!Dering ponsel Mas Galih berbunyi tepat saat aku melihat ke arah toilet. Ponselnya yang tergeletak di atas meja pun segera ia raih, ta
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#17Aku ingin menyapanya, tapi rasanya gak mungkin aku langsung datang dan langsung menanyakan semuanya. Ia bisa saja mengelak dan semua sandiwaranya bisa saja berakhir.Ayok Ren, berpikirlah! Hatiku terus berbicara sendiri. Setengah mati aku berusaha mencari akal dalam waktu yang singkat. Aku tak ingin ketinggalan jejak dan akhirnya Mas Galih pergi begitu saja.Ah! Persetan dengan rasa malu! Aku segera bangkit dari tempat duduk dan berniat mendatangi Mas Galih bersama wanita misterius itu. Namun, langkahku terhenti.Aku melihat Anisa menghampiri mereka berdua. Langkahnya cepat dan penuh dengan emosi.Plaaaak!"Siapa dia Mas? Tega kamu ya! Kurang sabar apa sih aku nunggu kamu? Kurang apa kamu nyakitin aku dengan nikahi janda itu!"Anisa terus saja berteriak, sementara
#BUKAN_MENANTU_BODOHSEASON 2#16Aku berusaha tidak perduli meskipun sesungguhnya hatiku sakit mendengar Mas Galih pergi bersama wanita lain. Hatiku terus di penuhi dengan tanya.Apakah mungkin Mas Galih memang mendua? Pernikahan kami baru berjalan satu tahun, ia juga menjanjikan banyak hal padaku. Namun, mengapa ia bisa setega itu?Aku pikir sikap baiknya memang benar-benar tulus, akan tetapi bagaimana bisa aku percaya dia jika semua sudah seperti ini?Siang itu pembicaraan antara aku dan Dinda selesai sudah. Apa mungkin Dinda berusaha menipuku? Namun, apa untungnya bagi dia?Sore itu aku segera pulang ke rumah, berniat ingin beristirahat setelah banyaknya kejadian pagi ini yang membuatku begitu penat.Namun, saat aku tiba di rumah. Mas Galih tiba-tiba menyambutku, ia nampak tak bersalah setelah pergi entah kemana."Ren, bagaimana kalau kita pergi? Aku benar-benar tidak ingin bersama Anisa, aku ingin kita berdua tetap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments