POV Vena 2
Uhh, aku jadi sebal dengan Mas Ibrahim , gara-gara dia aku dimarahi Mas Pratama, aku jadi benci dengan Mas Ibrahim, tidak sudi aku pinjamin dia uang lagi.
Aku pinjamin uang karena aku kasihan, kenapa dia harus telfon Mas Pratama sih!!
Seballl banget aku arggghhhhhhh...
Lebih baik aku telfon dia sekarang, aku gak terima gara-gara dia aku dimarahi Mas Pratama, mana aku kuat tidak diberi uang bulanan, biaya hidup aku saja besar, kesalon aja ngabisin uang jutaan rupiah, belum lagi belanja pakaian bermerek.Tiap bulan Mas Pratama selalu transfer uang 25 juta rupiah ke rekeningku, angka yang sangat fantastis, apalagi saat ini belum punya anak, jadi aku nikmati saja uangnya untuk kesenanganku.
***
" Halo Mas.
" Iya Ven, ada apa Ven? Apa suamimu udah memberitahu kalau aku telat bayar hutangku?
" Iya Sudah Mas, tapi gara-gara Kamu , aku dimarahi Mas Pratama, kamu kenapa sih telfon ke dia, kenapa gak telfon ke aku aja? kalau Hp aku gak aktif , kamu kan bisa tunggu sampai aktif dulu, jadi kesal banget aku dengan Kamu!!
" Hufft, aku kira setiap aku pinjam uang suamimu tau, makanya aku telfon dia juga.
Aku minta maaf kalau caraku salah." Awalnya aku selalu memberitahu Mas Pratama, tapi semakin sering kamu pinjam , lama-lama dia bosan kasih kamu pinjaman, kamu selalu telat balikin uang dan selalu banyak alasan!
" Ya ampun Ven, Mas itu kan selalu balikin uang yang Mas pinjam, walaupun telat, itu bukan hal yang Mas sengaja Ven, Mas hanya seorang penjual gorengan, kalau lagi rame yang beli ya rame, kalau lagi sepi ya sepi banget.
" Yasudah kalau begitu, aku mau uang aku dibalikin dalam waktu satu Minggu lagi , jika tidak dibalikin dalam waktu Satu Minggu lagi aku kasih bunga 20%, ingat itu Mas !!!
Aku gak mau gara2 kamu, aku tidak dikasih uang bulanan lagi dengan suamiku." Astaghfirullah Ven, kenapa kamu tega sekali dengan Mas? Mas mohon kasih Mas tambahan waktu Ven , Mas mohon pengertian dari kamu Ven.
" Aku sudah sabar dengan kamu Mas, pokoknya dalam waktu satu Minggu kamu gak balikin uang itu bunganya akan selalu bertambah besar.
Ngerti kamu Mas !!!" Astaghfirullah Ven, baik..
Oke Ven, Mas akan usahain . Mas gak nyangka kamu Setega ini dengan Mas .***Aku tidak tau harus berkata apa lagi, disaat aku berucap seperti ini, tapi terkadang tidak sesuai dengan hatiku..hiks....
Tidak mudah bagiku untuk melupakan masa lalu, masa-masa yang pahit bersama Mas Ibrahim, seorang kakak yang sangat sayang dengan adiknya, Mas Ibrahim yang selalu mengalah demi aku.
Disisi lain aku juga harus patuh dengan Suamiku, aku takut hidup dalam kemiskinan lagi, aku takut merasakan hidup susah seperti dulu, semua bayang-bayang kemiskinan itu selalu menghantuiku.
Semasa kecil kami selalu dihina, karena tidak punya orang tua dan tinggal di gubuk reyot, Mas Ibrahim lah yang berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Maafkan adikmu Ini Mas, aku harus buang rasa sayang ini, aku memang harus menjadi orang yang tega, karena aku takut hidup seperti dulu lagi, aku takut hidup seperti dulu, bayang-bayang kemiskinan ini selalu menghantuiku, ntah kenapa aku begitu takut hidup dalam kemiskinan.***Tok...Tok...
Tok...
Ven, Ven.. buka pintunya.
" Eh , Kamu udah datang aja Mas, jadi kamu mau balikin uangnya hari ini kan?
" Iya Ven, ini Mas balikin uang kamu beserta bunga yang kamu minta,
" Wah, belum sampai seminggu kamu udah balikin aja mas? Kamu dapat uang dari mana ? Kamu gak mencuri kan Mas?
" Astaghfirullah, istighfar Ven.
Jangan asal bicara kamu, tega sekali kamu bilang Mas mencuri !!" Oopss, Iya deh iya. Maaf Mas, aku gak bermaksud nuduh Kamu koq, aku cuma gak mau kalau kamu sampai menjadi pencuri.
" Terimakasih kamu udah kasih pinjaman ke Mas , semoga kamu selalu hidup dalam kebahagiaan Ven. Baiklah kalau gitu, Mas permisi dulu, Assalamualaikum..
" Oke Mas, Wa'alaikumsalam.
====Kisah ini diangkat dari kisah nyata dan dibumbui dengan sedikit fiksi.
Saya mohon maaf ada beberapa bagian cerita yang saya sembunyikan dari Joylada, karena ada beberapa bagian yang harus saya edit.
Mohon maaf jika ditulisan ini ada kata-kata yang tidak berkenan.
=====POV Ibrahim Sungguh aku sangat bingung harus cari dimana uang 2 Juta rupiah plus dengan bunganya 10%, kenapa Vena begitu tega dengan kakak sendiri, berhari-hari aku memikirkan ini rasanya kepala ini mau pecah, udah hampir satu minggu pula jualanku sepi, aku bingung benar-benar bingung.Hasil jualan yang kudapat hanya bisa untuk makan sehari-hari dan untuk transportasi anak-anakku. Dimalam yang sunyi aku bentangkan sajadah, aku hanya bisa pasrah kepada Sang Maha Pemberi kehidupan, menangis dikegelapan malam, meminta pertolongan kepada Nya. Aku sungguh tak kuasa, tapi aku yakin Allah pasti akan beri pertolongan kepadaku, aku yakin Allah tidak akan membebaniku diluar kemampuanku. Sebagai seorang Ayah, Aku harus kuat dan tidak boleh mengeluh, aku tidak boleh menyerah, demi anak-anak dan istri yang begitu tulus kasih sayangnya untukku, disaat aku jatuh dialah wanita yang selalu setia mendampingiku. *** Hingga suatu malam disaat aku duduk merenun
POV Ibrahim 2 Sesampainya di rumah aku begitu penasaran kenapa amplop ini begitu tebal, sebelum tidur aku cek isi amplop tersebut, Ya Allah betapa aku kaget luar biasa , disaat aku benar-benar butuh pertolongan , ALLAH kirim pertolongan lewat Herlambang, berulang-ulang aku cek totalnya , Alhamdulillah... Alhamdulillah...Didalam Amplop tersebut ada uang dengan nominal 5 juta rupiah, Ya Allah pertolonganmu begitu nyata,tanpa aku sadari aku menangis terisak-isak. Aku begitu terharu, pertemuan dengan Herlambang sudah bagian dari takdir Allah. " Ayah ada apa? Kenapa tiba-tiba nangis? apa ada masalah Yah? Ujar istriku yang baru saja muncul dari kamar mandi. " Eh .. gak ada Bu, Ayah cuma terharu saja disaat kita lagi butuh pertolongan gini, ALLAH kirimkan seseorang untuk membantu kita . " Maksud Ayah gimana? Siapa yang bantu kita Yah? Apa Ayah cari pinjaman lagi? " Tidak Bu, Ayah tidak cari pinjaman lagi, tapi tadi disaat jual
Vena Mengundang Ibrahim ke acara akikahan anaknya Tujuh bulan kemudian , Vena akhirnya dikaruniai seorang Putri yang cantik, pada saat itu ternyata Vena tengah mengandung, Vena sendiri baru menyadari ketika usia kandungannya menginjak tiga bulan. Tepat diusia Putrinya 7 hari , Vena pun mengadakan acara akikahan, tidak lupa Vena mengundang Kakaknya beserta keluarga kakaknya. Vena sudah menikah selama lima tahun dan akhirnya dikaruniai anak setelah lima tahun pernikahannya. *** Ibrahim yang lagi sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk gorengan merasa heran karena tiba-tiba Vena menelfon , setelah lebih kurang tujuh bulan mereka tidak berkomunikasi. Drrrtt..Drrrtt...Drrrtt.. " Halo Assalamualaikum Ven. "Halo Mas, Wa'alaikumsalam. Apa kabarnya Mas? Kamu sehat-sehat aja kan Mas? sudah lama aku gak dengar kabarmu " Alhamdulillah Mas dan keluarga dalam keadaan sehat
Sena diterima di Universitas impiannya1 Tahun kemudianHari ini tiba hari pengumuman kelulusan dari Universitas Martadinata, Aku bisa ikut ujian karena sebagai Mahasiswi undangan, alhamdulillah Aku lulus dengan nilai terbaik dan menjadi Mahasiswi Undangan di Universitas ternama yaitu Universitas Martadinata, sungguh Aku merasa sangat bahagia dan tidak pernah menyangka bisa lulus di Universitas ternama, Aku merasa seperti mimpi.Terimakasih Ya Allah atas Anugerah ini.Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah..Satu impian ku terwujud untuk bisa mengenyam pendidikan di Universitas yang selama ini aku mimpikan, banyak orang yang menginginkan bisa masuk kesini, dan Aku bisa masuk karena menjadi Mahasiswi undangan dan dapat beasiswa juga, maka nikmat mana lagi yang akan aku dustakan. Sangat dan sangat bersyukur, karena aku ingin sukses dan membahagiakan kedua orang tuaku.Memang kesuksesan
Curahan Hati Sena Aku bersyukur lahir dari rahim seorang Ibu yang hebat dan aku bersyukur punya seorang Ayah yang hebat, bagiku kehebatan bukan soal materi saja, tapi sebuah perjuangan yang tidak pernah mengenal kata lelah. Ketulusan mereka dalam mendidik dan merawatku tidak bisa dinilai dengan apapun di dunia ini, harta seisi dunia ini pun tidak akan dapat menggantikan kasih sayang Ibu dan Ayah. Air mata ini selalu jatuh berderai, ketika melihat Ibu dan Ayah pagi-pagi buta harus bangun demi mencari nafkah. Subuh hari Ayah pergi belanja untuk segala kebutuhan dalam berjualan. Sepulang dari pasar Ibu dan Ayahpun kerjasama mempersiapkan bahan-bahan untuk gorengan yang akan dijual. Ayah mulai berjualan sore hari, dan saat itupun Aku ikut membantu Ayah berjualan .Jika ditanya apa Aku malu menemani Ayah berjualan? tentu saja tidak. Ayah
Hari ini adalah hari pertama kuliah dan kegiatan yang pertama kali adalah Ospek, senang sekali rasanya bisa bertemu dengan teman-teman yang baik, walaupun baru kenal tapi rata-rata ramah.Aku tak menyangka kalau bisa sekelas dengan Windi, bukan aku benci padanya tapi memang setiap kalimat hinaannya begitu menyakitkan hati.Sampai kapan Windy menghina aku dan keluargaku, rasanya sudah cukup sabar aku menghadapinya, aku bukan manusia berhati malaikat , aku hanya manusia biasa yang punya rasa sakit hati. Aku sangat berharap setelah masuk Perguruan Tinggi Windi lebih baik lagi.Saat ini aku tengah bersiap-siap untuk ke lapangan karena sebentar lagi kegiatan ospek akan dimulai." Hei, Senaaa anak penjual gorengan , di jual lima ratusan, gorengan anget ... gorengan anget, yang mau beli gorengan mampir sini, ini ada anak penjual gorengan loh, teriak Windy kepada teman-teman yang lain.Beberapa teman yang hendak kelapangan pun s
POV WindyPerkenalkan Namaku Windy Wijaya anak dari Bram Wijaya dan Sukma Ningtyas.Aku terlahir dari keluarga yang terpandang, semenjak kecil aku selalu hidup dimanja oleh mami dan papi, apa yang aku minta selalu dipenuhi oleh mereka, Papi seorang pengusaha properti. Usaha Papi bukan hanya di Indonesia saja tapi merambah sampai mancanegara.Papi dan Mami selalu mengajarkan kebaikan padaku, selalu berkata " jangan pernah berkata yang selalu merendahkan orang lain, apa yang kita punya tidak selamanya abadi, adakalanya hidup itu diatas dan adakalanya kita terjatuh dan berada diposisi yang paling bawah, itulah salah satu nasehat yang diberikan padaku, tapi entah kenapa aku merasa nasehat itu tidak berlaku kepadaku, aku anggap aja itu cuma omongan biasa, aku tidak pernah suka melihat orang yang hidupnya jauh dariku, aku merasa mereka tidak sepadan denganku.Papi dan Mami menjadi donatur tetap dibeberap
Kisah Masa Lalu 1Ada seorang Mahasiswa yang tampan dan pintar yang selalu mencuri perhatian seorang gadis desa yang sangat cantik, segala upaya dia lakukan untuk mendapatkan perhatian dari sang gadis desa.Gadis Desa itu bukan hanya cantik tapi dia sangat pintar dan selalu memiliki indeks prestasi yang sangat memuaskan, karena itulah sang pemuda menyukai gadis desa tersebut.Pemuda tersebut bernama Bram Wijaya dan gadis Desa tersebut bernama Sindi Permata.Gadis tersebut benar-benar cantik seperti Kilauan permata, kecantikannya sangat natural beda dengan gadis-gadis kebanyakan.Sindi selalu diperebutkan oleh banyak laki-laki, tapi Sindi sadar dan tau diri kalau dia bukanlah anak orang yang berada, tujuan dia kuliah untuk belajar dan menjadi orang yang sukses.Sindi bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi karena beasiswa yang dia dapatkan, oleh karenanya Sindi benar-benar tidak memiliki niat untuk pacaran atau sekedar be