“Mengapa kau bertanya begitu?” Aelin tidak mengerti maksud pertanyaan Ethan.
Ethan dengan sedikit gugup, hanya menjawab. “Aku ingin tahu saja..”
Aelin memiringkan kepalanya. Ingin tahu saja?
“Kami hanya beberapa kali terlibat hubungan bisnis,” jawab Aelin setelah beberapa saat.
Hub
Kota Trevin, Januari 2005 – 15 Tahun LaluEthan dan Aelin kecil harus berpisah dunia setelah pertemuan singkat mereka, karena mereka harus melindungi ketiga kalung yang diinginkan Demios untuk menghancurkan dunia. Ethan kecil yang saat itu tidak tahu apapun, merasa semakin kehilangan setelah perasaan nyaman dan aman yang diberikan Aelin kecil ketika ia berkabung. Di perjalanan menuju portal, saat Ethan terpaksa pergi bersama Profesor Elan, Leane dan Layra kecil meninggalkan Aelin dan ayahnya Derin di Kota Trevin, anak buah Demios menemukan mereka berempat. Mereka pun harus berlarian di tenga
“Bagaimana kau tahu tentang bekas luka ini?” Aelin mulai curiga bahwa Darren sudah bekerjasama dengan Demios jauh lebih lama dari yang ia pikir.Mereka saat ini berada di sebuah restoran mewah yang memiliki ruangan privat khusus untuk tamu VIP, terutama karena Darren sudah menjadi Walikota Trevin yang dikenali semua orang.“Sepertinya aku melihat itu beberapa kali saat kita bertemu dengan Tuan Gustav..” Darren mengalihkan pandangan pada makanan yang sedang disajikan di depan mereka. “Restoran ini benar-benar bagus bukan?”
Kota Baylee, Seminggu KemudianPuluhan orang sedang sibuk di sebuah pabrik biskuit, bersama suara-suara teriakan yang memerintahkan semua orang untuk bekerja dengan cepat guna memenuhi tenggat waktu produksi. “Semua harus selesai malam ini!” teriak salah seorang pria bertubuh tinggi dan besar yang menjabat sebagai manajer umum di sana.Saat semua orang bergerak semakin cepat atas perintah atasan mereka, telepon sang atasan berdering dan ia segera keluar d
Kota Baylee, Beberapa Hari Lalu“Apa kalian masih belum menemukan pria itu?” tanya Demios pada beberapa anak buah yang berdiri di depannya dengan wajah ketakutan dan membungkuk bersama kedua tangan yang ditempatkan di depan.“Maafkan kami Tuan..” ujar salah seorang dari mereka, membuat Demios mendengus kesal dan beranjak dari tempatnya duduk untuk menampar mereka satu persatu.“Waktunya tinggal sebentar lagi dan kita harus mendapatkan pri
Kota Baylee, Maret 1995Sudah 2 tahun Adrien bersama Eislyn, sejak pertemuan pertama mereka pada tahun 1993 yang penuh ketegangan. Adrien yang saat itu berusia 22 tahun, tengah kesulitan karena kondisi ekonomi keluarganya yang memburuk dan membuatnya harus mengorbankan waktu kuliahnya, untuk bekerja banting tulang demi melunasi hutang keluarga sekaligus membayar biaya kuliah. Sepulangnya bekerja di sebuah pabrik di pinggir kota, Adrien yang kelelahan di seperempat malam yang sunyi di sekitar gang gelap, tidak sengaja melihat seorang wanita muda berlari ketakutan ke arahnya. Di belakang wanita itu
Seiring perjalanannya di kota yang asing, Adrien terus mencari tahu dan akhirnya memperoleh kesimpulan bahwa ia sedang berada di dunia lain yang persis sama seperti dunianya. Meskipun kenyataan itu memicu ketertarikan dan rasa penasarannya, tapi kesadaran bahwa ia sudah terlalu lama meninggalkan Eislyn sendirian, membuat Adrien semakin tergesa untuk kembali. Begitu Adrien mencapai beberapa rumah penduduk untuk bertanya tentang tempat yang membawanya ke sana dan caranya untuk kembali ke dunianya, ia tidak sengaja melihat sebuah berita yang tayang di televisi salah satu rumah. Berita tentang beberapa tokoh publik yang terkena penyakit mematikan tapi berhasil bertahan setelah obatnya ditemukan, salah satunya p
Adrien tidak bisa pulih dari rasa kehilangannya atas kepergian Eislyn yang tiba-tiba tanpa tahu kemana –karena Leane dan Derin tidak ingin mengatakan itu padanya.“Kita tidak bisa berbuat apapun, Adrien.. Tempat itu tidak bisa didatangi siapapun..” ujar Derin, berusaha menenangkan Adrien yang masih terus mendesak mereka untuk mengatakan semua yang mereka ketahui tentang portal dan keberadaan Eislyn.“MENGAPA TIDAK BISA???! MENGAPA?!” Adrien kembali berteriak, padahal suaranya sudah begitu serak setelah beberapa jam meraung, tidak merelakan hilangny
Keesokan hari..Ethan sudah kembali ke Kota Trevin setelah mencari Profesor Elan dan Leane seharian di Kota Baylee. Ia tidak bisa menemukan siapapun dan alasan mengapa mereka mendadak menghilang tanpa memberikan kabar. Dengan perasaan khawatir bahwa mereka mungkin dalam bahaya lagi, Ethan berusaha menemui Demios secara langsung karena ia pikir hanya Demios yang bisa menempatkan mereka dalam bahaya.Kayla dan Rovin yang sudah menunggu Ethan kembali dari Kota Baylee, segera mencecar Ethan dengan pertanyaan tentang Profesor Elan. Namun, raut wajah Ethan yang geram membuat mereka sadar bahwa ada sesuat