Aku, Raja Mafia dan Bayang-Bayang Kekuasaan

Aku, Raja Mafia dan Bayang-Bayang Kekuasaan

last updateLast Updated : 2025-04-25
By:  ime-chanOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
29Chapters
193views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Di kota futuristik Singapura, Ayesha, seorang ahli perkembangbiakan serangga, menjalani hidupnya dengan tenang hingga cintanya dihancurkan oleh pengkhianatan Daren, kekasihnya yang ambisius. Demi memenangkan pemilihan walikota, Daren meninggalkan Ayesha untuk menikahi wanita dari keluarga terpandang. Hati yang hancur membawa Ayesha ke jalan gelap—jalan yang mempertemukannya dengan Alexei, presdir dari salah satu perusahaan kriminal paling ditakuti. Ayesha dan Alexei menjalin persekutuan berbahaya untuk menggulingkan Daren. Mereka menciptakan “Operasi Vespa”, sebuah proyek rahasia yang melibatkan tawon raksasa Asia (Vespa mandarinia), serangga agresif dan mematikan yang dimodifikasi untuk bertahan dari insektisida. Ketika wabah serangga mulai melumpuhkan distrik-distrik di bawah kepemimpinan Daren, kota Singapura berubah menjadi medan pertempuran antara politik, kekuasaan, dan balas dendam. Namun, konflik terbesar terjadi di hati Ayesha. Sementara dendam mendorongnya untuk melanjutkan kehancuran, kerja sama dengan Alexei membangkitkan perasaan yang tak pernah ia duga. Alexei, yang dikenal sebagai pria kejam dan tak pernah dekat dengan wanita, mulai terobsesi dengan Ayesha. Di tengah ambisi Alexei dan kebrutalan rencana mereka, Ayesha dihadapkan pada pilihan sulit: apakah ia akan membiarkan dunia terbakar demi balas dendam, atau menghentikan kekacauan ini dengan risiko mengkhianati rekan yang telah jatuh hati padanya? “Operasi Vespa” menjadi permainan takdir yang penuh intrik dan drama, di mana cinta, kekuasaan, dan pengkhianatan terjalin dalam alur yang rumit. Apakah hati yang terluka seperti milik Ayesha dapat menemukan cinta sejati di tengah ambisi dan kehancuran? Ataukah semuanya akan berakhir dalam kehancuran total?

View More

Chapter 1

01. Ayesha

Kawasan Tanjong Pagar diserbu hujan deras malam itu, genangan-genangan air terbentuk yang memantulkan cahaya lampu neon dari gedung-gedung tinggi berkilauan. Tetesan air yang jatuh dengan cepat dan deras menciptakan suara gemuruh yang konstan, seperti ribuan drum kecil yang dipukul secara bersamaan. Bunyi klakson kendaraan dan deru kereta MRT (Mass Rapid Transit) yang melintas di atas viaduk menciptakan irama kota yang tak pernah tidur. Di antara hiruk-pikuk ini, ada bagian kota yang tampak sedikit lebih sunyi, jauh dari pusat keramaian. Sebuah gedung tua teguh berdiri dengan pintu masuk yang disembunyikan oleh bayangan gedung-gedung modern di sekitar. Tepatnya ada di lantai dasar gedung itu, cahaya kuning redup memancar dari sebuah jendela kecil, menandakan aktivitas di dalamnya.

Di sana, Ayesha berdiri di depan meja kerjanya, mengenakan jas lab putih yang tampak kebesaran, seolah dia terlalu sibuk untuk peduli pada detail penampilannya. Rambut hitam panjangnya diikat rapi ke belakang, menonjolkan wajah tirus dengan sorot mata tajam yang penuh konsentrasi. Tangannya lincah memindahkan tabung reaksi dari satu alat ke alat lainnya, sementara layar komputer di sebelahnya menampilkan grafik dan angka-angka kompleks yang hanya bisa dimengerti oleh seseorang dengan keahlian tinggi di bidang biologi. Di sekitarnya, terdapat peralatan pendukung canggih lain berupa mikroskop elektron, inkubator termal, dan kandang-kandang kecil yang terbuat dari kaca tebal.

Di salah satu kandang, segerombol tawon dengan tubuh besar yang bagian caput dan toraksnya berwarna oranye, sementara abdomen hitam dengan beberapa garis oranye tampak bergerak gelisah. Mereka adalah Vespa mandarinia, spesies tawon raksasa Asia yang terkenal karena sengatannya yang mematikan, karena dapat menyuntikkan racun dalam jumlah besar. Mereka biasa tinggal di hutan atau pegunungan berketinggian rendah. Namun, mengapa sekarang terkurung di dalam kandang?

Ayesha menatap serangga-serangga itu dengan penuh perhatian, mencatat setiap gerakan mereka di buku catatan yang sudah penuh dengan tulisan tangan rapi dan diagram. 

“Spesimen ke-17 ini menunjukkan respons lebih baik terhadap lingkungan dingin,” gumamnya pelan, suaranya nyaris tenggelam dalam dentingan alat di laboratorium, “Jika ini berhasil, mereka bisa survive di iklim ekstrim mana pun.”

Dia mengambil salah satu tawon dengan pinset khusus, memasukkannya ke dalam tabung kecil berisi penuh gas anestesi. Serangga itu bergerak semakin pelan, sayapnya berkedut sebelum akhirnya kaku seperti batu. Dengan hati-hati, Ayesha meletakkan tubuh tawon itu di atas meja mikroskop.

“Struktur tubuh mereka luar biasa,” ujarnya sambil memperbesar gambar di layar monitor.

“Sayap yang dirancang untuk penerbangan jarak jauh, rahang kuat untuk menyerang mangsa, dan kemampuan mereka bertahan hidup luar biasa. Make sense kalau mereka disebut predator puncak di dunia serangga.”

Triiing... triiing... triiing...

Ponsel di saku jas lab Ayesha bergetar dan berdering tiba-tiba, menggeser perhatiannya pada objek di layar monitor. Suara itu bergema memenuhi seisi laboratorium, ia mendesah pelan. Saat melihat layar ponsel, ekspresi wajahnya kain berubah. Sebuah nama terpampang di sana ‘Daren’. Seketika, tangan Ayesha terhenti, seperti terjebak antara keinginan untuk abai atau menjawab panggilan. Ingatan tentang pria itu menyeruak ke pikirannya, membawa serta kembali rasa sakit yang selama ini dia coba singkirkan. Namun, keraguannya telak dikalahkan oleh rasa penasaran bercampur keheranan, dan dia mengangkat telepon itu.

“Ayesha,” suara Daren terdengar lembut, penuh keakraban yang terasa pahit bagi Ayesha. “Aku tahu ini mendadak, tapi aku perlu bicara denganmu.”

Ayesha menekan bibir bawahnya, menarik emosi yang mulai muncul ke permukaan. “Apa yang kau mau, Daren? Aku pikir kita sudah selesai,” suaranya dingin, hampir tanpa emosi, meskipun hatinya terguncang.

“Aku hanya ingin menjelaskan,” jawab Daren. “Aku tahu aku telah membuat kesalahan, tapi semua yang kulakukan waktu itu adalah untuk karirku. Aku tahu Kau mengerti betapa pentingnya pemilihan ini bagiku.”

Ayesha tertawa kecil, tetapi tawa itu penuh kepahitan, “Kesalahan? Kau meninggalkan aku untuk wanita lain yang keluarganya mendukung ambisi politikmu, lalu menyebutnya kesalahan? Tidak, Daren. Itu adalah keputusan. Kau memilih jalanmu, jadi jangan cari alasan!”

Hening menyelimuti sambungan telepon mereka sejenak. Suara hujan di luar terdengar semakin mengganas, seolah-olah mendukung gejolak emosi di dalam diri Ayesha. Dan akhirnya dia memutus panggilan itu tanpa peduli apa yang Daren coba katakan lebih lanjut. Tangannya gemetar saat meletakkan ponsel ke meja. Dia menutup kelopak mata, mencoba mengatur serta nafasnya. Kata-kata Daren terus terngiang di telinganya, mengantarkan kembali luka lama yang belum sepenuhnya sembuh.

“Aku tidak akan membiarkan kamu menghancurkan aku lagi, Daren,” bisiknya pelan. 

Ayesha membuka matanya dan kembali fokus pada objek di layar monitor. Inilah pelariannya, dunia yang dia ciptakan sendiri dalam laboratorium. Dunia yang memberinya kendali penuh, sesuatu yang tak pernah ia miliki selama terjebak dalam hubungan mereka – bersama Daren.

Pandangannya mengarah pada layar komputer. Data yang dikumpulkan belakangan menunjukkan bahwa modifikasi genetik pada tawon-tawon ini telah melampaui ekspektasinya. Mereka tidak hanya dapat bertahan dalam lingkungan ekstrim, tetapi juga mengembangkan kemampuan resistensi terhadap hampir semua jenis insektisida komersial. 

This is more than science,” gumamnya, “this is power.”

Dia berdiri dari kursinya, bergerak perlahan menuju jendela kecil di laboratorium itu. Di baliknya, hujan masih mengguyur deras. Singapura, dengan segala gemerlap dan hiruk-pikuknya, tampak seperti panggung besar di mana setiap orang berjuang demi kekuasaan. Ayesha tahu, dia sama saja. Dia juga menginginkan kekuasaan, tidak untuk menghancurkan orang lain, tetapi untuk memastikan dirinya tidak pernah dihancurkan lagi. Itulah alasan mengapa meninggalkan pekerjaannya di institusi besar dan memilih untuk bekerja sendiri. Dia tidak ingin berlutut di bawah kendali siapa pun, tidak lagi.

“Kau akan melihat, Daren,” katanya pelan, hampir seperti janji pada dirinya sendiri, “Aku akan memastikan bahwa aku lebih dari sekadar bayang-bayang ambisimu.”

Malam semakin menggurita, tetapi Ayesha tidak berhenti bekerja. Di salah satu sisi keheningan malam yang hanya dipecahkan oleh berisik suara hujan diluar jendela, dia tetap terpaku pada pekerjaannya. Meskipun lelah mulai merayap di tubuhnya, bagi Ayesha, malam yang panjang ini merupakan kesempatan untuk melarikan diri. Di dalam laboratorium kecil itu, di tengah suara hujan yang terus mengguyur, dia merancang masa depan yang hanya dia sendiri yang tahu.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
29 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status