.
.
.
Tak terasa hari ini waktu bergulir dengan begitu cepat di Perusahaan Mu, seakan-akan satu hari berlalu begitu saja dalam sekejap mata. Mungkin saja hal ini disebabkan karena perusahaan Mu baru disibukkan dengan proyek yang besar, sehingga seluruh karyawan terhanyut untuk menyelesaikan tanggung jawabnya masing-masing, tidak terkecuali seorang manajer wanita bernama Ri Yin yang saat ini tengah duduk didepan mejanya dengan segudang dokumen yang menantinya.
Sekilas, dari penampilannya, wanita itu terlihat begitu dewasa dan memiliki kapasitas yang lumayan bagus. Lihatlah dari caranya duduk, dengan punggung yang tegak lurus dan pandangan yang mengarah lurus ke depan, dirinya terus meneliti tugas-tugas bagiannya tanpa henti. Sudah pasti, tentunya dirinya adalah sosok yang berdedikasi tinggi melihat begitu banyaknya piagam yang ditempel pada dinding kantornya.
Manager Ri. Sejak ia masuk di perusahaan Mu beberapa tahun silam, ia telah melalui persaing
...Sementara itu, di kamar CEO di lantai puncak gedung Perusahaan Mu, samar-samar terdengar suara nafas yang mengalun lembut dan saling bersahutan dari atas kasur Magnetic Floating Bed yang sangat nyaman disana. Sekilas, pantulan cahaya-cahaya lampu dari gedung-gedung dibawahnya seakan menyinari seisi ruangan dan memberikan nuansa temaram yang terasa begitu romantis bagi dua insan yang tidak sengaja tertidur disana.Waktu telah berlalu semakin malam di perusahaan Mu, dan perlahan-lahan sosok wanita yang telah tertidur cukup lama disana terlihat mulai membuka matanya sedikit demi sedikit dan mendapati ada sesuatu yang aneh disana. Sepertinya, ruangan yang ada dihadapannya ini bukanlah kamarnya di apartemen Sky Garden. Lalu dimana dirinya saat ini?!Dengan paha dan perut yang terasa berat bagaikan ditindih oleh sebongkah balok kayu, Shen Yiyi mencoba memulihkan kesadarannya yang belum sepenuhnya kembali. Ada apa dengan tubuhnya? Mengapa dia merasa
...Satu jam kemudian, di ruangan yang sunyi itu, Shen Yiyi masih teguh bertahan dengan posisinya yang terlihat sedikit aneh itu. Ya, saat ini kakinya ditindih kaki besar Mu Shenan, tangannya terhimpit lengan kokoh yang kuat itu dan separuh wajahnya tertutupi baju kerja yang dikenakan oleh suami dinginnya! Sampai-sampai, hanya nampak kedua bola mata Shen Yiyi yang terlihat berkedip-kedip menanti kapan penderitaan itu akan segera berakhir!Sungguh, ia terlihat mirip seperti se-ekor kucing kecil yang patuh pada majikannya, tepat seperti yang diharapkan oleh Mu Shenan!Sayangnya, kedamaian Mu Shenan itu tidak bertahan lama karena mendadak di udara samar-samar terdengar bunyi "Kruuuk..kruukkk!!" bagai bunyi tabuhan yang berderang terus menerus seakan mengajak untuk berperang!"....", mendengar bunyi yang terasa aneh ditelinganya, Mu Shenan tidak dapat menahan diri untuk tidak membuka matanya. Tentu, suara itu sangat bising yang membuat hati ke
...Beberapa hari yang begitu padat telah berlalu di Perusahaan Mu berganti dengan sebuah akhir pekan yang sedikit lebih santai daripada sebelumnya. Biasanya saat para karyawan belum menyelesaikan pekerjaan mereka, kantin perusahaan akan terasa sepi karena semua orang lebih memilih untuk tidak makan siang guna mengejar deadline pekerjaan mereka. Tetapi sekarang, sepertinya deadline pekerjaan mereka telah terselesaikan dengan baik sehingga sebagian besar dari mereka memiliki waktu untuk menikmati jam istirahat di kantin benuansa casual yang begitu besar disana.Dari ujung sampai ke ujung ruangan itu sepertinya semua meja telah terisi penuh. Sedangkan pada tempat pengambilan makanan, ratusan karyawan nampak sedang berbaris dengan sangat rapi menanti petugas untuk mengambilkan makanan sesuai selera mereka.Di perusahaan Mu, system pemberian makan siang para karyawan sedikit berbeda dari perusahaan yang lainnya. Tentu saja, perusahaan ini sangat memp
...Selesai jam makan siang di ruang rapat besar Perusahaan Mu, nampak Mu Shenan mengedarkan pandangannya ke-seisi ruangan disana. Ya, kali ini ada yang berbeda! Sambil mengernyitkan kedua alisnya, Mu Shenan nampak sedikit tidak senang!"Di mana yang lainnya?!!" Suara Mu Shenan terdengar sedikit keras hingga suasana di ruangan itu terasa mencekam!Benar, kali ini sebagian bangku di ruangan rapat itu nampak kosong! Dan anehnya, semua anggota tim yang tidak hadir di sana adalah karyawan wanita!! Ada apa ini sebenarnya?!!!"Ma..maaf Tuan Mu, saya tidak tahu mengapa bisa begini?", manajer departemen perencanaan terlihat gusar karena sebagian anggota timnya tidak hadir. Apakah mereka mencari mati?Sepuluh menit kemudian.... Keringat dingin telah membasahi seluruh karyawan pria di sana! Para rekan-rekan wanita ini, bukankah biasanya mereka sangat rajin?! Bahkan mereka selalu antusias datang lebih awal ke ruang rapat demi melihat sang bos
...Beberapa saat setelah jam istirahat hampir selesai, di sebuah Convenience Store yang terletak tidak jauh dari perusahaan Mu, nampak seorang wanita muda yang mengenakan baju berwarna peach berbalut blazer berwarna hitam dengan garis putih itu terlihat mengendap-ngendap di balik deretan showcase obat-obatan yang ada di sana.Sambil menaikkan bingkai kaca mata bulatnya yang sedikit melorot ke bawah, ia nampak terus memandangi pintu utama di minimarket itu, seperti seorang bocah yang sedang bersembunyi untuk menghindari kejaran hantu saat pesta pada malam Halloween.Ya, sebenarnya tadi, setelah Shen Yiyi menyelesaikan semangkuk soup rumput laut miliknya, ia melihat beberapa dari ribuan karyawan wanita itu telah satu persatu berlari sambil memegang perut mereka!! Pada saat itu juga, dirinya telah menyadari bahwa petaka itu telah dimulai dan akan segera datang untuk menyapu seluruh perempuan yang ada di sana!Sambil menutup kedua mata indahn
...Setelah dua menit berlari dengan kecepatan tinggi, Shen Yiyipun akhirnya sampai di salah satu pintu lift di perusahaan Mu dengan sedikit terengah-engah, sampai-sampai keringat telah menetes pada dahinya. Bergegas Shen yiyi menekan tombol lift yang mengarah pada ruang CEO dan tanpa tanpa menunggu lama, pintu itupun terbuka sehingga Shen Yiyi kemudian masuk ke dalamnya diikuti oleh beberapa karyawan pria yang juga telah mengantri disana.Sembari mengatur nafasnya yang terdengar sedikit tersengal-sengal, ia kemudian kembali menekan tombol ke lantai yang hendak ia tuju lalu bergeser ke belakang untuk memberikan ruang bagi para karyawan pria yang juga ikut masuk ke sana."Hey, apakah kau sudah mendengar kegemparan siang ini?!", terdengar suara karyawan pria berdasi hitam sembari menyenggol lengan rekannya yang ada di sebelahnya.“Memangnya apa yang sedang terjadi?”, tanya pria berdasi kuning dengan sedikit penasaran.&ldq
...Mu Shenan yang tengah duduk di sofa sambil memegang dokumen yang baru saja disodorkan oleh manajer Ri sontak terkejut dengan suara tangisan yang samar-samar di dengarnya.Suara ini..."Tuan Mu, untuk proyek taman kota, apakah tidak lebih baik jika kita berdua pergi ber-", sebelum menyelesaikan kalimatnya, perkataan manajer Ri telah dipotong terlebih dulu oleh Mu Shenan."Tunggu!", Mu Shenan terlihat meletakkan kembali dokumen itu dan menoleh ke arah di mana Shen Yiyi berada.Tanpa mengetahui maksud Mu Shenan, manajer Ri tetap ingin menyampaikan gagasannya yang tadi sempat terpotong sebentar. Sungguh, ia sangat ingin Mu Shenan bisa pergi meninjau lokasi proyek itu bersama dirinya."Apakah anda bisa meninjau lokasi proyek bersam-""Kau keluarlah dulu.", Mu Shenan terdengar kembali memotong perkataan manajer Ri dengan nada yang terdengar begitu tegas."Apa? Tapi..", Saat ini, manajer Ri sedikit merasa heran denga
...Setelah ruangan itu sepi, dengan jendela kantor yang tertutup tirai vertical blind berwarna hitam, Mu Shenan terlihat mendudukkan Shen Yiyi yang masih terus menangis di atas pangkuannya yang kokoh.Benar, ini adalah kedua kalinya Mu Shenan menghadapi tangisan wanita itu yang baginya terdengar sedikit.... Manja! Sesuatu yang, entah mengapa, mampu mengusik hati Mu Shenan yang mulai menghangat.Belaian demi belaian ia berikan untuk menenangkannya dengan satu tangannya yang besar sembari sesekali memutar-mutar uraian rambut milik wanita itu hanya untuk sekedar bermain. Sepertinya, Mu Shenan merasa nyaman untuk menyentuh rambut yang sangat halus itu.Beberapa menit telah berlalu, rupanya wanita itu belum menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan tangisannya. Dalam hati, Mu Shenan agak bingung. Awalnya, ia ingin memarahi istrinya karena wanita itu termasuk kedalam bagian komplotan pembuat onar yang menyebabkan kekacauan besar hari ini.