Share

Bab 40. Pernyataan Terindah

Alvaro menarik tubuh Davira untuk mendekat. Davira berbau udara segar dan musk. Rambutnya terasa masih basah di tangan Alvaro. Matanya yang selalu terbuka, menelisik dan waspada meredup. Alvaro tergoda. Tapi ia tersadar. Ia tak bisa bersama Davira hanya untuk melupakan rasa sedih.

Lelaki itu beringsut menjauh. Untuk beberapa saat, mereka terbaring memandang langit-langit kamar dalam diam.

“Maaf,” kata Alvaro.

Davira menjawab dengan lembut. “Jangan minta maaf.” Ia menoleh. “Kau akan baik-baik saja.”

“Kita akan baik-baik saja,” tegas Alvaro.

“Ya, kita.” Davira mengangguk.

Alvaro mendekat kembali. Meletakkan kepala Davira di lengannya dengan pelan. “Kumohon satu hal, berhentilah merasa bersalah karena telah menculikku,” ucapnya hati-hati.

Pupil Davira melebar. Ia membuat gerakan seolah ingin bangun tapi Alvaro menahan bahunya sehingga ia tetap berbaring dengan dada turun naik. Ia tak ingin menangis. Tapi bera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status