Memang diterima d universitas yang sangat banyak orang juga ingin masuk adalah suatu kebanggaan tersendiri, tapi Grizell sendiri masih belum mengetahui kemampuan sebenarnya dalam diri yang dikuasainya. Lagipula Grizell memilih kedua jurusan ini karena hanya mengikuti pekerjaan orangtuanya dan tidak ada yang benar-benar datang dalam dirinya. Tapi terima saja, mungkin Grizell harus melanjutkan apa yang sudah dikerjakan orangtuanya bunda ataupun papanya.
“Aku akan mencoba menelepon orangtuaku dulu ...” kata Grizell kembali bersedih tapi tetap memasang wajah tersenyum pada Enzo dan yang lainnya karena tidak mungkin membiarkan mereka melihat wajah sedih dikesempatan yang sangat membahagiakan ini, rasanya kurang pas dengan tindakan.
“Iya, kami akan menunggu di sini,” kata Enzo masih berkumpul di ruang tengah dan Lia sedang membuat makanan untuk merayakan diterimanya Grizell di universitas berbeda dengan jurusan yang berbeda.
Grizell masuk ke da
“Apa? Bagaimana bisa kau memilih jurusan itu?” tanya bunda Lina memegang pundak Grizell seperti sedikit kecewa dengan pilihannya ini, tapi Grizell hanya bisa diam dan tidak melakukan banyak hal.“Karena Bunda sama sekali tidak memedulikan teleponku! Bahkan saat aku ingin bertanya mengenai jurusan yang cocok untukku Bunda tidak ada bersamaku! Setiap kali aku menelepon Bunda selalu sibuk dan sekretaris Bunda yang selalu mengangkat teleponnya! Bahkan diberitakan kalau Bunda sama sekali belum punya anak, aku sempat berpikir mungkin saja Bunda memang mengatakan seperti itu pada publik, tapi aku bukan datang ke sini untuk membahas itu, aku hanya ingin mengatakan kalau aku lulus pada jurusan desain dan juga arsitektur,” tegas Grizell sepertinya akan menangis setelah menggunakan suara tinggi seperti itu dalam berbicara yang seharusnya tidak diperbolehkan. Grizell sendiri menyesal karena berkata kasar pada bundanya tapi segala macam hal yang menyangkut pada hat
Dingin sekali memang cuaca kali ini sangat dingin, tapi terasa hangat saat Enzo memeluk Grizell yang sedang menangis karena hal yang berkaitan dengan papanya. Ternyata papanya sudah menikah dan memiliki anak berusia empat tahun yang mana Grizell sama sekali tidak tahu keberadaannya. Sepertinya papanya lebih buruk dibandingkan dengan bundanya. Setidaknya bundanya ... tidak bundanya juga sama saja dalam hal merawat anak. Tapi setidaknya bunda Lina masih pernah mengangkat telepon Grizell dan mendengarkan seluruh kisah yang menyedihkan ini.“Besok ayo pulang. Aku tidak mau berlama-lama di sini. Rasanya memuakkan jika tetap tinggal di sini,” kata Grizell yang duduk di atas kasur dengan selimut tebal yang menyelimuti dirinya.“Iya, tapi ada baiknya kalau Nona Grizell beristirahat dulu lebih lama lagi. Jangan paksakan tubuh Nona Grizell. Sejak kemarin kita sudah pergi sangat jauh dan belum istirahat dengan benar. Aku mohon Nona Grizell, lakukan ini untukku,&
Setelah perjalanan yang sangat panjang. Grizell dan Enzo tiba kembali ke daerah asal dan segera pergi menuju toko yang menjual berbagai jenis pakaian yang bagus. Grizell memilihkan baju yang cocok untuk Lia dan Nia, sementara Enzo memilihkan pakaian yang cocok untuk Teo dan Lori. Yah, walaupun bukan hadiah khusus tapi setidaknya berbelanja seperti ini bisa menghilangkan beban yang ada pada pikir Grizell dengan tidak memikirkan hal lain.“Enzo, ada berapa banyak baju yang kau dapatkan?” tanya Grizell sedang berpikir untuk pergi ke supermarket dan membeli beberapa makanan atau mungkin memesan makanan cepat saji karena sekarang perutnya sangat lapar. Rasanya kemarin belum sempat makan makanan enak karena sangat dingin.“Aku membelikan masing-masing dua untuk mereka,” jawab Enzo sudah memilihkan pakaian yang cocok untuk mereka. Memang pakaian yang dipilihkan oleh Enzo kelihatan sangat cocok untuk Teo dan Lori.“Itu pakaian yang bagus, p
Hari pertama kuliah. Masuk kelas dengan beberapa mahasiswa jurusan desain juga. Juga berkenalan dengan beberapa orang. Grizell merasakan sebuah hal yang menyenangkan dari sebuah kedewasaan, bisa bergaul dengan semua orang yang memiliki keberanian yang lebih lagi dibandingkan dengan saat masih anak-anak ataupun masa remajanya.“Hei, kau mau ikut?” tanya seseorang yang melihat Grizell berdiri di depan brosur mengenai organisasi pada papan informasi, organisasi kampus mengenai kepenulisan yang lumayan Grizell sukai. Gambar dan tulisan selalu menjadi hal yang Grizell sukai, tapi sayang sekali sekarang menulis seperti itu Grizell sudah tidak begitu tertarik.“Oh, tidak aku hanya melihat-lihat,” balas Grizell berbalik dan melihat seorang pria menggunakan kacamata yang terlihat seperti senior kampus. Yah, mungkin saja seorang senior, Grizell tidak boleh membuat masalah dan ingin merasakan kedamaian pada tahun pertamanya menjadi seorang mahasiswa.
Tanpa berlama-lama lagi, Grizell masuk ke dalam ruang musiknya dan memperlihatkan bakatnya pada Raka yang juga memperhatikan Grizell. Cara bermain Grizell sama sekali tidak seperti yang dibayangkan, alunan musik yang harmonis dan getaran tangan yang sangat sempurna sekali. Sekali melihatnya saja, Raka pastinya akan merekrut Grizell untuk langsung masuk ke klub orkestra.“Bagaimana?” tanya Grizell yang mengibaskan tangannya karena sudah sangat lama tidak bermain biola seperti itu lagi, bahkan Grizell merasa kalau ada nada yang salah dari permainannya tadi.Raka memang menyadari kalau ada nada yang salah tapi tidak menegur Grizell karena tahu konsentrasi seseorang akan hilang jika ada gangguan, walaupun hanya gangguan yang kecil. Raka memutuskan untuk mendengarkan permainan musik Grizell sampai selesai dan akan memberikan komentar setelah Grizell sudah selesai memainkan alat musiknya yang mana terlihat kalau Grizell lumayan bisa memainkannya walaupun sudah la
Jadi bagaimana hari ini? Raka masih memikirkan anak yang bernama Davian ini. Sebenarnya Grizell jujur saja kalau Grizell sedikit memikirkan Davian tapi bukan dalam hal yang seperti memiliki perasaan kembali pada Davian, melainkan memastikan untuk bisa bertindak selanjutnya kalau misalnya saja Davian juga kuliah di sini, tapi jarak antara kampus jurusan kedokteran dengan jurusan desain lumayan jauh juga sih, tapi kalau Raka ada di sini artinya anak kedokteran lainnya juga bisa ke sini dengan mudah. Grizell hanya ingin tahu alasan sebenarnya, tidak perlu sampai segitunya juga.“Davian? Aku tidak pernah dengar namanya, atau mungkin saja aku tidak begitu mengenalnya. Kampus ini luas, mungkin saja ada anak yang bernama itu, maaf aku kurang tahu karena aku rasa aku tidak mengenalnya,” jawab Raka yang malah membuat hati Grizell sama sekali tidak tenang dengan situasi yang seperti ini. Yah mau bagaimana lagi? Grizell juga tidak dapat memaksa Raka untuk mencari daftar nama
Grizell bangun saat matahari sudah sampai pada pertengahan hari. Rasanya sangat nyenyak dan nyaman bisa tidur seperti ini, tapi Grizell tidak bisa seperti itu terus karena yah ada kuliah dan ada banyak lagi kegiatan yang lainnya, dan semuanya tidak akan berhasil kalau Grizell tidur dengan nyenyak di atas kasurnya yang empuk ini.Tidak ada orang-orang di rumah, Grizell mandi dan merasa lapar jadi pergi ke dapur dan melihat ada makanan yang sudah dingin di atas meja dengan tudung saji. Sepertinya Enzo yang memasak, tidak seperti biasanya. Tapi Grizell mengambil makanan itu dan memasukannya ke dalam microwave lalu menunggu selama dua menit dan kembali mengambil makanan itu dan Grizell memakannya. Di atas meja juga ada sebuah pesan kecil yang Enzo tinggalkan untuk Grizell.Isi pesannya seperti ini ...Nona Grizell, mungkin hari ini aku akan sangat telat, katanya hari ini akan ada banyak sekali anak kecil yang dititipkan. Oh iya, apa tidak masalah kalau aku meminjam
Grizell mengukur baju dan kembali duduk bersama dengan anak-anak yang lainnya. Sudah sangat lama Grizell tidak berkumpul dengan banyak orang seperti ini, rasanya seperti kembali ke masa SMA yang sangat dirindukannya. Saat-saat kelulusan adalah yang terbaik tapi juga yang tersedih diantara semuanya.“Jadi, apa kau tidak memiliki hal yang harus kau ucapkan padaku?” tanya Raka tiba-tiba saja muncul dan duduk di samping Grizell dengan membuat salah seorang junior untuk bergeser agar Raka bisa mendapatkan tempat ini. Tentunya para junior akan mengikuti apa yang seniornya katakan.“Kak Raka? Tapi bagaimana .... Maaf aku mengatakan hal buruk tadinya. Tadi itu aku masih belum begitu sadar, masih setengah tidur. Aku mohon maafkan aku, aku akan melakukan apapun untuk menebus perkataan itu,” kata Grizell memohon dan berusaha untuk tidak bersuara keras untuk tidak mencari perhatian diantara banyaknya orang di sini walaupun sudah ada anak lain yang penasaran