Bibi Guinea memeluk Grizell dan semuanya terlihat senang mendapatkan hadiah yang cukup disukai. Grizell merasa senang dengan itu, tapi tubuhnya agak lelah setelah menyetir berjam-jam karena Enzo tiba-tiba berubah menjadi serigala di tengah jalan. Seharusnya tidak secepat itu, tapi mungkin saja efeknya masih ada karena meninggalkan hutan yang seharusnya menjadi tempat tinggalnya.
“Hopi terlihat lebih besar dibandingkan sebelumnya ya? Apa terjadi sesuatu?” tanya bibi Guinea menyadari perubahan Hopi yang terlihat lebih besar dibandingkan sebelumnya. Tubuhnya memang membuat orang bertanya-tanya karena perubahannya sangat cepat.
“Benarkah? Aku rasa tidak ada yang salah dengan Hopi. Tubuhnya juga sama seperti dulu. Apa bibi lupa dengan ukurannya atau aku yang tidak memperlihatkannya. Yah, sepertinya aku sedikit kurang memperhatikan Hopi karena orangtua ku,” kata Grizell memasang wajah bersedih tapi sebenarnya ini adalah tipuan untuk membohongi bibi Gu
Bangun pagi, mata Grizell sudah bengkak. Sepertinya trend mata bengkak sebelum ke sekolah sudah melekat pada Grizell. Tidak masalah, ini sudah biasa. Matanya sudah terlihat seperti mata panda yang berwarna merah bukannya hitam. Untuk menghindari cibiran orang-orang, sebaiknya pakai kacamata saja.“Enzo!”“Sepertinya masih tidur, yah malam tadi adalah malam yang emosional. Kenapa juga aku menangis seperti itu. Tapi ... apa memang benar kalau bibi Guinea orang yang seperti itu? Huh ... kenapa semakin repot saja, dan sekarang aku harus masuk sekolah,” gumam Grizell bercermin melihat dirinya dan sedikit merias bagian matanya, setidaknya tidak akan terlihat bengkaknya.“Nak Grizell, saya masuk,” kata bibi Guinea yang mana Enzo keluar dari lemari dan tidur di bantalannya sama seperti sebelumnya.“Ya?”“Sarapannya sudah siap. Hari ini masuk sekolah kan? Bibi sudah menyiapkan bekal juga untuk makan sian
Grizell perlahan-lahan mundur, mencoba untuk tidak terdengar dan menjauh. Sebenarnya Grizell sangat ingin sekali menolong tapi juga tidak berani menampakkan wajahnya pada bibi Guinea. Bisa menjadi masalah besar jika Grizell bertemu dengan bibi Guinea dalam keadaan seperti sekarang.“Maaf Davian,” kata Grizell dalam hatinya.Tapi Grizell tetap menunggu bibi Guinea untuk segera pergi dan menolong Davian. Berharap saja bibi Guinea tidak mengetahui keberadaan Grizell disekitarnya. Jangan sampai menjadi masalah yang lebih serius lagi.Davian langsung pingsan dan muncul beberapa orang yang membuat bibi Guinea pergi. Orang-orang melihat Davian dan langsung menolongnya, Grizell langsung berlari menuju ke Davian dan mengecek keadaannya. Tubuhnya menjadi agak pucat tapi tidak juga, nadinya masih berdetak dan sepertinya masih bukan keadaan yang sangat parah.“Davian! Hei Davian!” teriak Grizell memanggil Davian dan berusaha untuk membuatnya k
Waktu istirahat, hari ini cukup banyak hal yang menakutkan tapi jika Grizell bersikap seperti itu pada bibi Guinea mungkin saja bibi Guinea akan menyadarinya dengan cepat, bibi Guinea bukanlah orang yang tidak peka. Pikiran Grizell terus terbayang-bayang mengenai bibi Guinea yang sedang menghisap darah Davian dan anehnya Davian malah tidak mengingat apapun.“Grizell! Mau ikut ke kantin?” tanya Joen yang sudah ingin pergi ke kantin dengan yang lainnya.“Iya, aku tidak ikut. Kau pergi saja dengan yang lainnya,” kata Grizell dalam mood yang sedang buruk. Sebisa mungkin Grizell harus berpura-pura tidak mengetahui apa-apa mengenai bibi Guinea.Awalnya mengenai cerita Enzo mengenai bibi Guinea, Grizell agak percaya tapi tidak juga, namun setelah kejadian malam itu Grizell sudah percaya sepenuhnya pada Enzo. Semua hal yang seperti itu memang nyawa dan Grizell sudah membuktikannya sendiri, walaupun kalau menceritakannya pada orang lain akan terde
“Bagaimana caranya memperlihatkan kalau aku diculik?” tanya Enzo yang sejak tadi hanya memikirkan hal yang buruk dan tidak memberikan sebuah dukungan yang baik untuk rencana ini. Karena perkataan itu, Grizell kembali berpikir dan pada akhirnya terpikirkan ide yang lainnya.“Kau akan diculik tepat di depan wajah bibi Guinea. Aku tahu sebenarnya jika mau bibi Guinea akan menyelamatkan mu tapi sebisa mungkin aku akan melakukan hal lain untuk mencegahnya. Apa kau percaya padaku?” tanya Grizell sudah tidak memikirkan hal lain lagi dan ini adalah rencana yang terbaik untuk dilakukan dibandingkan tetap tinggal bersama Grizell dan membiarkan bibi Guinea semakin curiga.“Itu aku kurang yakin,” jawab Enzo yang lagi-lagi membuat Grizell semakin frustasi dengan rencananya.“Kenapa sejak tadi kau terus-terusan menyanggah apa yang aku rencanakan?! Kau punya alasan untuk mengatakan seperti itu?! Apa alasannya?! Mengapa harus seperti it
Selama percakapan tadi, Grizell hanya bisa memikirkan cara untuk berusaha membuat mereka tidak bertemu dalam wujud yang dapat dikenali. Mungkin ada rencana lain, ada hal lain yang cocok untuk dijadikan semacam hal yang bisa membuat mereka kembali bersama tanpa harus bertengkar lagi. Setiap permasalahan pasti akan ada penyelesaiannya, tapi mencari penyelesaian itu sangat sulit dilakukan.“Ahhh! Kenapa aku yang harus terlibat dengan ini semua?” gumam Grizell sudah ikut campur terlalu dalam dan sekarang dirinyalah yang direpotkan oleh masalah yang seharusnya tidak Grizell campuri. Bahkan masalah ini sudah berlangsung lebih dari 500 tahun, umur masalahnya saja lebih tua dibandingkan umur Grizell ataupun manusia biasa.Di sisi lain para preman sewaan yang sudah Grizell sewa sudah menyimpan Valter sesuai dengan apa yang dikatakan sebelumnya, tempat yang sangat jauh dari kastil Grizell tepatnya di pinggiran kota yang penduduknya sangat jarang. Tapi juga menjadi te
Davian melihat Grizell yang sangat bahagia dengan kembalinya Hopi, sementara bibi Guinea juga ikut senang dengan itu. Sepertinya keberuntungan tengah berpihak pada Davian yang tahu-tahu Grizell kembali bertemu dengan Hopi disaat yang tidak diketahui, datang secara tiba-tiba saja.“Memangnya kalian menemukan Hopi di mana?” tanya bibi Guinea yang membuat makanan penutup untuk mereka berdua dan tentunya daging mentah untuk Hopi.“Di pinggiran kota,” jawab Grizell sontak merasa senang.“Tempatnya jauh sekali, karena itu ya minta tolong ke Nak Davian? Seharusnya Nak Grizell mengajak ku juga,” kata bibi Guinea tersenyum senang dengan melihat wajah Grizell yang ceria seperti itu, senyumannya terlalu lebar dan itu membuatnya terlihat lebih cantik.“Iya, tujuanku itu untuk berkunjung ke makam nenek dan kakek, tahu-tahunya saat berjalan-jalan sebentar Hopi berlari ke arahku dan aku langsung memeluknya,” jelas Gr
Bersama dengan Joen, Grizell sudah sampai ke sekolah dan melihat ada tujuh bus besar yang sudah terparkir rapi di depan sekolah. Perjalanan kali ini akan sangat lama dan menyenangkan. Seharusnya penempatan busnya bisa sesuai dengan kelas lama karena di kelas A Grizell tidak begitu berteman dengan baik dalam orang-orang kelas A. Oh ya, anak kelas A tidak berkurang atau bertambah hanya saja Grizell yang masuk sebagai peringkat terakhir karena Grizell memiliki nilai yang tinggi pada sembilan mata pelajaran.“Sudah banyak orang ya. Padahal aku ingin sekali bergabung dengan teman-teman kelas B, seandainya saja aku ...” kata Grizell terhenti karena melihat Joen dan tidak melanjutkan perkataannya.“Seandainya saja bisa. Padahal aku sudah menyiapkan banyak musik untuk perjalanan, kita harus bersenang-senang, tapi sepertinya senang-senang mu akan berbeda, apalagi anak kelas A itu terlihat tidak pandai bersenang-senang,” kata Joen menatap ke arah anak kel
Grizell terduduk melihat kenyataannya. Sejak awal memang bibi Guinea bukan pelayan yang ditugaskan di sini, lalu apa tujuan sebenarnya? Apa tujuannya itu untuk mencari keberadaan Enzo yang terkurung di ruang bawah tanah? Sebenci itu pada Enzo dan ingin sekali membunuhnya? Padahal semua orang tidak, semua makhluk berhak untuk hidup.Grizell masuk ke dalam kastil dan untungnya tidak begitu rusak di dalamnya, kecuali bagian jendela yang terlihat ada serpihan batu yang terjatuh. Besok pagi Grizell harus memanggil tukang bangunan dan memperbaiki jendelanya. Malam ini akan menjadi malam yang kesepian dengan sebuah kebohongan yang tidak diketahui apa penjelasannya. Padahal Grizell sudah sangat mempercayai bibi Guinea yang terlihat sangat baik padanya, selalu mengkhawatirkannya dan ternyata sebuah kenyataan penipuan itu datang dari orang yang disukainya. Lalu bagaimana dengan nasib pelayan yang sebenarnya? Apakah dibunuh? Atau dihisap darahnya? Saat ini Grizell hanya bisa berpikiran