Simfoni Temaram Takdir

Simfoni Temaram Takdir

last updateLast Updated : 2022-12-16
By:  Tita DewahastaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
21 ratings. 21 reviews
74Chapters
3.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Kendrik menabrak orang saat dalam perjalanan di sebuah daerah bernama Gunung Timur. Setelah peristiwa itu, dia menjalani hari-hari seperti biasa tanpa tahu kabar orang yang pernah dia tabrak. Dia pun jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan seorang gadis bernama Gangga. Belakangan diketahui bahwa orang yang ditabrak oleh Kendrik adalah sahabat Gangga. Akankah Gangga menerima Kendrik?

View More

Chapter 1

1. Terang

"Ah, Bastian ...."

Desahan seorang wanita terdengar, bersahutan dengan erangan pria silih berganti.

Tidak hanya itu, suara-suara khas percintaan yang liar pun terdengar begitu melengking hingga membuat Sierra meradang.

"Sial! Pasti dia membawa jalangnya lagi!"

Tanpa mengetuk pintunya, Sierra pun langsung menghambur masuk ke kamar yang memang tidak terkunci itu.

Brak!

Dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Sebastian Sagala, anak tirinya, sedang memacu tubuh wanita di bawahnya.

"Bukankah sudah kubilang kalau rumah ini bukan tempat maksiat? Berhenti sekarang juga!" geram Sierra dengan tatapan yang mengarah tajam pada anak tirinya itu.

Bukan anak tiri sungguhan karena Sierra hanya berpura-pura menikah dengan ayah dari Bastian.

Namun, tentu saja tidak ada yang tahu tentang perjanjian itu sehingga semua orang mengira bahwa Sierra benar-benar menikah dan menjadi istri yang sah dari Jacob Sagala, ayah kandung dari Sebastian Sagala.

Sial! Seandainya hidup Sierra sedikit saja lebih baik, Sierra juga tidak akan mau melakukan semua ini.

Sierra terpaksa melakukannya karena penghasilannya sebagai perawat yang merawat Jacob Sagala masih belum cukup untuk memenuhi semua biaya hidupnya serta biaya pengobatan ibu dan kakaknya.

Namun, alih-alih hidup lebih baik, setelah berstatus istri, sumpah hidup Sierra malah makin kacau.

Jacob meminta Sierra untuk menyembunyikan penyakit pria itu yang makin parah dan berpura-pura sudah sembuh agar tidak ada oknum yang memanfaatkan penyakitnya untuk merebut perusahaannya.

Jacob menyuruh Sierra mengurus rumah yang isinya semua orang jahat, dan yang paling membuat frustasi adalah Sierra harus menjalankan peran ibu tiri dari anak pria itu.

Bagaimana tidak frustasi? Alih-alih mendapatkan anak yang bisa diatur, Sierra malah begitu syok saat pertama kali bertemu Bastian, yang jauh dari kata "anak."

Bastian adalah pria dewasa yang berumur enam tahun lebih tua dari Sierra.

Bastian mempunyai postur tubuh yang tinggi, tegap, dan tampan, dengan otot-otot liat di seluruh tubuhnya, dan kalau boleh menggambarkannya dalam satu kata, Sierra akan memilih kata "hot."

Dan itu bukan sekedar anggapan belaka karena Sierra memang sudah beberapa kali memergoki Bastian saat pria itu sedang melakukan aktivitas panasnya dan keseluruhan tubuh Bastian yang terpampang nyata memang sangat hot.

Hanya saja, sayangnya Sierra tidak bernafsu sama sekali dan malah jijik pada apa yang dilakukan oleh pria itu dan para wanitanya.

"Sial! Kau melakukannya lagi, Wanita Sialan! Sebenarnya apa masalahmu? Apa kau ketagihan melihat tubuhku, hah? Kau selalu menggangguku sebelum aku mencapai kepuasanku!" pekik Bastian kesal sambil langsung melepaskan dirinya dari wanita di bawahnya.

Ini bukan pertama kalinya Bastian membawa seorang wanita ke rumahnya dan berhubungan di kamarnya.

Dan sudah beberapa kali juga wanita sialan itu, istri muda dari ayahnya, mendobrak pintu kamarnya dan mengusir wanitanya sebelum Bastian mencapai kepuasannya.

"Sebagai seorang wanita muda seharusnya kau malu melakukan ini, Brengsek!" seru Bastian lagi sambil meraih celananya dan memakainya begitu saja tanpa malu di depan Sierra.

Sudah pasti Sierra dapat melihat bagaimana area sensitif Bastian yang masih berdiri tegak.

Namun, seperti biasa, Sierra hanya memasang ekspresi geramnya dengan tatapan yang tetap mengarah tajam pada wajah Bastian.

"Aku tidak peduli kau mau menganggapku seperti apa! Aku sudah mengatakan berkali-kali untuk tidak melakukannya di rumahku!" sahut Sierra tidak kalah garang.

"Oh, sekarang kau makin melunjak ya! Kau sudah menganggap ini rumahmu? Ah, aku lupa kalau kau menikahi ayahku pasti karena ini! Sekarang rumahmu, lama kelamaan hartamu! Kau mau menguasai semuanya kan? Aku bahkan tidak akan terkejut kalau tidak lama lagi kau akan meracuni ayahku agar dia cepat mati dan kau bisa mewarisi segalanya!"

"Tutup mulutmu, Bastian! Aku bukan wanita seperti itu!"

"Tidak usah berpura-pura lagi, Wanita Sialan! Aku sudah tahu wanita macam apa kau ini!"

Bastian dan Sierra pun berdiri berhadapan begitu dekat dengan tatapan yang sama-sama tajam.

"Baiklah, terserah kau mau menganggapku seperti apa! Aku juga tidak akan repot-repot menjelaskan apa pun karena kau juga tidak akan percaya satu pun ucapanku!"

"Tentu saja aku tidak akan percaya! Tunggu saja sampai aku membongkar kedok aslimu, Wanita Brengsek!"

Sierra tertawa sinis mendengarnya. "Lakukan apa pun yang kau mau, Bastian! Tapi yang pasti, sekarang aku mau wanita itu pergi dari rumahku!"

Dengan cepat, Sierra menghampiri wanita nakal yang baru saja selesai memakai bajunya itu.

"Untung saja kau bergerak cepat sebelum aku melemparmu ke jalanan dengan kondisi telanjang!"

Sierra menarik kasar lengan wanita itu sampai wanita itu merintih kesakitan. "Auw, Bastian ... tolong aku! Akhh!"

Namun, Sierra tidak mempedulikan rintihan wanita itu dan langsung saja menariknya sampai ke pintu kamar Bastian lalu mendorongnya keluar.

Bastian yang sudah emosi pun membalas menarik kasar lengan Sierra sambil menutup pintu kamarnya.

"Brengsek kau, Sierra! Kuperingatkan padamu ya, sekali lagi kau mengusik dan mencampuri urusanku, jangan salahkan aku bertindak kasar padamu!" ancam Bastian dengan kobaran api di matanya.

Namun, Sierra sama sekali tidak takut pada ancaman Bastian.

Sierra yang dulu mungkin adalah Sierra yang lemah dan tidak berdaya. Tapi Sierra yang sudah mengalami begitu banyak hal untuk bertahan hidup sama sekali bukan Sierra yang dulu lagi.

Sierra yang sekarang tidak takut pada apa pun, termasuk pada ancaman Bastian.

Sierra pun menatap Bastian dengan kobaran api yang sama dalam tatapannya sambil mengangkat dagunya dengan angkuh.

"Asal kau tahu kalau aku tidak takut pada ancamanmu sedikit pun, Bastian! Aku akan selalu mengusik dan mencampuri urusanmu karena kau adalah anak tiriku! Dan satu lagi! Bersikaplah sopan padaku dan panggil aku Ibu!"

Bastian langsung tertawa sinis mendengarnya. "Memanggilmu Ibu? Bersikap sopan padamu? Huh, baiklah, inilah caraku bersikap sopan pada wanita sepertimu!"

Tanpa banyak bicara lagi, Bastian segera menyambar dan mengempaskan tubuh Sierra hingga terpental ke atas ranjang.

Bastian mengunci tubuh Sierra di bawahnya dengan menahan kedua tangan wanita itu di samping kepalanya.

"Apa yang kau lakukan, Bastian? Lepaskan aku!" pekik Sierra yang mendadak panik.

"Mengapa berteriak, Sierra? Bukankah kau bilang kau tidak takut padaku, hah? Kau harus tahu, Sierra, aku sedang butuh pelampiasan malam ini dan karena kau sudah mengusir wanitaku, maka gantikan dia di ranjangku!"

**

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
100%(21)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
21 ratings · 21 reviews
Write a review
user avatar
Tita Dewahasta
SIMFONI TEMARAM TAKDIR (Tita Dewahasta) Genre: Romansa, misteri, komedi, tragedi Latar: sekolah, kampus, kepolisian Cuplikan bab 2. Gadis Gambas Bermata Amber Jantungnya terus berdegup kencang saat melihat langkah gadis itu lurus menuju mejanya. Kendrik mengangkat pandangan dan menatap gadis yang
2022-08-23 09:25:09
1
user avatar
dtyas
yuhuu, mampir kakk
2022-07-16 00:06:05
1
user avatar
Lavinka
semangat othor tercinta. karyamu bikin ngakak guling-guling. semangat
2022-06-09 11:10:52
1
user avatar
Santi Suki
Bikin nagih bacanya. Penasaran dengan kisah cinta Kendrik kali ini.
2022-06-08 22:43:53
1
user avatar
Maysha
Aku hadir & bakal terus mengikuti kak, semangat ya ... (Maysha/Maveera)
2022-06-07 07:49:17
1
user avatar
Santi Suki
Bagus ceritanya bikin penasaran. Mewek aku ... mewek nih ......
2022-06-06 23:21:21
1
user avatar
Santi Suki
Cerita yang bagus dan selalu aku tunggu kelanjutannya. .........
2022-06-05 23:32:07
1
user avatar
Masandra
yes arti sebuah perbedaan
2022-03-26 23:19:30
1
user avatar
Nazwatalita
Keren banget ini cerita. Bikin ngakak ....
2022-03-07 16:13:39
1
user avatar
Nazwatalita
Selalu ditunggu kelanjutannya
2022-03-07 16:13:05
1
user avatar
KarRa
ingat Gangga ingat sesuatu, persahabatan anak SMA memang paling ok ya, gokil antara Bisma smaa Gangga, ngakak
2022-03-05 09:58:00
1
user avatar
Mayanov
Baru mulai baca dan aku udah ngekek. Ada aja temen kayak gitu. Hihihihi....
2022-03-05 09:17:46
1
user avatar
Ar_key
ceritanya seruu bikin Ngakak. keren pokoknya lanjut baca gass...
2022-03-05 09:03:42
1
user avatar
Shanisha Icha
mba aku mampir ya semangat ......
2022-03-02 18:40:42
1
user avatar
MilaRml
hahahaha kocak banget Gangga sama Bisma. ......... Nyatain cinta aja malah ketawa. nular ketawanya
2022-03-02 18:06:30
1
  • 1
  • 2
74 Chapters
1. Terang
1. Terang1 Maret 20xxKafe Payung Hitam, Kota Praga "Nggak kerasa kita udah mau lulus aja. Kamu jadinya mau kuliah di mana, Bis?" tanya Gangga."Aku sih masih sama kayak cita-cita kita dulu. Kuliah di Universitas Vanguard. Kamu masih pengen kuliah di sana apa punya kampus impian baru?""Aku juga. Moga-moga aja kita ketrima," kata Gangga. Tiba-tiba dia bersedih. "Ehm, masa SMA udah berakhir. Rasanya kayak mimpi aja udah mau beralih ke dunia kampus."Mendengar nada sedih Gangga, Bisma menerawang. Dia mengingat-ingat saat-saat mereka bersama melalui masa remaja. Dia dan gadis di hadapannya ini adalah sepasang sahabat, bukan pacar, bukan saudara, bukan sulap, bukan sihir.Persahabatan ini lahir dari keruwetan hubungan mereka berdua di awal masuk ke sekolah menengah atas. Ruwetnya bagaimana? Hanya author yang tahu. Tapi nanti pasti diceritakan oleh author, karena authornya baik hati, tidak sombong dan gemar
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more
2. Gadis Gambas Bermata Amber
2. Gadis Gambas Bermata AmberJantungnya terus berdegup kencang saat melihat langkah gadis itu lurus menuju mejanya. Kendrik mengangkat pandangan dan menatap gadis yang tersenyum kecil itu.Apakah gadis itu tahu dia sedang diintai? Tak membalas senyumannya, wajah Kendrik malah menegang. Keringat bercucuran, kira-kira seember jika ditampung.Aku bakal digampar? (Kendrik)."Permisi Kak, kecap di meja saya habis. Boleh pinjam punya Kakak?" kata gadis itu sembari menunjuk botol kecap di meja Kendrik."Gampar! Eh maksudnya bo-boleh, silahkan."Gadis itu mengambil botol kecap di meja Kendrik dan beranjak ke mejanya sendiri.Kecap aja? Hatiku nggak? (Kendrik).Tiba-tiba gadis itu berbalik dan kembali ke meja Kendrik.Dia dengar kata hatiku? Shitt, dia pasti bisa baca pikiran. (Kendrik)."Maaf, Kak, saosnya juga ya.""I-iya, ambil aja.""Makasih, Kak."Jangankan kecap dan saos, seluruh hidupku juga bole
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more
3. Obituary
3. Obituary29 Mei 20xx (2 bulan kemudian)SMA Pura Mahardika, Kota Praga Gangga, Bisma dan seluruh siswa di SMA Pura Mahardika telah lulus. Dua sejoli itu juga sudah menjalani ujian masuk Universitas Vanguard. Mereka berdua pun telah diterima sebagai mahasiswa baru di universitas impian mereka.Bisma juga telah menyanding motor baru yang dibelikan ayahnya ketika dia diumumkan lulus dari ujian.Hari ini adalah jadwal cap 3 jari pada ijazah. Semua mantan siswa sudah berkumpul di sekolah.Gin, salah seorang teman yang akrab dengan mereka, memberikan sebuah gantungan kunci kepada Gangga."Mbas, ini buat kamu," katanya."Wow, makasih banget ya, Gin."Gin juga memberikan sebuah gantungan kunci kepada Bisma."Lhoh, Kubis juga dapet? Kirain aku doang yang dapet, udah GR," sungut Gangga."Semua dapet, aku bikin banyak," timpal Gin sembari memamerkan gantungan kunci di tasnya. Dia pun berla
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more
4. Gloomy Sunday
4. Gloomy Sunday 29 Mei 20XX, malam hariGangga sudah sedikit tenang berada di kamarnya yang berukuran 3x3 meter, dengan cat dinding yang sudah terkelupas di sana sini. Dia hanya duduk di tempat tidur, diam.Dunia seolah berputar begitu lambat. Metabolisme tubuhnya juga seolah berhenti. Dia tidak mampu bergerak cepat, lututnya terasa lemas.Kamu jahat Kubis! Tega banget ninggalin aku. (Gangga).Dia membuka tas sekolah yang tadi digunakannya. Dirogohnya 2 benda pemberian Bisma, bunga melati putih dan sebatang coklat.Diletakkannya dua benda itu di dadanya. Buliran bening di matanya menetes lagi meski tak sederas tadi.Bisma bodohh. Kenapa ngasih aku barang yang dua-duanya berumur pendek kayak gini. Melati ini dalam beberapa jam sudah layu. Coklat ini dalam beberapa bulan sudah tak layak dikonsumsi. Kenapa kamu nggak ngasih sesuatu yang bisa aku simpan lama? (Gangga).Dia bingung, akan diapakan kedua benda itu. Akan
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more
5. Life Must Go On
5. Life Must Go On 30 Mei 20XXSore hari setelah pemakaman Group chat di aplikasi Chatsapp ramai berbincang masalah camping perpisahan yang akan diadakan Minggu depan di sebuah pantai di Gunung Timur. Beberapa tidak setuju acara itu tetap dilanjutkan. Beberapa yang lain mengatakan bahwa itu adalah moment mengenang Bisma.Gangga hanya menyimak pesan chat di group itu. Baginya, meski acara itu tetap diadakan, dia tidak akan datang. Hatinya tak akan kuat. ~Pukul 15.00 "Ngga, kamu ke kos hari ini kan? Udah jam 3!"Gangga terkejut. "Astaga! Jam 3?!"Besok dia harus mengikuti serangkaian kegiatan orientasi di kampus dan sudah sore dia belum juga beranjak.Bu Rasti mengangsurkan amplop coklat kepadanya. "Ini untuk biaya bulanan."Gangga mengangguk. "Makasih, Bu. Aku berangkat dulu, takut kehabisan bus.""Ya, hati-hati."Pamit yang cukup singkat
last updateLast Updated : 2022-01-29
Read more
6. Badut Fakultas
6. Badut Fakultas1 Juni 20XXSeleksi penerimaan pegawai, hari kedua "Hei, kenapa psikologis kita musti dites tes segala?" seloroh Linggom."Ya iyalah, itu buat nyingkirin kandidat kurang waras macam kamu.""Biarin nggak waras, biar begini, ada yang mau sama aku. Buat apa keren-keren tapi jomblo hahaha. Tos dulu Bro."Kendrik tidak menanggapi tangan Linggom yang terangkat dan mengajak ber-high five itu. Dia malah menatap lawan bicaranya dengan mata sedikit melotot."Kenapa Bro, ayo tos dong akh kita udah laku." Linggom sedikit menyadari ekspresi Kendrik. "Ups, apa kamu kaum jones? Jomblo ngenes?"Sekali lagi Kendrik memelototi lawan bicaranya."Sorry Mas Bro, kirain udah punya gandengan. Udah jangan melotot, bikin merinding aja."Rasanya tertampar begitu keras mendapati rekannya yang terkesan ugal-ugalan malah sudah memiliki pasangan. Jiwa jomblonya terusik dan meronta-meronta.Aku masih m
last updateLast Updated : 2022-01-30
Read more
7. A New Rival
7. A New Rival Malam hari Hari ini cukup melelahkan untuk fisik sekaligus pikiran Gangga. Dia harus malu di depan mahasiswa-mahasiswa lain. Dan parahnya, semua menikmati kekonyolan keadaannya. Gangga mengetik chat kepada Bisma. 📱Gangga: Bis, kemarin aku lupa nggak bawa slayer jadi harus beli mahal. Sekarang aku salah beli mi cup. Tapi nggak apa-apa sih. Mi cup isi double yang dikumpulin sebagai tugas ospek itu ternyata disumbangin ke panti asuhan oleh panitia ospek. Ikhlas. 📱Gangga: Oh iya, aku jadi badut fakultas, tahu! Aku tadi nyanyi dan semua ngetawain keindahan suaraku. Padahal suaraku kan indah ya kan? Setuju? Dasar, mereka aja yang nggak ngerti seni. Wajah Gangga memanas. Tak kuat menahan kerinduan akan sahabatnya, ia pun menangis. Entah karena hari ini begitu menguras emosi dan tenaganya atau karena apa, tangis Gangga tidak terkontrol. Dia terus terisak hingga mengeluarkan suara sedikit keras. ~ Rumah saki
last updateLast Updated : 2022-01-31
Read more
8. Duka Dalam Yang Tersembunyi
8. Duka Dalam Yang TersembunyiDisplay UKM, rektorat Universitas Vanguard "Eh Kak Adam.""Kamu baru datang?"Gangga mengangguk sembari mengatur napas.Adam melihat jam di tangannya yang sudah menunjukkan pukul 20.25."Sini lihat buku UKM kamu."Gangga menyerahkan buku UKMnya yang masih bersih suci tanpa noda. Mahasiswa baru ditugaskan untuk mengisi buku UKM itu dengan profil singkat setiap UKM disertai cap sebagai bukti mereka menghadiri acara display.Tapi Gangga terlambat datang sehingga mustahil menulis profil dan cap dalam waktu 35 menit."Kosong?""Iya, gimana dong Kak. Katanya kurang 1 aja bakal kena hukuman.""Ya udah, gini aja. Kamu tunggu di sini. Kalau kamu sendiri yang muter, nggak bakal selesai. Biar aku aja."Adam bergegas menuju ke stand-stand UKM dan meminta cap. Dalam waktu 15 menit, semua cap sudah didapatkan."Ini bukumu.""Makasih banget ya Kak. Teru
last updateLast Updated : 2022-02-01
Read more
9. Ternyata Itu Cinta
9. Ternyata Itu CintaTak lama mata Gangga menitikkan air mata. "Lhoh, kenapa? Aku nyinggung ya?" "Nggak kok, Kak. Bisma, temenku itu udah meninggal 1 bulan yang lalu." "Ya ampun, maaf banget Ngga. Aku bener-bener nggak tahu." Gangga mengusap air matanya dan kembali berlatih presentasi. Stella datang menghampiri mereka berdua dengan membawa makanan dan minuman. "Hey, Kak Ken, kamu apain temenku kok nangis begitu?" protes Stella yang melihat sisa-sisa air mata di sudut mata Gangga. "Enggak kok, Stel. Aku aja yang cengeng," bela Gangga. Mereka bertiga agak lama terdiam karena Gangga juga mengalihkan perhatian pada latihan presentasinya besok. "Ehm, mata kuliah apa sih yang buat presentasi besok?" Kendrik mencoba mencairkan suasana. "Sprechen für Anfänger," jawab
last updateLast Updated : 2022-02-02
Read more
10. Pohon Bisma
10. Pohon BismaSenin, 6 Juli 20xxGedung D03Gangga telah menyadari perasaan yang selama ini dipunyai untuk Bisma adalah cinta. Entah apakah Bisma juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya atau tidak. Semua pertanyaan tentang itu hanya sebatas rasa penasaran yang sudah tak dapat lagi dipastikan. Dia tidak lagi bisa bertanya kepada yang bersangkutan.Tangannya memegangi handout materi presentasinya dengan Stella. Sembari berlatih, pikirannya bercabang ke mana-mana."Siap, Ngga? Masih 30 menit lagi.""Belum Stel. Aduh gimana ya, aku nervous banget dan nggak konsen.""Mikirin apa?"Gangga tidak menjawab, dia hanya tersenyum. Meski pun dia dan Stella terbilang dekat, dia tidak pernah bercerita mengenai Bisma."Ya udah, coba merem, fokus. Tenang. Bu Omih Sutia, dosen Sprechen für Anfänger itu baik. Kita udah 3 kali pertemuan dan dia nggak killer kok. Kayaknya dink, siapa tahu kalau presentasi berubah jadi
last updateLast Updated : 2022-02-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status