Share

BAB 6

Penulis: Dina0505
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-23 10:14:51

Baru saja Kiara melihat jumlah nominal yang masuk kedalam rekeningnya, tiba-tiba ponselnya berbunyi. Segera Kiara menekan tombol hijau.

"Bagaimana? Kau sudah lihat rekeningmu?" orang diseberang sana mengingatkannya.

"Pak Ivander?"

"Tidak perlu terkejut. Aku adalah orang yang menepati janji. Apapun yang kukatakan pasti akan ku lakukan. Jadi ingat besok kita bertemu di hotel xxx. Jangan coba-coba mencari alasan dan menolak. Kau tidak akan bisa menghindariku. Paham?"

Kiara bingung, di satu sisi ia merasa sangat bahagia karena permasalahan keuangannya bisa teratasi. Bahkan lebih dari cukup, tapi untuk pergi berkencan dengan Ivander apa itu harus? Bagaimana dengan petuah yang selalu diajarkan sang ibu padanya? Apa harus ia langgar? Sungguh ia dalam dilema saat ini.

"Mengapa diam saja? Kau mau mencari alasan untuk tidak berkencan denganku?"

"Tidak, aku tidak sedang mencari alasan. Anda tidak perlu takut. Aku pasti akan menepati janjiku,"

"Baguslah kalau begitu. Aku tunggu kau besok pagi. Jangan sampai terlambat, karena aku bukanlah orang yang suka menunggu,"

Setelah itu pembicaraan merekapun. Selesai. Sungguh ini hal gila yang akan membuat hidup Kiara. Ia tidak menggubris telpon itu lagi, yang ada dipikirannya saat ini adalah ia harus segera mengirim uang yang dibutuhkan oleh adik dan ibunya. Kiara segera mentransfer ke rekening adiknya dan betapa bahagianya keluarganya saat Kiara memberikan uang sejumlah yang mereka inginkan.

***

Keesokan paginya, seperti biasa Kiara pergi bekerja di kantor, tiba-tiba seorang pria menghampirinya.

"Kau masih ingat janjimukan?" suara itu membuatnya terkesiap.

"Pak Ivander, bukankah hari ini kita ada jadwal pertemuan?" kilah gadis itu padanya.

"Jangan lupa nanti siang kita akan berkencan. Aku jadi tidak sabar menunggumu," bisik lelaki itu menggoda padanya. Membuat Kiara bergidik ngeri. Dengan cepat Kiara mengambil langkah seribu. Ia tidak ingin bicara dengan Ivander, tapi lelaki itu hanya tersenyum melihat sikap Kiara.

Tepat jam istirahat siang, Ivander langsung mencari Kiara. Ia tidak ingin gadis itu membohonginya. Ivander segera menuju ke ruangan Kiara.

Astaga, pria ini mengapa ia tidak bisa membiarkan aku bernafas lega sedikitpun? Ia benar-benar tidak bisa menunggu sebentar saja, gumam Kiara dalam hatinya.

"Apa yang kau lihat? ayo, kita harus pergi sekarang," ajak Ivander sambil mengulurkan tangannya pada wanita muda itu. Kiara hanya menatap heran padanya.

"Lama!" tanpa menunggu lagi, Ivander mengangkat tubuh Kiara ke atas bahunya dan gadis itu terkesiap.

"Pak apa-apaan ini? lepasin pak! kalau ada yang melihat nanti akan ada yang salah paham," pungkas gadis itu sambil memberontak tapi lelaki itu tidak memperdulikan ucapannya. Ia tetap saja menggendong Kiara seperti karung beras.

Bahkan para karyawan yang masih berada di sana dapat melihat dengan jelas apa yang dilakukan Ivander pada sekretaris pribadinya itu, tapi mereka tidak berani mengatakan apapun. Mana ada yang berani menegur Ivander si lelaki keras kepala itu. Jika berani membantah atau menegurnya ia langsung memecat orang itu.

Sesampainya di parkiran, Ivander langsung membuka pintu mobilnya dengan sebelah tangannya sedangkan tangan yang satu lagi masih menggendong Kiara. Ia memasukkan gadis itu ke jok depan dan langsung menyalakan mesin mobilnya.

"Pak kita mau kemana?" tanya gadis itu sedikit merasa takut. Ivander hanya mengangkat tangannya memberikan peringatan untuk tidak bertanya. Kiara tidak mampu berkata apapun ia hanya menurut.

Dalam perjalanan tidak ada pembicaraan yang berarti antara keduanya, mereka lebih memilih diam. Kiara hanya menunduk menahan rasa sesak didadanya. Takut akan apa yang akan dilakukan lelaki itu padanya. Tiba-tiba matanya berembun namun Kiara cepat-cepat menoleh ke samping untuk menyembunyikan kesedihannya. Ivander sempat melirik dan memperhatikannya tapi pria itu lebih memilih diam.

***

Hanya tiga puluh menit mereka telah sampai di sebuah hotel mewah berbintang lima. Kiara terperanjat melihat kemegahan hotel itu, belum pernah sebelumnya ia masuk ke hotel se mewah itu.

Ivander langsung mengajak Kiara ke ruangan VIP yang telah di bookingnya. Setibanya diruangan itu telah tersaji hidangan mewah yang menggoda selera. Sebenarnya Kiara sangat lapar dan ingin sekali menyantap makanan yang tersedia tapi karena bersama pria yang tidak punya hati itu membuat selera makannya hilang seketika.

"Ayo cepat makanlah, kau membutuhkan tenaga untuk berkencan nanti," ucap lelaki itu membuat Kiara mengernyitkan dahinya.

Apa maksud ucapannya itu? monolognya dalam hati.

"Ayo makan jangan lama-lama. Aku tidak suka menunggu," ucap lelaki itu merasa tidak sabar.

Tidak butuh waktu lama, mereka telah selesai memakan hidangan yang tersedia. Ivander segera membawa Kiara ke dalam kamar yang berada di dekat ruangan itu. Kiara makin dibuat melongo saat melihat ukuran kamar yang begitu besar. Bahkan kamar kosnya saja tidak sampai separuh kamar itu.

"Ayo cepat masuk," Ivander menarik tangan wanita itu, karena tidak siap tiba-tiba tubuhnya terjatuh begitu saja. Namun dengan sigap Ivander memeluknya, hingga kini mereka berada dalam jarak yang begitu sangat dekat. Ada rasa yang berbeda dalam hati Ivander saat menatap bola mata gadis itu. Mata yang teduh dan sangat indah.

Ivander yang begitu berhasrat pada Kiaralangsung melingkarkan tangannya di pinggang gadis itu dan menyesap bibir merah gadis itu. Kiara belum siap  dan sangat terkejut dengan keagresifan Ivander, ia berusaha menolak dan memberontak tapi lelaki itu malah mempererat pelukannya dan sekarang ia malah menekan tengkuk gadis itu untuk memperdalam ciumannya.

Entah mengapa meskipun dibibir ia menolak apa yang dilakukan Ivander padanya namun hatinya menikmati ciuman lembut yang mendarat dibibirnya, tanpa sadar ia membalas ciuman Ivander yang sedari tadi menuntut padanya. Sesekali Ivander melepaskan tautan bibir mereka untuk menghirup oksigen.

Ivander tersenyum menatap wajah Kiara, tapi gadis itu malah membuang mukanya, membuat Ivander semakin tertantang untuk semakin menyerangnya. dengan sigap ia mengusap bibirnya ke leher jenjang  dan menghembuskan nafasnya yang hangat ke leher putih mulus itu. Membuat dad Kiara kembang kempis menahan rasa yang tidak dapat dia jelaskan.

Lelaki itu mengusap rambut kecoklatan milik Kiara  perlahan ia mengusap kening, hidung, hingga tangan itu berhenti di bibir yang baru saja membuatnya merasa candu. Ia mengulangi menyesap bibir kemerahan itu.

Ivander tersenyum nakal pada gadis itu dan mengeratkan tangannya pada pinggang wanita muda itu mempertemukan pinggang keduanya kemudian menggendong tubuh mungil Kiara ke ranjang dan merebahkannya.

Darah gadis itu semakin berdesir kencang tanpa basa-basi Ivander melepaskan penutup atas wanita itu sehingga memperlihatkan tubuh indah dan dua bongkahan yang terlihat kembang kempis, terlihat begitu menggodanya untuk menyentuhnya. Ivander yang sudah dipenuhi oleh hasrat langsung menggendong wanita itu kepelukannya, kenudian mendaratkan ciuman diwajah hingga dada Kiara.

Kiara mulai merasakan ada hasrat yang merasuki  dirinya tanpa ia sadari ia malah membelai bulu-bulu halus diwajah pria tampan itu. Ivander semakin bergairah, ia segera melepaskan dasi dan jas yang melepaskan jas yang ia kenakan. Ia benar-benar gemas melihat wajah gadis itu, kemudian merangkak ke atas tubuh mungil itu.

Kaira menggelengkan kepalanya dan nafasnya mulai tak beraturan saat merasakan tiap tubuhnya seakan dialiri aliran listrik. Bahkan ia merutuki dirinya sendiri saat lelaki itu mulai mengambil mahkotanya. Ivander merasa kesusahan saat memasuki inti wanita itu dan benar saja saat terdengar suara robekan pada bagian inti itu. Ivander baru menyadari wanita yang bersamanya itu seorang gadis yang murni. Ia semakin menggila.

Melihat gadis itu begitu tersiksa,  membuat Ivander semakin hilang kendali. Ia semakin menggila untuk menuntaskan hasratnya. Berkali-kali ia melakukan pelepasannya, hingga dirinya ambruk di sisi gadis itu setelah melewati malam panas bersamanya.

Kiara sendiri ingin segera bangkit dan membersihkan dirinya untuk segera pergi dari tempat terkutuk itu, tapi tubuhnya terasa sangat capek dan remuk. Akhirnya iapun tertidur karena kelelahan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Affair Project    Bab 57

    Seorang wanita tengah duduk di sofa kesayangannya, ia masih kesal dengan apa yang terjadi di pesta tadi.'Gue akan buat perhitungan sama cewek sialan itu, gue pasti akan menyingkirkan cewek rendahan seperti itu!' gerutu gadis itu dalam hatinya.Bergegas ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang."Halo Robert, aku punya tugas untukmu!" titah wanita itu pada seorang pria di seberang sana."Apa yang bisa saya lakukan untuk Anda, Bos?""Aku akan mengirimkanmu foto seorang wanita dan kau harus membawa wanita itu ke tempat yang aku tentukan. Jangan sampai kau dan teman-temanmu gagal mendapatkannya!" titahnya lagi pada orang yang bernama Robert itu."Baiklah, Nona. Aku akan segera menyuruh anak buahku untuk menangkap wanita itu!"Selanjutnya, pembicaraan diantara mereka berakhir dan tidak berapa lama kemudian, bunyi notifikasi masuk terdengar. Robert segera membuka layar ponselnya dan terlihat dengan jelas wajah Sheila di sana. Lelaki itu segera memanggil para anak buahnya."Hei, kalian!

  • Affair Project    BAB 56

    'Sial, kenapa juga si Daniel pake acara membela dia di hadapan semua orang? gue jadi malu gara-gara tu cewe,' kesal Vania sambil mengepalkan tangannya. Ia tidak terima dengan sikap Daniel yang membentaknya dihadapan orang ramai."Gimana rasanya hmm? Lo pikir kakak gue mau sama orang kayak Lo? Asal Lo tahu, cewek yang baru saja Lo coba permalukan tadi itu adalah calon kakak ipar gue. So... ga usah cari masalah sama dia!" sekonyong-konyong Cheryl datang memberikan peringatan pada Vania."Lo siapa hah?" tanya Vania sambil menatap tak suka pada Cheryl."Gue adiknya Daniel!" bentak Cheryl pada gadis itu hingga membuatnya terdiam. Semua orang memperhatikan Vania karena keributan kecil yang ia perbuat barusan.Merasa kesal Vania menghentakkan kakinya kemudian melangkah keluar dari acara itu. Ia merasa malu karena sikap Cheryl padanya."Waw, untuk pertama kalinya ku lihat kau berbuat baik," ucap seorang pria sambil bertepuk tangan. Sontak saja hal itu membuat Cheryl menoleh ke arah sumber sua

  • Affair Project    BAB 55

    Daniel membawa Sheila ke tengah-tengah pesta yang begitu mewah dan megah, Sheila merasa sedikit canggung dan gugup saat mengikuti pesta."Sheila, ayo sini. Kenapa kamu malah bengong seperti itu?" panggil Daniel pada karyawannya itu."Pak, apa saya ga salah tempat? saya merasa tidak pantas di acara ini," ucap Sheila merasa gugup berada dikeramaian."Acara ini dibolehkan untuk siapa saja. Termasuk kamu Sheila. Saya sengaja mengajak kamu ke sini untuk mengenalkan kamu pada relasi bisnis saya. Supaya mereka tahu, ada karyawan saya yang bisa saya andalkan dalam proyek saya nanti," jelas Daniel pada Sheila.Daniel sangat mengerti, sebagai orang baru Sheila pasti merasa gugup bertemu dengan para tamu yang elegan dan super mewah, tapi Daniel selalu memberikan semangat pada Sheila untuk mempercayakan dirinya akan tetap menjaga Sheila di acara itu."Tapi pak...""Sudah, jangan membantah. Ikuti saja perkataan saya," tegas Daniel yang tidak ingin mendengar alasan dari Sheila lagi.Acara syukuran

  • Affair Project    BAB 54

    Hari pertama bekerja, Sheila begitu bersemangat. Ia datang lebih awal dan telah mempersiapkan semuanya."Sheila, kamu sudah datang?" sapa Daniel pada gadis muda yang berada di ruang kerjanya."Ah iya pak, kebetulan saya tidak banyak kegiatan di rumah. Jadinya saya berinisiatif untuk datang lebih awal," jawab Sheila dengan santainya."Oh baiklah. Bagaimana keadaan ibumu, bukankah kemarin kamu bilang ibumu harus dirawat di rumah sakit?" tanya Daniel kembali. Ia masih ingat ketika beberapa hari yang lalu Sheila pernah mengatakan kalau ia butuh biaya untuk pengobatan ibunya."Ibu saya, sudah lebih baik pak. Kemarin selesai mendapatkan kabar kalau saya akan bekerja di sini dan berada lebih dekat dengan beliau, keadaannya menjadi lebih baik dari sebelumnya," tukas wanita muda itu pada atasannya."Syukurlah, senang mendengar keadaan ibumu baik-baik saja," ujar Daniel padanya."Terimakasih pak. Saya juga mau berterimakasih karena anda telah bersedia mengizinkan saya bekerja di perusahaan anda

  • Affair Project    BAB 53

    Daniel baru saja tiba di depan perusahaannya dan memarkirkan mobilnya. Ia bergegas menuju ke ruangannya. Di sana telah hadir Sheila yang duduk di sofa tamu bersama sang asisten. "Apa aku terlambat?" tanya Daniel pada Yudistira sambil melirik ke arah Sheila dan menyapanya dengan senyuman. Gadis itu juga membalas tersenyum padanya. "Sedikit bos, pihak investor hampir saja membatalkan kerja sama karena anda belum datang juga sedari tadi," jelas Yudistira kembali. Daniel hanya menghela nafas berat sambil menggaruk alisnya yang tidak gatal. Daniel tahu ini memang sebuah kesalahan yang hampir saja menggagalkan proyek besarnya. "Maafkan saya tuan-tuan, karena kecerobohan saya pekerjaan anda jadi terganggu," sesal Sheila yang di sambut dengan tangan yang terangkat dari Daniel memberi kode untuk Sheila tidak memberikan tanggapan. "Ini masih belum terlambat, aku masih bisa ikut dalam pertemuan itu, dan nona terimakasih sudah bersedia datang ke sini. Ini ponselmu," ujar Daniel sambil memberik

  • Affair Project    BAB 52

    Gery yang didesak oleh Ivander, akhirnya mengantarkan Ivander ke tempat orang yang dimaksud. Dalam perjalanan, tidak begitu banyak pembicaraan di antara keduanya, hanya Gery merasa sedikit gugup. Sesekali ia menoleh pada Ivander yang tampak tenang didekatnya. "Ada apa Ger, kok lo kayaknya mencemaskan sesuatu?" tanya Ivander heran memperhatikan sikap sahabatnya. "Ah, tidak. Gue ga kenapa-napa," jawab Gery mencoba tenang. "Gery, kok kayaknya gue tahu ni jalan yang kita lewati?" Ivander semakin mengetahui arah tujuan mereka saat ini. "Tenang Van, sebentar lagi Lo bakalan tahu siapa penolong perusahaan kita, dan gue yakin Lo bakal kaget kalau udah ketemu orang itu," pungkas Gery sambil mengarahkan mobilnya ke suatu parkiran yang terletak tak jauh dari halaman depan kantor yang mereka tuju. Ivander semakin yakin, sepertinya ia tahu kantor siapa yang sedang dituju Gery, tapi untuk menghilangkan rasa penasarannya ia tetap mengikuti arahan Gery. Betapa terkejutnya Ivander saat ia sampai

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status