Share

BAB 7

Kiara mengerjapkan matanya berkali-kali saat mentari pagi menyilaukan pandangannya. Perlahan ia membuka matanya dan sedikit menutupi pandangannya karena silau mentari begitu tepat diwajahnya. Kiara mencoba bangkit dari ranjangnya dan ia merasakan tubuhnya begitu lelah dan sedikit sakit diarea intimnya.

Ia menoleh ke samping dan ternyata pria itu sudah tidak ada. Sepertinya ia meninggalkanny di hotel pagi-pagi sekali.

Sungguh, ia tidak pernah menduga akan menghabiskan malam bersama pria yang merupakan atasannya sendiri dalam keadaan seperti ini. Belum lagi selesai ia berpikir, kini ponselnya berbunyi. Ada satu notifikasi masuk.

Ivander : hari ini kau tidak perlu masuk, beristirahatlah di rumah. Atau kalau kau mau melihat suasana di sekitar hotel kau bisa berjalan-jalan dulu menikmati suasana alam di dekat hotel. Aku sedang meeting, dan pekerjaanmu sudah di selesaikan oleh Zascy. Aku juga telah mentransferkan uang lima ratus juta lagi ke rekeningmu.

DEG!!!

Kiara terkesiap begitu membaca pesan yang baru saja ia terima dari Ivander. Lelaki itu, bukan hanya merebut kesuciannya tapi juga telah memperlakukannya seperti jalang di luar sana. Ia memberikan jumlah uang yang fantastis lagi? apa maksud pria itu mengirimkannya pesan seperti itu? Apa dia sedang mengejeknya?

Ivander: Kenapa tidak dijawab? Kau mencoba untuk menghindar dariku?

Ivander itu, tidak sabaran sekali. Apa menurutnya setiap pertanyaannya harus dijawab.

Kiara: iya aku baru saja bangun.

Jawab gadis itu singkat, sambil memberengut ia melihat kesal pada pesan singkat pria itu.

Ivander: baguslah kalau begitu nanti aku jemput kamu kembali. Kita akan bertemu dengan orang tuaku.

Apa? apa-apaan dia? seenaknya saja, masa harus bertemu dengan orang tuanya juga? Maunya apa?

Setelah pesan terakhir itu, pria itu tidak lagi menghubunginya, tapi ini benar-benar aneh mengapa harus bertemu dengan orang tuanya segala.

Kiara bergegas membersihkan dirinya. Benar yang dikatakan Ivander, hari ini ia harus istirahat karena benar-benar melelahkan. Dan satu lagi, ia harus mengisi perutnya yang kosong karena cacing di dalam perutnya sudah meronta-ronta untuk segera diisi.

Sayangnya ia lupa membawa uangnya karena tasnya tertinggal di kantor saat Ivander membawa paksa dirinya ke hotel. Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar di ketuk. Buru-buru Kiara merapikan dirinya dan langsung membuka pintu kamarnya.

"Iya, ada apa?" tanyanya pada service room yang sedang berada di depan pintu sambil membawa makanan dan minuman yang terlihat begitu lezat.

"Saya ingin mengantarkan pesanan atas nama nona Kiara," ujar lelaki itu.

"Aku Kiara tapi aku belum memesan apapun," jelas wanita itu padanya.

"Tuan Ivander yang memesankannya untuk anda," pungkas cleaning service itu lagi.

"Tapi aku tidak mempunyai uang," kilah Kiara padanya.

"Anda tidak perlu membayar karena semuanya telah  dibayarkan oleh tuan Ivander," ucap cleaning service itu dan segera membawakan makanan itu ke dalam kamar Kiara. Gadis itu hanya bisa melongo dengan apa yang dilakukan cleaning service itu.

Ia tidak mengerti sebenarnya apa yang direncanakan Ivander sampai dia mengirimkan makanan segala, tapi jujur saja Kiara merasa sangat senang sekali karena untuk pertama kali dalam hidupnya ia diperlakukan bagai seorang ratu. Ada rasa bahagia yang tak terkira yang berlapis rasa benci jika ia mengingat apa yang telah terjadi padanya tadi malam. Sungguh menjijikan, Kiara menggelengkan kepalanya dan menghirup nafas panjang. Meskipun begitu ia tetap menghabiskan makanan yang telah diberikan padanya.

Baru beberapa suap ia memakan makanannya. Sebuah notifikasi masuk ke layar ponselnya.

Ivander: cepat habiskan makananmu, setelah itu supir akan menjemputmu. Kau akan membeli baju baru dan beberapa perhiasan untukmu.

Kiara semakin terkejut oleh sikap atasannya itu. IVANDER KAU SANGAT MENYEBALKAN!!! gerutunya sambil berteriak dan hampir saja melempar ponselnya, tapi Kiara mengurungkan niatnya.

Tidak ... tidak, aku tidak boleh melempar ponsel ini. Jika ponselnya rusak dan hancur aku tidak punya ponsel lagi. Lirihnya pada dirinya sendiri.

Tanpa disadari oleh Kirana seseorang memperhatikannya dari sebuah monitor di laptop. Ternyata sedari tadi Ivander melihat apa saja yang dilakukan Kiara di dalam hotel melalui kamera CCTV, karena hotel itu adalah miliknya jelas saja Ivander bebas melakukan apa saja, termasuk untuk mengawasi Kiara.

Sungguh, mengerjai gadis itu dengan cara seperti ini membuatnya menjadi gemas. Terlebih lagi saat wanita itu marah-marah bukannya membuat Ivander  merasa bersalah, tapi malah dengan sengaja terus mengerjai gadis itu. Ivander sampai senyum-senyum sendiri melihat tingkah gadis itu.

***

"Hei Van, kayaknya Lo senang banget. Baru kali ini gue melihat Lo tertawa lepas kayak gini setelah lima tahun berlalu," ucap Gery yang baru saja masuk ke ruangan Ivander.

Benar yang dikatakan pemuda itu, selama lima tahun semenjak berpisah dengan kekasihnya, Ivander tidak lagi mau tersenyum bahkan sikapnya semakin dingin, tapi semenjak kehadiran Kiara di perusahaan itu dalam waktu seminggu saja sudah bisa merubah sahabatnya itu.

"Lo itu ga usah berlebihan gue senyum karena gue senang," Ivander terlihat begitu senang dan bersemangat.

"Apa yang udah lo lakukan sama Kiara, jangan bilang Lo udah tidur sama dia?" tebak Gery pada sahabatnya itu. Ivander hanya tersenyum menjawab pertanyaan sahabatnya itu.

"Eh, ditanyain malah cengar-cengir ga jelas gitu. Lo apain anak orang? kasian loh, dia itu masih polos jangan disamain dengan cewe lainnya," Gery semakin khawatir dengan sikap temannya itu.

"Lo ga usah khawatir, sebentar lagi Kiara ga perlu capek-capek buat bekerja di perusahaan ini. Hidupnya bakal lebih bahagia lagi," Ivander begitu yakin kalau dia akan membuat gempar sahabatnya itu, bahkan semua karyawan akan terkejut saat waktunya tiba.

Lelaki ini, memang sedikit aneh dan nekat tapi ia melakukan semuanya dengan sangat matang. Tiba-tiba telponnya berdering dan dengan cepat ia mengangkat telponnya.

"Ya, halo pak pengacara, apa sudah diurus semua berkas-berkasnya?"

"Sudah pak sebentar lagi orang kepercayaan saya akan mengantarkan berkasnya pada anda,"

"Baiklah terimakasih pengacara Tan,"

Gery menatap heran pada sahabatnya itu, sungguh ia tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu. Sangat mencurigakan, semoga saja Ivander tidak akan berbuat berlebihan pada gadis itu.

Kiara yang malang, kalau sampai Ivander mengerjainya habis-habisan pasti akan berdampak buruk padanya.

"Gue benar-benar ga ngerti sama jalan pikiran Lo, gue cuma berharap Lo ga bakal menyakiti gadis itu," ucap Gery memperingatkannya.

"Kenapa Lo tiba-tiba perhatian sama dia? apa Lo menyukai gadis desa itu?" Ivander merasa jengah dengan sikap temannya yang seakan-akan ingin melindungi Kiara.

"Ini bukan masalah suka atau ga. Kalau boleh jujur, dia memang menarik dan siapapun lelaki yang mengenalnya pasti akan menyukainya tapi gue cuma mau mengingatkan Lo, jangan terlalu bersikap berlebihan pada Kiara. Ingat karma pasti berlaku bro," imbuh lelaki itu lagi padanya.

Ivander terdiam dan tidak mau berkata apapun lagi. Yang dikatakan temannya itu benar tapi ia tidak seburuk itu juga memperlakukan seorang wanita yang baru ia kenal.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status