"Tanda tangani kontrak itu dan berkencan denganku, atau kau harus ganti rugi satu milyar," ucap Ivander pada sekretaris pribadinya. Membuat Kiara menjadi ketakutan dan tak berdaya. Pria berusia tiga puluh tahun itu malah tersenyum menyeringai ketika melihat wajah ketakutan gadis dihadapannya. Baginya itu sangat menggemaskan. Kiara tidak hanya pintar dalam mengatur pekerjaan tapi juga sangat menarik dari postur tubuhnya. Niat pertama Kiara datang ke kota hanya untuk mendapatkan pekerjaan, tapi dia terkena masalah saat ketahuan mengotori sebuah mobil mewah yang pernah mencipratkan genangan air ke bajunya saat pertama kali dia melamar kerja, dan sialnya lagi si pemilik mobil itu adalah sang CEO yang merupakan si cassanova. Akankah Kiara masuk ke dalam perangkap sang CEO dan berkencan satu malam bersamanya? Atau dia akan tetap mempertahankan harga dirinya yang merupakan prinsip hidupnya?
Lihat lebih banyakSudah pukul lima sore. Dengan gaun tidur yang tipis, Bella menunggu suaminya yang sudah dua bulan ini menjabat sebagai seorang CEO. Suami yang selalu tepat waktu tiba di rumah setelah selesai bekerja walau sesibuk apapun.
Ini adalah tahun ke empat mereka menjadi suami istri. Sejak duduk di bangku SMA pada tahun ketiga mereka berdua menjadi dua sejoli yang tidak terpisahkan. Pasangan yang begitu sempurna.
Steve William pemuda tampan, yang memiliki raut wajah yang tegas dan berkulit putih. Tubuh tinggi dan atletis. Pemuda yang memiliki berprestasi dalam mata pelajaran dan olahraga.
Bella Sophia gadis cantik dan imut. Serta memiliki tubuh yang seksi dan proposional. Kulit putih dan bersih bagai susu. Yang menjadikan Bella primadona di sekolah.
Mereka memutuskan menikah setelah lulus kuliah. Di mana masa pacaran mereka yang tidak sehat. Sejak SMA kelas tiga mereka melakukan hubungan selayaknya suami istri. Dan Steve lah yang mengambil kesucian Bella.
Bella yang sangat mencintai Steve pun sangat yakin dengan Steve yang selalu menjaga cintanya.
Dan setiap pertemuan mereka, atau di mana pun mereka memiliki kesempatan. Steve dan Bella akan saling melepaskan rindu dan hasrat mereka berdua. Tanpa bosan mereka terus saling memberikan kenikmatan tanpa jeda.
Biip Biip
Ceklek
Pintu rumah di buka oleh Steve. Dengan wajah kelelahan namun tidak lupa memberikan senyuman kepada istrinya.
"Sayang..." sapa Steve melihat Bella yang berlari kecil ke arahnya.
"Sayang, kamu kelihatan begitu lelah hari ini..." ucap Bella lembut sambil mengambil tas kantor dari tangan Steve.
Mereka berdua pun masuk bersama ke dalam rumah, rumah baru mereka yang baru saja mereka tempati satu minggu yang lalu.
Steve melonggarkan dasi yang bertengger di lehernya dan merebahkan dirinya di sofa.
"Sini aku bantuin sayang," ujar Bella dengan sengaja merapatkan dirinya ke Steve sambil membuka dasinya.
"Terima kasih sayang," ucap Steve yang tidak merespon akan sentuhan yang diberikan oleh Bella.
Dengan malas, Bella berdiri setelah melepaskan dasi dari kerah baju suaminya.
"Mau makan malam dulu ? Atau mau mandi ?" tanya Bella tepat di hadapan Steve yang sedang membuka kancing kemejanya.
Steve berdiri dan mengecup sesaat bibir Bella membuat Bella sangat bahagia.
"Apa malam ini aku yang harus memancing Steve pertama kali..?" pikir Bella.
Steve berjalan ke meja makan. Dan tersenyum merekah melihat begitu banyak masakan yang sudah di siapkan oleh Bella.
Steve menarik kursi meja makan dan duduk "Sepertinya, aku makan malam dulu. Tolong kamu siapkan air hangat untuk mandiku, sayang."
Bella tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Steve, kemudian mengambil piring dan menyendokkan nasi secukupnya di piring Steve.
"Selamat makan sayang, aku siapkan air hangat kamu...!" seru Bella dengan senyuman manis dan menggodanya.
Dipikirannya sudah terlintas, malam ini akan menjadi malam hangat mereka lagi setelah satu tahun lebih mereka tidak melakukannya.
Dengan perasaan senang, Bella menyiapkan air hangat suam kuku di bathtub dan tidak lupa memberikan beberapa tetesan aroma therapi agar rasa penat dan lelah Steve ikut menguap.
Setelah selesai, Bella keluar kamar dan melihat Steve yang juga sudah menyelesaikan makan malamnya.
"Airnya sudah siap sayang," bisik Bella tepat di telinga suaminya.
"Terima kasih sayang," balas Steve dengan tersenyum.
Steve pun berdiri dari duduknya, kemudian membuka seluruh pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi.
Bella mengambil pakaian kotor Steve dan memasukkannya di Laundry Bag. Setelah itu di bersihkannya meja makan dan mencuci piring bekas pakai Steve.
Karena mereka hanya hidup berdua, Steve dan Bella memutuskan tidak memakai Asistent Rumah Tangga.
Setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya. Bella masuk ke kamar, kemudian Bella membuka lemarinya dan mencari gaun tidurnya yang paling menggoda dan seksi.
"Hmm, Perfect !" puas Bella melihat pantulan dirinya didalam cermin.
Tidak lupa Bella memakai lotion dan parfum di titik yang Steve sukai di tubuhnya.
Kurang lebih lima belas menit Bella menanti Steve dengan duduk di pinggir ranjang menghadap kamar mandi. Detak jantung Bella berdegup begitu kencang menanti dirinya yang harus bertindak agresif ke suaminya nanti.
Bella mengepalkan tangannya dan berbicara kepada dirinya sendiri, "Hari ini, harus terjadi!" untuk menguatkan tekadnya. Yang betapa rindunya akan sentuhan suaminya. Ia membaca segala macam artikel mengenai masalah ranjang sepasang suami istri.
Dan menurut artikel yang ia baca, pasangan suami istri memang kadang diserang rasa jenuh dalam hal tersebut. Oleh karena itu, salah satu dari pasangan harus bertindak lebih agresif atau melakukan diskusi dengan pasangan.
Ceklek
Steve keluar hanya dengan handuk yang menutupi tubuh bagian bawah dan menampilkan perut sixpacknya berjalan menuju ranjang.
Steve yang mendapati Bella duduk di tepi ranjang menaikkan alisnya dengan heran. "Kamu belum tidur ?"
Bella menjadi gugup dan mengepalkan tangan. Dengan wajah malu-malu, "Iya sayang," sahut Bella.
Sambil mengayunkan kakinya, Bella berkata dengan begitu pelan dan mesra "Hmm, sayang... bagaimana kalau hari ini kita..."
"Sudah sangat lama kita tidak melakukan itu..." sambung Bella dengan gusar.
Steve menatap Bella dengan perasaan bersalah "Maaf sayang, hari ini sangat melelahkan... Mari kita lakukan lain kali…hmm?!" sahut Steve dan memeluk bahu Bella.
"Lagi pula aku ada meeting penting besok pagi," sambung Steve.
"Padahal aku sudah memakai gaun seksi ini, tapi Steve masih tidak tergoda?" batin Bella penuh kekecewaan.
Dia mengikuti Steve yang berjalan menuju ranjang sambil berpikir "Tidak! Harus hari ini !"
Dengan gerakan cepat Bella berjongkok dan membuka handuk putih yang melingkar di pinggang Steve.
"Bella..!" kejut Steve melihat Bella menarik handuknya dan memasukkan miliknya ke dalam mulutnya.
"Kita harus melakukannya hari ini Steve! Ini semua juga demi rumah tangga kita. Aku ingin kita seperti dulu lagi, sayang." batin Bella yang sudah memegang kendali.
Steve yang awalnya tidak mau, akhirnya menikmati apa yang dilakukan Bella. Tanpa sadar Steve mendesah dan mendesis "Ahh,"
Bella dengan perlahan mengarahkan suaminya untuk duduk di tepi ranjang dan dirinya melanjutkan memanjakan milik suaminya di dalam mulutnya.
Dengan kedua lengannya Steve menahan bobot badannya di atas ranjang "Ugh Bella !" racau Steve sambil menutup mata.
Bella menutup matanya menikmati setiap moment yang sangat dia rindukan "Hmm, rasanya sudah sangat lama aku tidak menikmati milik Steve !" batin Bella dengan senang.
Tanpa jeda Bella mengulum dan menjilati milik Steve "Uhm rasa ini, aroma ini... Sangat aku rindukan..."
"Uh Bella, kalau kau terus begitu..A-ku...!" suara berat Steve mendominasi.
"Stop-pp Bella!" seru Steve dan menahan kepala Bella agar berhenti bermain dengan miliknya yang sudah tegap sempurna.
Dengan tatapan menggoda dan pose yang seksi "Bisakah kita melakukannya sekarang, sayang ?"
Steve melihat miliknya dan hasratnya pun sudah naik karena perlakuan Bella.
Pria itu berdiri dan mengangkat Bella, "Berbaring sayang!" suara berat Steve.
Raut wajah Steve yang mendominasi ingin bercinta sudah sangat lama tidak Bella lihat membuat dirinya begitu terangsang.
"Sudah sangat lama aku tidak melihat wajahmu yang sangat mendamba seperti ini Steve !" batin Bella bahagia.
Steve mengangkat kaki Bella dan melepaskan dalaman segitiga tipisnya yang berwarna pink.
"Kamu sudah sangat basah Bella !" bisik Steve.
Steve mulai mengarahkan miliknya di depan milik Bella. Dan siap untuk menancapkannya.
Tapi... Dengan tertunduk, Steve bergumam lirih, "Bella tunggu, kenapa jadi seperti ini ?"
Melihat miliknya yang tiba-tiba melemas tidak bertenaga.
Bella bangun dari tidurnya dan memeluk Steve, "Maaf sayang, aku tidak tahu kalau kamu sangat kelelahan seperti ini. Mari kita berhenti..." jawab Bella dengan lembut.
Dengan wajah tersenyum, Bella mengusap wajah Steve "Kamu bisa istirahat sayang, aku ingin minum coklat panas lalu menyusulmu beristirahat..."
Wanita cantik itu turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Bella menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju sofa ruang tamu. Dirinya terduduk lemas dan melihat miliknya yang sudah begitu basah.
"Hmmm..."
Seorang wanita tengah duduk di sofa kesayangannya, ia masih kesal dengan apa yang terjadi di pesta tadi.'Gue akan buat perhitungan sama cewek sialan itu, gue pasti akan menyingkirkan cewek rendahan seperti itu!' gerutu gadis itu dalam hatinya.Bergegas ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang."Halo Robert, aku punya tugas untukmu!" titah wanita itu pada seorang pria di seberang sana."Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Bos?""Aku akan mengirimkanmu foto seorang wanita dan kau harus membawa wanita itu ke tempat yang aku tentukan. Jangan sampai kau dan teman-temanmu gagal mendapatkannya!" titahnya lagi pada orang yang bernama Robert itu."Baiklah, Nona. Aku akan segera menyuruh anak buahku untuk menangkap wanita itu!"Selanjutnya, pembicaraan diantara mereka berakhir dan tidak berapa lama kemudian, bunyi notifikasi masuk terdengar. Robert segera membuka layar ponselnya dan terlihat dengan jelas wajah Sheila di sana. Lelaki itu segera memanggil para anak buahnya."Hei, kalian!
'Sial, kenapa juga si Daniel pake acara membela dia di hadapan semua orang? gue jadi malu gara-gara tu cewe,' kesal Vania sambil mengepalkan tangannya. Ia tidak terima dengan sikap Daniel yang membentaknya dihadapan orang ramai."Gimana rasanya hmm? Lo pikir kakak gue mau sama orang kayak Lo? Asal Lo tahu, cewek yang baru saja Lo coba permalukan tadi itu adalah calon kakak ipar gue. So... ga usah cari masalah sama dia!" sekonyong-konyong Cheryl datang memberikan peringatan pada Vania."Lo siapa hah?" tanya Vania sambil menatap tak suka pada Cheryl."Gue adiknya Daniel!" bentak Cheryl pada gadis itu hingga membuatnya terdiam. Semua orang memperhatikan Vania karena keributan kecil yang ia perbuat barusan.Merasa kesal Vania menghentakkan kakinya kemudian melangkah keluar dari acara itu. Ia merasa malu karena sikap Cheryl padanya."Waw, untuk pertama kalinya ku lihat kau berbuat baik," ucap seorang pria sambil bertepuk tangan. Sontak saja hal itu membuat Cheryl menoleh ke arah sumber sua
Daniel membawa Sheila ke tengah-tengah pesta yang begitu mewah dan megah, Sheila merasa sedikit canggung dan gugup saat mengikuti pesta."Sheila, ayo sini. Kenapa kamu malah bengong seperti itu?" panggil Daniel pada karyawannya itu."Pak, apa saya ga salah tempat? saya merasa tidak pantas di acara ini," ucap Sheila merasa gugup berada dikeramaian."Acara ini dibolehkan untuk siapa saja. Termasuk kamu Sheila. Saya sengaja mengajak kamu ke sini untuk mengenalkan kamu pada relasi bisnis saya. Supaya mereka tahu, ada karyawan saya yang bisa saya andalkan dalam proyek saya nanti," jelas Daniel pada Sheila.Daniel sangat mengerti, sebagai orang baru Sheila pasti merasa gugup bertemu dengan para tamu yang elegan dan super mewah, tapi Daniel selalu memberikan semangat pada Sheila untuk mempercayakan dirinya akan tetap menjaga Sheila di acara itu."Tapi pak...""Sudah, jangan membantah. Ikuti saja perkataan saya," tegas Daniel yang tidak ingin mendengar alasan dari Sheila lagi.Acara syukuran
Hari pertama bekerja, Sheila begitu bersemangat. Ia datang lebih awal dan telah mempersiapkan semuanya."Sheila, kamu sudah datang?" sapa Daniel pada gadis muda yang berada di ruang kerjanya."Ah iya pak, kebetulan saya tidak banyak kegiatan di rumah. Jadinya saya berinisiatif untuk datang lebih awal," jawab Sheila dengan santainya."Oh baiklah. Bagaimana keadaan ibumu, bukankah kemarin kamu bilang ibumu harus dirawat di rumah sakit?" tanya Daniel kembali. Ia masih ingat ketika beberapa hari yang lalu Sheila pernah mengatakan kalau ia butuh biaya untuk pengobatan ibunya."Ibu saya, sudah lebih baik pak. Kemarin selesai mendapatkan kabar kalau saya akan bekerja di sini dan berada lebih dekat dengan beliau, keadaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya," tukas wanita muda itu pada atasannya."Syukurlah, senang mendengar keadaan ibumu baik-baik saja," ujar Daniel padanya."Terimakasih pak. Saya juga mau berterimakasih karena anda telah bersedia mengizinkan saya bekerja di perusahaan anda
Daniel baru saja tiba di depan perusahaannya dan memarkirkan mobilnya. Ia bergegas menuju ke ruangannya. Di sana telah hadir Sheila yang duduk di sofa tamu bersama sang asisten. "Apa aku terlambat?" tanya Daniel pada Yudistira sambil melirik ke arah Sheila dan menyapanya dengan senyuman. Gadis itu juga membalas tersenyum padanya. "Sedikit bos, pihak investor hampir saja membatalkan kerja sama karena anda belum datang juga sedari tadi," jelas Yudistira kembali. Daniel hanya menghela nafas berat sambil menggaruk alisnya yang tidak gatal. Daniel tahu ini memang sebuah kesalahan yang hampir saja menggagalkan proyek besarnya. "Maafkan saya tuan-tuan, karena kecerobohan saya pekerjaan anda jadi terganggu," sesal Sheila yang di sambut dengan tangan yang terangkat dari Daniel memberi kode untuk Sheila tidak memberikan tanggapan. "Ini masih belum terlambat, aku masih bisa ikut dalam pertemuan itu, dan nona terimakasih sudah bersedia datang ke sini. Ini ponselmu," ujar Daniel sambil memberik
Gery yang didesak oleh Ivander, akhirnya mengantarkan Ivander ke tempat orang yang dimaksud. Dalam perjalanan, tidak begitu banyak pembicaraan di antara keduanya, hanya Gery merasa sedikit gugup. Sesekali ia menoleh pada Ivander yang tampak tenang didekatnya. "Ada apa Ger, kok lo kayaknya mencemaskan sesuatu?" tanya Ivander heran memperhatikan sikap sahabatnya. "Ah, tidak. Gue ga kenapa-napa," jawab Gery mencoba tenang. "Gery, kok kayaknya gue tahu ni jalan yang kita lewati?" Ivander semakin mengetahui arah tujuan mereka saat ini. "Tenang Van, sebentar lagi Lo bakalan tahu siapa penolong perusahaan kita, dan gue yakin Lo bakal kaget kalau udah ketemu orang itu," pungkas Gery sambil mengarahkan mobilnya ke suatu parkiran yang terletak tak jauh dari halaman depan kantor yang mereka tuju. Ivander semakin yakin, sepertinya ia tahu kantor siapa yang sedang dituju Gery, tapi untuk menghilangkan rasa penasarannya ia tetap mengikuti arahan Gery. Betapa terkejutnya Ivander saat ia sampai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen