Share

BAB 7

Author: Dina0505
last update Last Updated: 2024-02-24 11:00:00

Kiara mengerjapkan matanya berkali-kali saat mentari pagi menyilaukan pandangannya. Perlahan ia membuka matanya dan sedikit menutupi pandangannya karena silau mentari begitu tepat diwajahnya. Kiara mencoba bangkit dari ranjangnya dan ia merasakan tubuhnya begitu lelah dan sedikit sakit diarea intimnya.

Ia menoleh ke samping dan ternyata pria itu sudah tidak ada. Sepertinya ia meninggalkanny di hotel pagi-pagi sekali.

Sungguh, ia tidak pernah menduga akan menghabiskan malam bersama pria yang merupakan atasannya sendiri dalam keadaan seperti ini. Belum lagi selesai ia berpikir, kini ponselnya berbunyi. Ada satu notifikasi masuk.

Ivander : hari ini kau tidak perlu masuk, beristirahatlah di rumah. Atau kalau kau mau melihat suasana di sekitar hotel kau bisa berjalan-jalan dulu menikmati suasana alam di dekat hotel. Aku sedang meeting, dan pekerjaanmu sudah di selesaikan oleh Zascy. Aku juga telah mentransferkan uang lima ratus juta lagi ke rekeningmu.

DEG!!!

Kiara terkesiap begitu membaca pesan yang baru saja ia terima dari Ivander. Lelaki itu, bukan hanya merebut kesuciannya tapi juga telah memperlakukannya seperti jalang di luar sana. Ia memberikan jumlah uang yang fantastis lagi? apa maksud pria itu mengirimkannya pesan seperti itu? Apa dia sedang mengejeknya?

Ivander: Kenapa tidak dijawab? Kau mencoba untuk menghindar dariku?

Ivander itu, tidak sabaran sekali. Apa menurutnya setiap pertanyaannya harus dijawab.

Kiara: iya aku baru saja bangun.

Jawab gadis itu singkat, sambil memberengut ia melihat kesal pada pesan singkat pria itu.

Ivander: baguslah kalau begitu nanti aku jemput kamu kembali. Kita akan bertemu dengan orang tuaku.

Apa? apa-apaan dia? seenaknya saja, masa harus bertemu dengan orang tuanya juga? Maunya apa?

Setelah pesan terakhir itu, pria itu tidak lagi menghubunginya, tapi ini benar-benar aneh mengapa harus bertemu dengan orang tuanya segala.

Kiara bergegas membersihkan dirinya. Benar yang dikatakan Ivander, hari ini ia harus istirahat karena benar-benar melelahkan. Dan satu lagi, ia harus mengisi perutnya yang kosong karena cacing di dalam perutnya sudah meronta-ronta untuk segera diisi.

Sayangnya ia lupa membawa uangnya karena tasnya tertinggal di kantor saat Ivander membawa paksa dirinya ke hotel. Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar di ketuk. Buru-buru Kiara merapikan dirinya dan langsung membuka pintu kamarnya.

"Iya, ada apa?" tanyanya pada service room yang sedang berada di depan pintu sambil membawa makanan dan minuman yang terlihat begitu lezat.

"Saya ingin mengantarkan pesanan atas nama nona Kiara," ujar lelaki itu.

"Aku Kiara tapi aku belum memesan apapun," jelas wanita itu padanya.

"Tuan Ivander yang memesankannya untuk anda," pungkas cleaning service itu lagi.

"Tapi aku tidak mempunyai uang," kilah Kiara padanya.

"Anda tidak perlu membayar karena semuanya telah  dibayarkan oleh tuan Ivander," ucap cleaning service itu dan segera membawakan makanan itu ke dalam kamar Kiara. Gadis itu hanya bisa melongo dengan apa yang dilakukan cleaning service itu.

Ia tidak mengerti sebenarnya apa yang direncanakan Ivander sampai dia mengirimkan makanan segala, tapi jujur saja Kiara merasa sangat senang sekali karena untuk pertama kali dalam hidupnya ia diperlakukan bagai seorang ratu. Ada rasa bahagia yang tak terkira yang berlapis rasa benci jika ia mengingat apa yang telah terjadi padanya tadi malam. Sungguh menjijikan, Kiara menggelengkan kepalanya dan menghirup nafas panjang. Meskipun begitu ia tetap menghabiskan makanan yang telah diberikan padanya.

Baru beberapa suap ia memakan makanannya. Sebuah notifikasi masuk ke layar ponselnya.

Ivander: cepat habiskan makananmu, setelah itu supir akan menjemputmu. Kau akan membeli baju baru dan beberapa perhiasan untukmu.

Kiara semakin terkejut oleh sikap atasannya itu. IVANDER KAU SANGAT MENYEBALKAN!!! gerutunya sambil berteriak dan hampir saja melempar ponselnya, tapi Kiara mengurungkan niatnya.

Tidak ... tidak, aku tidak boleh melempar ponsel ini. Jika ponselnya rusak dan hancur aku tidak punya ponsel lagi. Lirihnya pada dirinya sendiri.

Tanpa disadari oleh Kirana seseorang memperhatikannya dari sebuah monitor di laptop. Ternyata sedari tadi Ivander melihat apa saja yang dilakukan Kiara di dalam hotel melalui kamera CCTV, karena hotel itu adalah miliknya jelas saja Ivander bebas melakukan apa saja, termasuk untuk mengawasi Kiara.

Sungguh, mengerjai gadis itu dengan cara seperti ini membuatnya menjadi gemas. Terlebih lagi saat wanita itu marah-marah bukannya membuat Ivander  merasa bersalah, tapi malah dengan sengaja terus mengerjai gadis itu. Ivander sampai senyum-senyum sendiri melihat tingkah gadis itu.

***

"Hei Van, kayaknya Lo senang banget. Baru kali ini gue melihat Lo tertawa lepas kayak gini setelah lima tahun berlalu," ucap Gery yang baru saja masuk ke ruangan Ivander.

Benar yang dikatakan pemuda itu, selama lima tahun semenjak berpisah dengan kekasihnya, Ivander tidak lagi mau tersenyum bahkan sikapnya semakin dingin, tapi semenjak kehadiran Kiara di perusahaan itu dalam waktu seminggu saja sudah bisa merubah sahabatnya itu.

"Lo itu ga usah berlebihan gue senyum karena gue senang," Ivander terlihat begitu senang dan bersemangat.

"Apa yang udah lo lakukan sama Kiara, jangan bilang Lo udah tidur sama dia?" tebak Gery pada sahabatnya itu. Ivander hanya tersenyum menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Eh, ditanyain malah cengar-cengir ga jelas gitu. Lo apain anak orang? kasian loh, dia itu masih polos jangan disamain dengan cewe lainnya," Gery semakin khawatir dengan sikap temannya itu.

"Lo ga usah khawatir, sebentar lagi Kiara ga perlu capek-capek buat bekerja di perusahaan ini. Hidupnya bakal lebih bahagia lagi," Ivander begitu yakin kalau dia akan membuat gempar sahabatnya itu, bahkan semua karyawan akan terkejut saat waktunya tiba.

Lelaki ini, memang sedikit aneh dan nekat tapi ia melakukan semuanya dengan sangat matang. Tiba-tiba telponnya berdering dan dengan cepat ia mengangkat telponnya.

"Ya, halo pak pengacara, apa sudah diurus semua berkas-berkasnya?"

"Sudah pak sebentar lagi orang kepercayaan saya akan mengantarkan berkasnya pada anda,"

"Baiklah terimakasih pengacara Tan,"

Gery menatap heran pada sahabatnya itu, sungguh ia tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu. Sangat mencurigakan, semoga saja Ivander tidak akan berbuat berlebihan pada gadis itu.

Kiara yang malang, kalau sampai Ivander mengerjainya habis-habisan pasti akan berdampak buruk padanya.

"Gue benar-benar ga ngerti sama jalan pikiran Lo, gue cuma berharap Lo ga bakal menyakiti gadis itu," ucap Gery memperingatkannya.

"Kenapa Lo tiba-tiba perhatian sama dia? apa Lo menyukai gadis desa itu?" Ivander merasa jengah dengan sikap temannya yang seakan-akan ingin melindungi Kiara.

"Ini bukan masalah suka atau ga. Kalau boleh jujur, dia memang menarik dan siapapun lelaki yang mengenalnya pasti akan menyukainya tapi gue cuma mau mengingatkan Lo, jangan terlalu bersikap berlebihan pada Kiara. Ingat karma pasti berlaku bro," imbuh lelaki itu lagi padanya.

Ivander terdiam dan tidak mau berkata apapun lagi. Yang dikatakan temannya itu benar tapi ia tidak seburuk itu juga memperlakukan seorang wanita yang baru ia kenal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Affair Project    Bab 57

    Seorang wanita tengah duduk di sofa kesayangannya, ia masih kesal dengan apa yang terjadi di pesta tadi.'Gue akan buat perhitungan sama cewek sialan itu, gue pasti akan menyingkirkan cewek rendahan seperti itu!' gerutu gadis itu dalam hatinya.Bergegas ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang."Halo Robert, aku punya tugas untukmu!" titah wanita itu pada seorang pria di seberang sana."Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Bos?""Aku akan mengirimkanmu foto seorang wanita dan kau harus membawa wanita itu ke tempat yang aku tentukan. Jangan sampai kau dan teman-temanmu gagal mendapatkannya!" titahnya lagi pada orang yang bernama Robert itu."Baiklah, Nona. Aku akan segera menyuruh anak buahku untuk menangkap wanita itu!"Selanjutnya, pembicaraan diantara mereka berakhir dan tidak berapa lama kemudian, bunyi notifikasi masuk terdengar. Robert segera membuka layar ponselnya dan terlihat dengan jelas wajah Sheila di sana. Lelaki itu segera memanggil para anak buahnya."Hei, kalian!

  • Affair Project    BAB 56

    'Sial, kenapa juga si Daniel pake acara membela dia di hadapan semua orang? gue jadi malu gara-gara tu cewe,' kesal Vania sambil mengepalkan tangannya. Ia tidak terima dengan sikap Daniel yang membentaknya dihadapan orang ramai."Gimana rasanya hmm? Lo pikir kakak gue mau sama orang kayak Lo? Asal Lo tahu, cewek yang baru saja Lo coba permalukan tadi itu adalah calon kakak ipar gue. So... ga usah cari masalah sama dia!" sekonyong-konyong Cheryl datang memberikan peringatan pada Vania."Lo siapa hah?" tanya Vania sambil menatap tak suka pada Cheryl."Gue adiknya Daniel!" bentak Cheryl pada gadis itu hingga membuatnya terdiam. Semua orang memperhatikan Vania karena keributan kecil yang ia perbuat barusan.Merasa kesal Vania menghentakkan kakinya kemudian melangkah keluar dari acara itu. Ia merasa malu karena sikap Cheryl padanya."Waw, untuk pertama kalinya ku lihat kau berbuat baik," ucap seorang pria sambil bertepuk tangan. Sontak saja hal itu membuat Cheryl menoleh ke arah sumber sua

  • Affair Project    BAB 55

    Daniel membawa Sheila ke tengah-tengah pesta yang begitu mewah dan megah, Sheila merasa sedikit canggung dan gugup saat mengikuti pesta."Sheila, ayo sini. Kenapa kamu malah bengong seperti itu?" panggil Daniel pada karyawannya itu."Pak, apa saya ga salah tempat? saya merasa tidak pantas di acara ini," ucap Sheila merasa gugup berada dikeramaian."Acara ini dibolehkan untuk siapa saja. Termasuk kamu Sheila. Saya sengaja mengajak kamu ke sini untuk mengenalkan kamu pada relasi bisnis saya. Supaya mereka tahu, ada karyawan saya yang bisa saya andalkan dalam proyek saya nanti," jelas Daniel pada Sheila.Daniel sangat mengerti, sebagai orang baru Sheila pasti merasa gugup bertemu dengan para tamu yang elegan dan super mewah, tapi Daniel selalu memberikan semangat pada Sheila untuk mempercayakan dirinya akan tetap menjaga Sheila di acara itu."Tapi pak...""Sudah, jangan membantah. Ikuti saja perkataan saya," tegas Daniel yang tidak ingin mendengar alasan dari Sheila lagi.Acara syukuran

  • Affair Project    BAB 54

    Hari pertama bekerja, Sheila begitu bersemangat. Ia datang lebih awal dan telah mempersiapkan semuanya."Sheila, kamu sudah datang?" sapa Daniel pada gadis muda yang berada di ruang kerjanya."Ah iya pak, kebetulan saya tidak banyak kegiatan di rumah. Jadinya saya berinisiatif untuk datang lebih awal," jawab Sheila dengan santainya."Oh baiklah. Bagaimana keadaan ibumu, bukankah kemarin kamu bilang ibumu harus dirawat di rumah sakit?" tanya Daniel kembali. Ia masih ingat ketika beberapa hari yang lalu Sheila pernah mengatakan kalau ia butuh biaya untuk pengobatan ibunya."Ibu saya, sudah lebih baik pak. Kemarin selesai mendapatkan kabar kalau saya akan bekerja di sini dan berada lebih dekat dengan beliau, keadaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya," tukas wanita muda itu pada atasannya."Syukurlah, senang mendengar keadaan ibumu baik-baik saja," ujar Daniel padanya."Terimakasih pak. Saya juga mau berterimakasih karena anda telah bersedia mengizinkan saya bekerja di perusahaan anda

  • Affair Project    BAB 53

    Daniel baru saja tiba di depan perusahaannya dan memarkirkan mobilnya. Ia bergegas menuju ke ruangannya. Di sana telah hadir Sheila yang duduk di sofa tamu bersama sang asisten. "Apa aku terlambat?" tanya Daniel pada Yudistira sambil melirik ke arah Sheila dan menyapanya dengan senyuman. Gadis itu juga membalas tersenyum padanya. "Sedikit bos, pihak investor hampir saja membatalkan kerja sama karena anda belum datang juga sedari tadi," jelas Yudistira kembali. Daniel hanya menghela nafas berat sambil menggaruk alisnya yang tidak gatal. Daniel tahu ini memang sebuah kesalahan yang hampir saja menggagalkan proyek besarnya. "Maafkan saya tuan-tuan, karena kecerobohan saya pekerjaan anda jadi terganggu," sesal Sheila yang di sambut dengan tangan yang terangkat dari Daniel memberi kode untuk Sheila tidak memberikan tanggapan. "Ini masih belum terlambat, aku masih bisa ikut dalam pertemuan itu, dan nona terimakasih sudah bersedia datang ke sini. Ini ponselmu," ujar Daniel sambil memberik

  • Affair Project    BAB 52

    Gery yang didesak oleh Ivander, akhirnya mengantarkan Ivander ke tempat orang yang dimaksud. Dalam perjalanan, tidak begitu banyak pembicaraan di antara keduanya, hanya Gery merasa sedikit gugup. Sesekali ia menoleh pada Ivander yang tampak tenang didekatnya. "Ada apa Ger, kok lo kayaknya mencemaskan sesuatu?" tanya Ivander heran memperhatikan sikap sahabatnya. "Ah, tidak. Gue ga kenapa-napa," jawab Gery mencoba tenang. "Gery, kok kayaknya gue tahu ni jalan yang kita lewati?" Ivander semakin mengetahui arah tujuan mereka saat ini. "Tenang Van, sebentar lagi Lo bakalan tahu siapa penolong perusahaan kita, dan gue yakin Lo bakal kaget kalau udah ketemu orang itu," pungkas Gery sambil mengarahkan mobilnya ke suatu parkiran yang terletak tak jauh dari halaman depan kantor yang mereka tuju. Ivander semakin yakin, sepertinya ia tahu kantor siapa yang sedang dituju Gery, tapi untuk menghilangkan rasa penasarannya ia tetap mengikuti arahan Gery. Betapa terkejutnya Ivander saat ia sampai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status