"Chael!!" Suara yang memecahkan keheningan diantara dua pria yang tengah berhadapan, Faellyn dengan kekhawatirannya menghampiri sang tunangan tanpa menghiraukan sekitarnya.
"Fae?" binggung Michael, melihat gadis yang terbiasa sangat dingin padanya kini tengah mengkhawatirkannya."Apa yang terjadi? bagaimana..." Michael tersenyum membuat Faellyn seketika menghentikan ocehannya."Jangan menagis, Aku baik-baik saja, Ini sudah malam tidurlah" Faellyn menatapnya, kondisi Michael lebih berantakan dari terakhir kali ia melihatnya saat di panti.Jarak panti asuhan dan kediaman Arise biasanya akan memakan waktu hampir 8 jam dengan kereta kuda, sedangkan pria didepannya sampai dalam kurun waktu yang tak lebih dari 3 jam tanpa sihir."Saya baik-baik sa.." Tanpa sempat menyelesaikan perkataannya, Faellyn tak sadarkan diri."Fae?" panik Michael."Yang Mulia, Ellyn hanya tertidur. Biar saya yang mengantar nya kekamar, ah dan sebaiknya"Anu, Michael tentang pernikahanmu dengan lady Arise?" Michael hampir tersedak air teh yang masuk ke dalam tenggorokannya mendengar pertanyaan aneh dari sang kaisar."Kami akan menikah saat dewasa" Jelas Michael tenang."Ah begitu " Kecewa kaisar."Saya masih kecil untuk mengurus keluarga, saya akan menikah setelah penaklukan bebteng blue rose, karena menurut laporan tempat tersebut dihuni banyak monster" Kaisar menghela nafasnya mendengar jawaban Michael yang sangat tenang."Kamu sangat mirip dengan kakak" Gumam kaisar lirih."Kalau negitu biarkan Lady Arise tinggal di istana saat kamu pergi berperang" Michael meletakkan cangkir tehnya."Ya, saya juga berfikir seperti itu tapi apa ada jaminan bahwa tunangan saya akan baik-baik saja?" Kaisar tertegun."Baiklah, jika tunanganmu terluka aku akan memberikan posisi kaisar langsung padamu" Terukir sebuah senyum di wajah Michael mendengar pernyataan tersebut.sebuah t
"Yang mulia, Saya hanya mencintai duke" Suara ini?Aku?Pria itu? apa itu Michael?tapi dimana ini? ini tempat yang asing."Menyerahlah, Aku tidak akan membiarkanmu menyakiti Anita Andreash" Apa ini mimpi, tatapan michael sangat tajam sampai rasanya seperti aku bisa terbunuh dengan tatapan itu."Bukankah kamu dibuang Erden, karena terbukti kamu bukan Andreash" Lanjutnya, Ini terdengar seperti scene novel aslinya.Benar bagaimanapun juga, aku bukan seorang Andreash, meskipun Michael ingin memanfaatkanku saat ini tidak ada yang kupunya, lagi pula aku tidak mungkin akan terus bergantung pada Arise dan kontraknya.Anita bahkan terlihat membenciku."Ah, pada akhirnya Andreash yang menang ya" tertawa layaknya Villainess membuat telinggaku berdenging dan gemetar.Aura penjahat yang dimiliki Faellyn sabgat pekat ditambah mata emas yang memiliki tatapan tajam, ia bahkan tak menghindar dari tatapan menusuk Mich
"Faellyn?" Gadis itu menoleh kala mendengar suara tersebut."Tuan Duke?" Sapa Faellyn melihat Adrian Erden yang entah dari mana muncul diruang latihan kesatria."Bagaimana kabarmu?" Faellyn sedikit risih dengan cara bicara Adrian yang terdengar sangat akrab padanya."Saya baik-baik saja, kalau begitu saya pamit" Faellyn menunduk hormat dan burucburu membalikkan badanya untuk meninggalkan tempat tersebut, namun karena tubuhnya yang sedikit kaku gerakannya sanggat lambat."Tunggu!" Adrian menahan tangan Faellyn dan berteriak dengan cukup keras sampai-sampai menarik perhatian Michael yang tengah berada ditengah lapangan.Michael menatap tajam tangan Adrian yang megang tangan Faellyn tanpa sadar ia melemparkan pedang layangnya tombak, tepat ke arah lengan samping Adrian.Faellyn yang sadar pun berbura-bura menjatuhkan dirinya sendiri agar Adrian mengikutinya untuk menunduk."Kamu tidak apa-apa?" tanya Adrian sambil membantu
"Yang mulia pasukan sudah siap" Michael hanya mengangguk.Setelah pertemuannya dengan sang kaisar ia memutuskan untuk segera menyusul Grand duke yang berada di medan perang karena situasi yang sedikit rumit terjadi disana.Monster iblis yang biasanya liar dan tak terkendali serta menyerang siapa saja kini penyerangan monster seperti terkontrol dengan baik seakan anda yang mengendalikan mereka."Yang mulia apa anda ingin bertemu dengan, nona? Saya akan membangunkan nona" Michael mengeleng."Sepertinya dia lelah, nani sampaikan padanya bahwa aku akan segera kembali" ucapnya sambil menutup kembali pintu kamar tersebut."Baik yang mulia, mohon kembali dengan selamat" Michael tersenyum.Baju Zirah melekat pada tubuhnya dan pedang pemberian kaisar.Beberapa saat yang lalu..."Putraku, kau tau bahwa sebenarnya aku bukan pangeran pertama yang mewarisi tahta, itu karena aku memiliki kakak bodoh yang hanya memikirkan peda
" Faellyn, undangan untukmu" Aku menatapnya dan berjalan mendekat.2 tahun berlalu semenjak keberangkatan Michael dan sekitar sebulan lagi usiaku genap 17 tahun.Aku juga sudah menyelesaikan kelas permaisuriku padahal aku hanya tunangan kontrak Michael."Terimakasih Tuan Michel" Dia hanya mengangguk singkat dan melanjutkan perkerjaannya.Hubunganku dengan Michel cukup baik setelah percakapanku dengan Carlios kala itu, Michel awalnya tidak suka padaku karena menurutnya semenjak Michael bertemu denganku Michael jarang merawatnya sendiri.untuk hal tersebut Michel mengintimidasiku kala itu."Putri Elaine?" gumamku."Ya dia adalah satu-satunya putri di kekaisaran, sepertinya dia kembali karena kabar Michael bertunangan" Ah jadi maksudnya karena aku ya."Saya dengar Putri Elaine sudah menikah?" Michel menatapku."Ya dia sudah menikah dengan putra mahkota kerajaan Vitera, dia adalah kakak Carlios" Setelah sek
" Ini adalah teh lavender yang saya bawa langsung dari kerajaan Vitera"Ucap Elaine menjelaskan teh berwarna ungu tersebut dengan sangat percaya diri. diantara kekaguman para bangsawan aku merasa mual karena teringat taman lavender marchioness. kudengar Lavender memang tidak berbahaya dikonsumsi sebagai teh, dengan kata lain bahan racunku kala itu sebenarnya bukan lavender namun tetap saja warnanya mengingatkanku pada racun. "Nona Faellyn apa itu tidak cocok dengan selera anda?" Aku sedikit tersentak dengan suara Elaine. "Ah saya dengar, alergi pada bunga lavender" Alelia Ronan, darimana rumor itu berasal. "Ah benar, saya mendengar rumor yang sama" dia? Aku tidak mengenalnya. tapi tentang rumor itu? "Begitu ya, saya merasa bersalah kerena tidak mengetahui hal tersebut, bukankah begitu pangeran Michel" Michel terdiam dan menikmati tehnya. "Saya..uhuk" Michel!! "Kyaa" teriakan para gadis membuatku membeku,
"Putri mahkota.. ah maksud saya nona, ada surat untuk anda" Aku tersenyum pada Nani. Setelah dongeng yang diceritakan Michel hari itu aku tidak memiliki keberanian untuk menatapnya, padahal aku tidak takut akan apapun sebelumnya, namun saat ia bertanya apakah aku mencintai Michael aku benar-benar tidak bisa menjawabnya karena dikehidupan ini maupun kehidupan dimasa lalu aku tidak mengenal apa itu cinta. Untuk hal itu aku benar-benar tidak suka dipanggil putri mahkota, aku merasa bersyukur karena Elaine hanya memanggilku nona. "Terima kasih nani" Aku membuka surat tersebut, ini adalah surat yang ditulis Ayah angkat baruku, Asrahan Andreash. Aku tersenyum meliht isi surat tersebut, tulisan tangan yang indah dengan kalimat singkat yang sedikit cangung, bahkan jika dikirim tanpa nama pengirim pun kurasa aku akan tau siapa yang mengirimnya. 'Untuk Putriku, Faellyn. Jika tidak sibuk berkunjunglah ke kediaman Andreash karena itu juga rumahm
"Nona, saya yang akan memandu anda berkeliling" Aku menatapnya.Setelah sarapan aku memutuskan untuk mengenal tempat tinggal sementaraku. em mungkin."Mohon bantuannya, Tifia" Kami pun berjalan menyusuri koridor dengan Tifia yang terus menjelaskan padaku setiao ruangan yang sda didalam mansion.tanpa kusadari hari sudah petang padahal masih ada beberapa tempat yang belum ku datangi.Samar-samar aku mendengar bunyi pedang bergesekan satu sama lain."Apa ada kesatria yang masih berlatih jam segini?" Tifia menatapku dengan tatapan yang berbinar."Ya, apa anda ingin melihatnya?" Aku mengangguk setuju debgan saran tersebut."Mari ikuti saya, akan saya tunjukkan" Aku berjalan mengikutinya. "Nah putri kita sudah sampai, mereka adalah anak-anak jalanan yang diselamatkan tuan muda" Aku mematung trpat fitempatku berdiri.Ruangan luas layaknya stadion yang digunakan untuk berlatih pedang, terlebih lagi mereka ada