.
.
.
Melihat ucapannya sama sekali tidak digubris oleh pria di depannya, Shen Yiyi pun merasa sedikit geram! Bagaimanapun ia harus memperjuangkan batasan di antara mereka bukan?!
"Mu Shenan... Begini…” Katanya untuk memulai pembicaraan serius mereka berdua yang sayangnya harus kembali terpotong karena pria dihadapannya kembali menjejalkan potongan besar pancake ke mulutnya yang mungil itu!
"Emmm... " Sialan! Kalau begini mana mungkin Shen Yiyi bisa mengungkapkan pemikirannya?! Setelah bersusah payah menelan makanan itu, Shen Yiyi akhirnya bergegas menutup mulutnya dengan kedua tangannya supaya pria itu tidak bisa menghentikan ucapannya lagi. Tidak! Tentu saja Mu Shenan tidak boleh menjejali mulutnya dengan potongan pancake lagi!!
"Mu Shenan!! Awas kalau kau berani memasukkan pancake lagi ke mulutku!! Bagaimana aku bisa berdiskusi denganmu kalau kau begitu?! Jadi sekarang... kau dengarkan aku...! Okey?! Mu Shenan, sebenarn
...Menjelang sore di sebuah swalayan di kota S, Shen Yiyi berencana berbelanja kebutuhan harian yang ia butuhkan di apartemen Sky Garden. Jika sebelumnya, ia tidak perlu banyak berbelanja karena dirinya hanya hidup sendirian. Tetapi sekarang, suami busuknya rupanya juga tinggal disana dan bagai parasite terus menyerap stok makanan yang telah ia beli. Sehingga mau tidak mau, Shen Yiyi harus berbelanja beberapa kali lipat dari sebelumnya.Setelah memarkirkan mobil BMW M6 Cabrionya yang berwarna biru mengkilap diparkiran yang ada di sana, ia kemudian teringat dengan makan siang di akhir pekan mereka yang sangat menjengkelkan! Tapi harus bagaimana lagi, ia telah meminum ramuan teh semanggi merah yang terkenal sangat ampuh untuk membuat anak itu. Bahkan, tidak hanya dirinya saja, tetapi Mu Shenanpun juga meminumnya dalam jumlah banyak.Dalam kegundahannya, Shen Yiyi merasa sedikit merasa takut jika suami mesumnya kembali lepas kendali lagi dan melaku
...Beberapa jam kemudian di apartemen Sky Garden, Mu Shenan nampak menunggu istri sialnya yang belum kunjung pulang. Sekilas, ia teringat kejadian tadi siang dimana detektif swasta sewaannya berhasil membuntuti beberapa orang yang sempat momotret Shen Yiyi diam-diam. Awalnya ia berpikir bahwa mereka adalah orang jalanan yang mungkin merasa terpesona dengan kecantikan wanita itu. Tetapi ternyata, dugaannya salah! Mereka semua, tidak hanya berandalan biasa, melainkan para orang sewaan yang melakukan apapun demi uang.Mengetahui berita itu, sekilas ada rasa khawatir di dalam hatinya mengenai wanita itu yang sedang berusaha ditutupinya. Tetapi ia sedikit merasa lega karena setidaknya ia sudah mengaktifkan agen 119 disekitar wanita itu. Paling tidak, kalaupun ada bahaya, wanita tidak akan sampai mati karena ada orang-orangnya disana.Dengan pemikiran yang sedikit lebih lega, Mu Shenan kemudian memandangi meja yang masih kosong dihadapannya. Biasanya
...Hari telah menjadi gelap di kota S. Meskipun telah menyelesaikan makan siangnya bersama Ning Ri, tetapi wanita itu sengaja berlama-lama disana karena ia tidak ingin memenuhi keinginan Mu Shenan melalui asisten tengik itu.Sekilas, rasa geram sedikit terlintas dikepalanya setelah mengingat bahwa asisten Bai terus meneleponnya bahkan sebanyak 21 kali atas perintah suami busuknya. Tentu, menurutnya hal itu sangatlah berlebihan karena ia hanya keluar sebentar bersama temannya. Sangat konyol! Sayangnya, asisten Bai menuruti saja perintah bosnya itu.Andai saja asisten Bai adalah bawahannya, ia tentu akan memastikan untuk memotong gaji asisten pengganggu itu sebanyak 30%! Tidak! Tidak hanya itu saja! Ditambah semua perlakuan buruk asisten itu pada dirinya dulu, mungkin potongan 70% terlihat tidak masalah juga.Sebelum Shen Yiyi menyalakan mesin mobilnya, kali ini ponselnya berbunyi lagi menampilkan sebuah nomor yang sangat dikenalnya.
...Ke-esokan harinya di kamar berukuran besar yang dipenuhi aroma lavender di apartemen Sky Garden, samar-samar terdengar suara seseorang tengah merintih memelas belas kasihan! Bahkan sekilas, suara itu terdengar begitu... menyedihkan!"Aww.... Shen Yiyi... Kumohon bangunlah..." Samar-samar suara itu kembali terdengar dengan nada yang begitu lirih, sangat lirih, sampai-sampai nyamukpun sulit untuk mendengarnya. Namun sayangnya, meskipun ia telah memohon berkali-kali dalam gumamannya itu, seseorang yang sejak semalam menindihnya tidak kunjung bangun juga dari mimpinya.Entah apa yang sedang dimimpikan gadis bodohnya itu sampai-sampai ia mengeluarkan air liur yang begitu banyak, bahkan air liurnya itu mampu untuk membentuk beberapa pulau-pulau kecil di dada kokohnya yang terlihat sudah sangat basah. Demi dewa, ini adalah pertama kalinya Mu Shenan mengalami hal sekonyol ini selama hidupnya!Sambil menahan rasa kesemutan yang begitu menyiksa,
...Hari ini di depan meja kantor CEO yang nampak kosong di Perusahaan Mu, Shen Yiyi terlihat mengelap-ngelap meja itu berkali-kali, bahkan meja kaca itu sampai terlihat benar-benar bersih dan mengkilap! Memandang seluruh ruangan itu, Shen Yiyi kemudian teringat dengan suami busuknya. Biasanya, ketika CEO nya itu ada, pada jam-jam seperti ini, Shen Yiyi pasti sudah sibuk menyiapkan makanan, camilan, menyeduh kopi, dan bahkan menemani bosnya itu menghabiskan setiap menu yang disediakannya.Tetapi kali ini, semuanya nampak sedikit berbeda! Shen Yiyi yang biasanya sibuk itu, saat ini tidak bisa melakukan apapun karena Mu Shenan sedang berada di luar kota! Apalagi CEO nya itu belum juga memberikan pekerjaan lain seperti yang dijanjikannya dulu! Dalam keheningan di ruang suaminya itu, Shen Yiyi yang tidak bisa melakukan apa-apa itupun hanya bisa mengerucutkan bibirnya yang mungil itu dengan sangat bosan!Untuk itu guna menghilangkan kebosanannya
...Setelah merasa puas dengan aksi gambar-menggambarnya yang sangat menyenangkan itu, Shen Yiyi lalu meletakkan penanya ke meja dihadapannya. Ia begitu puas. Gambar-gambar itu sedikit mengobati kebosanannya hari ini. Ya, meskipun tanpa terasa ia telah menghabiskan waktu diruang itu, tetapi hal itu mampu mengobati kesepiannya."Emm... mereka lucu sekali." Gumam Shen Yiyi sembari melengkungkan senyumnya dan meregangkan kedua tangannya yang sudah nampak pegal itu. Sepertinya, ia masih tidak tahu dengan apa yang telah ia buat. Yang ada dipikirannya saat ini hanyalah sebuah keindahan yang berhasil diciptakannya. Sepertinya, jiwa seni Shen Yiyi memang sanggup mengalahkan logikanya saat ini.Setelah memasukkan kembali pena milik Mu Shenan ke dalam laci meja yang ada disampingnya, Shen Yiyi yang merasa bersemangatpun terlihat merapikan tumpukan kertas-kertas dokumen yang sudah dipenuhi oleh kartun-kartun lucu itu kembali pada tempatnya!Ya, saat
...Di dalam perjalanan menuju ke Kediaman Shen, Shen Yiyi yang melewatkan makan siangnya hari ini, terlihat tidak begitu fokus menyetir mobil kesayangannya itu. Entah mengapa baru beberapa menit keluar dari area parkir kantornya, Shen Yiyi tiba-tiba mendengar bunyi-bunyi aneh yang keluar dari perut kecilnya!"Kruuuukkkk!!" bunyi itu terlihat semakin meronta yang membuat Shen Yiyi menggigit bibirnya sendiri.Sambil mengusap-ngusap perut kecilnya, Shen Yiyi sedikit merasa kebingungan. Jujur saja, ia heran, sangat heran karena nafsu makannya sekarang begitu besar! benar-benarberbeda dari dirinya pada kehidupannya yang dulu. Tetapi ia berpikir jika mungkin saja hal itu diakibatkan karena ia sebelumnya telah menghabiskan seluruh energinya untuk menggambar.Setelahnya, ia memikirkan beberapa opsi makanan yang sedang ia ingin makan. Lalu ia teringat akan sebuah kedai pangsit favoritnya. Benar, tempat itu adalah Kedai Gong, restaurant seder
...Di atas kursi pijat otomatis yang ada di ruang presidential suit di hotel Z, nampak sosok tegap Mu Shenan tengah menikmati teknik pijatan shiatsu dari mesin itu yang diklaim sangat ampuh menghilangkan rasa nyeri dari bagian leher hingga ke betis pemakainya."Hmmm..." gumam Mu Shenan dengan lirih setelah hampir satu jam menikmati teknik pijatan mesin itu hingga seluruh rasa pegal di tubuhnya pun mulai menghilang!Sambil menertawakan dirinya sendiri, Mu Shenan yang telah beranjak dari kursinya itupun sedikit mengingat kejadian konyol yang menimpanya semalam. Benar, semalam, Mu Shenan telah kehilangan kewibawaannya sebagai seorang lelaki!Bagaimana mungkin ia bisa membiarkan dirinya sendiri diikat oleh kucing kecilnya itu begitu saja?! Namun, meskipun demikian, entah mengapa, kejadian itu sama sekali tidak membuat Mu Shenan marah. Bahkan, ia merasa jika rasa dingin di dalam hatinya itu sedikit demi sedikit mulai mencair karena kebodohan i