Share

Bab 23 D-Day

“Jangan manja dan membuatku malu.”

Teala menatap kakaknya sejenak. Matanya kembali memanas namun gadis itu sebisa mungkin menahan diri agar air mata tidak jatuh di pipinya. Ia tidak mau membuat sang mama khawatir.

“Iya, Kak.” Teala menjawab singkat, sebelum berlalu kembali ke kamarnya, meninggalkan sang mama yang tengah menatapnya sendu, sementara Yasha seolah tidak merasa bersalah.

“Yasha, kenapa bilang begitu pada adikmu?” ucap Safa.

“Kenapa? Aku hanya memperingatkannya supaya tidak membuat masalah di hari bahagiaku,” jawab Yasha.

Safa hanya mampu menghela napas lelah, enggan menjawab putrinya atau akan terjadi perdebatan lebh panjang. Ia memilih bangkit dan menuju kamar putri bungsunya, memastikan bahwa Teala baik-baik saja.

Begitu sampai di kamar gadis itu, Safa bisa melihat Teala tengah duduk melamum menatap keluar jendela.

Mendekatinya, Safa memegang pelan pundak Teala, membuat put

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status