Grizell berlari secepat mungkin mencari kerumunan banyak orang. Sayang sekali di daerah sini masih agak sunyi, di bagian taman itu tempat yang paling ramai karena festival, tapi tempat yang ramai walaupun bukan waktunya festival itu ada di perkotaan dan buruk waktu untuk sampai ke perkotaan dengan hanya berlari, apalagi tenaga Grizell tidak begitu banyak karena darahnya berkurang dan juga luka sebelumnya juga belum sembuh.
Enzo sendiri tidak ingin terlalu banyak membuang-buang banyak tenaga untuk bertarung dengan Guinea. Ada Grizell yang harus dilindunginya dan jika sampai tenaga Enzo berkurang dirinya tidak akan cukup untuk melindungi Grizell yang sudah entah berada di mana sekarang, tapi Enzo masih bisa merasakan Grizell masih berada di sekitar sini.
“Kau dasar monster!” teriak Enzo karena sangat marah Guinea menghisap darah Grizell yang mana darahnya itu mengalir darah orang yang disayanginya sendiri. Tidak habis pikir Guinea ingin menyakiti keturunan An
Grizell keluar dari rumah kumuh itu dan berjalan menjauh dari sana. Lalu dilihatnya bulu abu-abu Enzo yang masih berada di saku baju Grizell tapi semarah apapun Grizell, tentunya Grizell masih memikirkan kondisi Enzo dan semua ini terjadi hanya karena ego masing-masing dan semuanya akan membaik jika mereka berdua kembali berbicara, dan kapan? Entahlah sampai kapan mereka akan tidak saling bicara.Semakin menjauh, sinyal telepon semakin membaik. Dengan mendapatkan sinyal telepon Grizell akan menelepon bundanya walau belum tentu langsung dijawab tapi kalau menelepon sekretarisnya mungkin saja masih bisa tersambung lebih cepat. Untungnya Grizell memiliki beberapa kontak dari pegawai kantor bundanya dan memang berjaga-jaga dengan tindakan seperti itu, walaupun belum tentu juga diangkat sih, setidaknya ada banyak harapan untuk memberitahu bunda Lina.“Sialan, kenapa tidak ada yang mengangkat teleponnya? Aku mau sekali pulang. Kenapa sih dengan hari ini, semuanya tidak
Enzo berhenti di ujung dermaga dengan begitu saja melihat Grizell yang sudah pingsan, tidak sadarkan diri. Enzo bergegas kembali berusaha untuk sebisa mungkin menyelinap ke dalam rumah, tapi sebaiknya pakai cara baik-baik dulu untuk masuk, jika sudah ketahuan hanya bisa dengan cara lain yang lebih seperti pencuri.Dalam perjalanan kembali, Enzo merapikan dirinya dan berjalan menuju rumah Grizell yang ada di perkotaan. Dilihatnya ada banyak penjaga yang dengan sigap berdiri tegak tidak menggaruk-garuk ataupun bergerak sama sekali. Bagaimana bisa ada orang seperti itu? Bagaimana kalau ada nyamuk yang mengigitnya? Pastinya akan sangat gatal dan ingin menggaruk.“Permisi, Grizell ada?” tanya Enzo bertanya baik-baik seperti ingin mengunjungi teman.“Nona Grizell sedang tidak ada di rumah,” jawab salah satu penjaga dengan tegas dan hanya memberikan jawaban yang seperti itu. Enzo dengan polosnya hanya berdiri diam melihat para penjaga yang tidak
Berkali-kali, Enzo menyelam kemudian mengambil napas lagi secara berulang-ulang untuk bisa menemukan Grizell yang rasanya tidak terseret ombak dan keberadaan bulu Enzo masih berada di sana. Tidak menyerah begitu mudah, Enzo masih berusaha melihat menembus air yang hanya memperlihatkan warna birunya walaupun airnya sedikit agak bening jadi masih bisa melihat beberapa hal dengan jelas. Enzo bisa merasakan bulunya berada pada dasar sana, yang mana kedalamannya bisa mencapai sepuluh meter, lebih tinggi dibandingkan dengan tubuh Enzo yang tingginya hanya sampai seratus delapan puluh meter saja.“Aku akan menemukanmu, bagaimana caranya.” Tekad Enzo berkata seperti itu tapi badannya sama sekali tidak bisa bertahan lebih lama lagi, tapi Enzo sama sekali tidak menyerah dan akhirnya mengapung di air dengan keadaan tubuh yang sudah kelelahan.Arus ombak membawa Enzo kembali bertemu dengan daratan pasir putih, tubuhnya sangat lelah jika air ini adalah keringat mungkin
Besok harinya, sudah pagi rupanya. Enzo terbangun dan berjalan ke dapur untuk cuci muka di wastafel sekalian saja makan. Lalu Enzo kembali merenung, apakah Grizell juga bisa makan enak? Lalu bagaimana situasi di dekatnya? Semoga saja Grizell tidak ketakutan dengan wujud Guinea yang sudah tidak menyembunyikan identitasnya. Semoga saja Enzo bisa tepat waktu atau mungkin datang lebih awal setelah mendapatkan bau Grizell jika memang bisa menemukan baunya.Tanpa membuang-buang waktu lagi, Enzo langsung keluar dari kastil dan mencoba untuk mencari bau Grizell menggunakan penciumannya. Tapi tidak ada bau yang sama ataupun mirip dengan Grizell, seolah-olah memang Grizell sudah pergi ke tempat yang sangat jauh dari sini. Tapi Enzo tidak putus asa dan masih tetap terus mencari dimana pun. Namun masalahnya petunjuknya sama sekali tidak ada, itu sedikit membuat Enzo kesal sendiri dengan Guinea yang sangat pandai menyembunyikan orang.“Hei hei hei, kau Enzo kan?” tanya
Grizell mundur, tidak mau melihat Enzo yang baru saja memakan lima orang pria dewasa dalam beberapa gigitan. Sebenarnya sejak awal Grizell menyadari kalau dirinya sudah menyelamatkan monster yang tidak takut untuk membunuh seseorang. Enzo sama saja dengan Guinea, tapi Guinea masih lebih baik karena hanya meminum darah seseorang tidak sampai membunuhnya, tapi Enzo ... kenapa dia melakukan itu? Memakan manusia begitu saja tanpa menyisakan apapun. Keluarga mereka pastinya akan bersedih dan memikirkan hal buruk yang terjadi pada keluarga mereka.“Nona Grizell ....”“Monster ... kau memakan manusia. Kau sama saja dengan bibi Guinea, sama-sama monster yang membahayakan manusia,” kata Grizell tidak mau bertemu dengan Enzo dan menjauh sebanyak dua meter dari Enzo. Pandangan mata Grizell berubah dan menatap Enzo dengan tatapan tajam yang menusuk. Seketika Enzo sadar dengan apa yang dilakukannya dan hal ini sama sekali tidak disukai oleh Grizell.E
Sudah seminggu dan Enzo masih belum siuman. Sementara itu waktu libur sekolah telah selesai dan sekarang Grizell sedang bersiap-siap untuk masuk kelas baru dengan orang-orang jutek yang sama sekali bukan pilihannya menjadi seorang teman. Hari yang cerah untuk sekarang, keempat serigala yang seminggu lalu membantu Grizell masih tinggal di sini memperhatikan keadaan Enzo sementara Peter kembali karena ada urusan yang harus dikerjakannya.“Lia, kau mau apa? Aku akan pergi berbelanja setelah pulang sekolah. Mungkin ada yang ingin kau makan?” tanya Grizell keadaan sekarang sudah lebih membaik dan selama seminggu ini tidak ada tanda-tanda dari Guinea entah mengapa rasanya terlalu damai tapi Grizell masih tetap berhati-hati dan berusaha untuk tidak berjalan pada tempat yang sepi.“Aku terserah aja. Coba tanya Teo, Nia atau Lori mungkin mereka mau makan sesuatu,” kata Lia yang sekarang sedang cuci piring dan sekalian saja membuat makanan untuk ketiga te
Memang diterima d universitas yang sangat banyak orang juga ingin masuk adalah suatu kebanggaan tersendiri, tapi Grizell sendiri masih belum mengetahui kemampuan sebenarnya dalam diri yang dikuasainya. Lagipula Grizell memilih kedua jurusan ini karena hanya mengikuti pekerjaan orangtuanya dan tidak ada yang benar-benar datang dalam dirinya. Tapi terima saja, mungkin Grizell harus melanjutkan apa yang sudah dikerjakan orangtuanya bunda ataupun papanya.“Aku akan mencoba menelepon orangtuaku dulu ...” kata Grizell kembali bersedih tapi tetap memasang wajah tersenyum pada Enzo dan yang lainnya karena tidak mungkin membiarkan mereka melihat wajah sedih dikesempatan yang sangat membahagiakan ini, rasanya kurang pas dengan tindakan.“Iya, kami akan menunggu di sini,” kata Enzo masih berkumpul di ruang tengah dan Lia sedang membuat makanan untuk merayakan diterimanya Grizell di universitas berbeda dengan jurusan yang berbeda.Grizell masuk ke da
“Apa? Bagaimana bisa kau memilih jurusan itu?” tanya bunda Lina memegang pundak Grizell seperti sedikit kecewa dengan pilihannya ini, tapi Grizell hanya bisa diam dan tidak melakukan banyak hal.“Karena Bunda sama sekali tidak memedulikan teleponku! Bahkan saat aku ingin bertanya mengenai jurusan yang cocok untukku Bunda tidak ada bersamaku! Setiap kali aku menelepon Bunda selalu sibuk dan sekretaris Bunda yang selalu mengangkat teleponnya! Bahkan diberitakan kalau Bunda sama sekali belum punya anak, aku sempat berpikir mungkin saja Bunda memang mengatakan seperti itu pada publik, tapi aku bukan datang ke sini untuk membahas itu, aku hanya ingin mengatakan kalau aku lulus pada jurusan desain dan juga arsitektur,” tegas Grizell sepertinya akan menangis setelah menggunakan suara tinggi seperti itu dalam berbicara yang seharusnya tidak diperbolehkan. Grizell sendiri menyesal karena berkata kasar pada bundanya tapi segala macam hal yang menyangkut pada hat