Artemis La Yori mengirimkan catatan hidupnya di tahun 2050 untuk kita, sebelum ia menghilang selamanya. Apa yang kita putuskan nanti didalam catatannya akan berpengaruh padanya di masa yang akan datang. Cerita memiliki alur yang unik dan kita bisa memilih mau berakhir seperti apa. Lihat catatan bagian bawah untuk tahu harus menuju catatan yang beberapa.
View More"Silahkan ID Anda..."
Suara AI atau Artificial Intelligence yang keluar dari mesin penerima tamu di hadapanku itu sangat khas. Seringkali suaranya membuatku tak sadar kalau itu bukan manusia, melainkan mesin. Segera ku tunjukkan lengan kiri yang terdapat tato mirip barcode ke arah sensor mesin tadi."ID diterima! Silahkan masuk Tuan Artemis."Pintu megah dihadapanku itu terbuka lebar. Kini aku disambut oleh dua robot humanoid yang nyaris mirip manusia. Wajah, kekenyalan kulit dan warna, kedipan mata mereka semua nyaris sama. Hanya perbedaannya, gerakan mereka masih nampak kaku."Mari kami antar, Tuan. Kamar anda ada di lantai 10.""Saya bawakan barang bawaan anda, Tuan."Kedua robot itu memang cukup membantu, meski sesekali aku ingin membawa tasku sendiri. Anggap saja ini olahraga. Tapi dua robot humanoid itu keburu mengambil tasku. Ya sudahlah...."Oh, maaf...."Mungkin kalian masih bingung. Teknologi ini belum ada di masa kalian hidup. Jika kalian membaca tulisan ini, maka artinya kalian sedang membaca catatan dari tahun 2050."Perkenalkan, namaku Artemis La Yori."Aku membuat catatan hidupku sendiri dan melemparnya melalui sebuah lubang aneh yang kutemukan. Melalui catatan ini, aku akan beritahukan semua yang terjadi di tahun 2050. Supaya kalian bisa bertindak mulai dari sekarang. Sebelum semua penyesalan hanya sebatas di mulut saja.Kalian membaca catatan ini? Bagus! Berarti lubang dimensi tidak menghancurkannya berkeping-keping. Kertas dari catatan ini bukanlah kertas biasa. Ini kertas dengan serat nano khusus yang bisa ditulis sebanyak apapun, kami menyebutnya "Kertas Tanpa Batas". Meski sebenarnya, kertas ini tetap saja memiliki batas tertentu. Entah, kenapa penemu benda ini memberinya nama seperti itu?Baiklah, ikuti saja terus apa yang kutuliskan disini. Kalian akan tahu semuanya.***Hotel tempatku menginap hari ini memang didesain dengan nuansa kuno. Menampakkan segala perabot yang dibuat semirip mungkin seperti buatan dari kayu. Kenapa bisa begitu? Kayu adalah barang langka di tahun 2050! Hanya orang dengan jabatan tertentu yang bisa memiliki benda asli terbuat dari kayu.Namun aku tak peduli akan hal itu. Bagiku saat ini yang terpenting adalah istirahat. Ketika nyaris saja aku merebahkan tubuhku ke kasur, Aku mendapat panggilan dari jam tangan pintar milikku. Segera kutekan dan nampak hologram seseorang muncul dari sana."Eh, selamat malam Tuan Putri Serenada....""Jangan panggil aku itu lagi jika tak ada siapapun disekitarmu, Artemis! Kita kan sudah lama berteman semenjak sekolah.""Uhm...baiklah, Serenada."Agak canggung aku memanggilnya seperti itu. Sebab dia adalah anak dari Tuan Presiden."Jadi, agenda kita besok ke area G bukan?""Ya, kita harus pastikan kebenaran kabar soal penemuan benda itu. Kita akan teliti benda itu! Aku juga sudah membawa alat penghapus ingatan agar orang yang menemukannya tidak ingat lagi.""Artemis....""Ya, ada apa?"Hologram Tuan Putri Serenada nampak tak bergerak. Jam tangan pintar itu sedikit aku guncang. Apa ada kerusakan atau sinyal yang sedang buruk?"Oh, maaf lain waktu saja aku mau membicarakan sesuatu padamu. Daah...!"Nah, bukan rusak melainkan memang Tuan Putri Serenada sedang diam, mungkin dia memikirkan sesuatu. Tapi apa? Ah, lupakan saja! Sudah waktunya untuk tidur. Tombol kecil di bagian samping dipan kutekan dan terdengar suara AI."Selamat malam, Silahkan rebahkan tubuh anda disini. Ada hal lain yang perlu saya lakukan?""Ya, pasang alarm jam 5 pagi.""Set alarm jam 5 pagi, berhasil! Semoga tidur anda nyenyak malam ini."Tempat tidur di masa depan memiliki sensor dan akan menyesuaikan agar kita mudah tidur dengan cepat. Tidak ada manusia yang mengalami kesusahan untuk tidur.***Tuan Putri Serenada adalah ahli benda kuno sama sepertiku. Kami berdua bekerja dibawah naungan V-Corporation, dimana ini adalah sebuah perusahaan besar. Pada masa ini, manusia tidak mengenal yang namanya negara. Kalian juga perlu tahu bahwa kami semua tinggal di dalam Dome."Ah, andai Bumi tidak seperti ini! Tentu kita akan lebih bebas dan tidak harus berada didalam kubah besar bernama Dome ini.""Yaah... andai saja. Tapi manusia sendiri penyebab semuanya terjadi. Bencana suhu ekstrim yang membunuh banyak makhluk hidup tak bisa kita hindari lagi."Tak pernah tahu lagi seperti apa rasanya hidup tanpa Dome. Katanya, kualitas udara di luar sana sudah buruk. Manusia bisa mati karena oksigen tak sebanyak dulu."Benda apa yang mau kita ambil kali ini, Tuan Putri?""Aku juga tidak tahu! Hanya mendapat laporan bahwa ada seseorang menemukan benda kuno di halaman rumahnya."Kami bekerja untuk meneliti benda-benda elektronik peninggalan jaman dulu. Konon katanya, benda kuno jaman dulu mempengaruhi seseorang untuk membelot pada V-Corporation. Orang tak akan mau lagi hidup di dalam Dome tempatku tinggal selama ini. Mereka akan mencoba keluar dan tentu saja tidak akan berhasil. Sebab, robot penjaga akan menghapus data mereka. Tubuh seseorang yang terhapus akan berubah menjadi partikel kecil."Tapi menurutku, Tuan Putri. Itu tindakan yang bodoh sekali! Kehidupan di dalam Dome sudah sangat aman. Untuk apa keluar dari sini hanya karena pengaruh dari benda elektronik masa lalu?""Itu menurutmu, Artemis! Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda. Ah, apa itu rumah yang harus kita tuju?""Aku cek dulu di Chrobook. Ya, benar! Itu rumahnya, Tuan Putri."Flying Skate yang kami kendarai mendarat tepat di depan rumah seseorang. Ah, ya! Flying Skate adalah kendaraan yang diperbolehkan dalam Dome. Bentuknya semacam papan pipih dengan mesin kecil yang tertanam di dalamnya. Kami bisa mengatur kecepatannya dengan menginjak bagian yang cekung. Ada lagi kendaraan lainnya dan nanti kalian akan tahu.Aku berdiri saja di depan pintu rumah itu. Sensor belnya langsung bereaksi. Terdengar suara bel dari dalam cukup keras, hingga sang pemilik keluar."Ya, siapa?""Kami berdua dari Laboratorium Pusat, Tuan. Menurut laporan yang ada, anda menemukan benda elektronik kuno di halaman rumah anda.""Itu, benar! Baiklah, silahkan masuk dulu."Aku dan Serenada masuk, kami langsung saja duduk di sofa ruang tamu. Pemilik rumah masuk sebentar ke kamarnya dan keluar sambil membawa sebuah benda kecil ditangannya. Ia meletakkannya begitu saja diatas meja. Aku mengamatinya sekilas sambil membersihkan sisa tanah yang menempel disana."Bagaimana Tuan Putri? Apakah benda ini asli?"Kuserahkan benda itu pada Tuan Putri Serenada. Sekilas ia membolak-balik dan mulai mengangguk."Ya, ini memang bukan dari jaman kita. Maaf Tuan Stanford, bisa kami minta bukti untuk bahan laporan ke pusat? Tolong pegang sebentar benda ini, saya akan mengambil foto anda.""Ehm...baiklah!""Flash!"Cahaya kilatan keluar dari jam tangan pintar milik Tuan Putri Serenada. Cahaya ini bila terkena mata akan membuat seseorang tak ingat kejadian apapun sebelumnya."Oh...apa ya terjadi? Kepalaku rasanya pusing. Ada apa ini?"Kami berdua tidak berkata apapun dan pergi membawa benda kecil tadi. Segera Flying Skate kupacu dengan kecepatan penuh menuju ke alat teletransporter. Membiarkan orang itu kebingungan sendirian."Terkadang aku merasa orang-orang terlalu bodoh untuk bisa mendapatkan uang dari ayahku. Padahal, kita tak pernah membayar benda kuno apapun yang mereka temukan."Aku hanya tersenyum mendengar perkataan Tuan Putri Serenada. Memang benar apa katanya, orang berharap akan mendapatkan imbalan. Padahal tak ada yang pernah menjanjikan hal itu. Kami berdua mendarat di depan alat teletransporter dan masuk ke dalam."Selamat datang, silahkan tentukan tujuan anda!""Ke Laboratorium Utama!""Shuuuut...!"Hanya dalam waktu sekejap saja kami sudah sampai ke Laboratorium Utama. Satu per satu pintu akses terbuka saat kutunjukkan tato ID di lengan kiriku. Laboratorium ini sangat ketat! Setidaknya untuk masuk ke ruang tempat kami bekerja, ada 4 pintu yang harus kami buka dengan ID khusus milik pekerja. Orang yang tidak berkepentingan tak akan mudah masuk kemari.Dova tersenyum saat melihat kami berdua masuk. Dia tahu kami selalu berhasil membawa benda baru untuk diteliti."Nah, apa lagi kali ini?""Entahlah, bendanya kecil. Sepertinya sudah tidak berfungsi lagi. Seorang kakek tua yang menemukan benda itu.""Berikan padaku, Tuan Putri Serenada."Dova sangat santai memegang benda itu. Seolah tak takut jika benda itu bisa mempengaruhinya. Ia cukup meletakkannya pada alat khusus dan data dari benda itu langsung muncul pada layar komputer utama."Ini adalah alat pemutar musik.""Pemutar musik? Aku rasa pernah mendengarnya, Dova.""Tentu saja, Artemis! Kita pernah hidup di masa transisi saat teknologi belum sempurna hingga kini. Saat semuanya serba sempurna.""Jadi, manusia jaman dulu bisa mendengarkan musik melalui benda kecil ini?""Benar, Tuan Putri Serenada. Hampir sama caranya dengan kita sekarang, dengan headset atau headphone. Hanya bedanya, sekarang lebih baik lagi untuk kualitas suaranya. Lebih jernih dan tidak mengganggu sistem pendengaran kita.""Berarti jika dipakai terlalu lama berbahaya juga ya!""Ya, tapi toh benda ini sekarang tidak berfungsi lagi. Lebih baik aku hancurkan saja. Benda ini tidak akan mempengaruhi siapapun. Hanya pemutar musik biasa.""Jangan dihancurkan, Dova!"Dova dan Tuan Putri Serenada seketika menengok ke arahku. Aku rasa ini bisa menjadi koleksi terbaru di rumahku. Memang benda elektronik kuno tidak semuanya dihancurkan kalau dianggap memiliki seni tersendiri. Benda yang kutemukan bersama Tuan Putri Serenada kali ini sepertinya menarik bagiku."Lalu untuk apa, Artemis? Kau ini aneh sekali!""Biar kubawa saja ke rumah, aku ingin meneliti benda itu lebih jauh."Sengaja aku tak jujur pada Dova kali ini. Sesekali boleh kan berbohong pada partner kerja sendiri? Malas rasanya kalau ada yang tahu hobi anehku, mengkoleksi benda-benda yang pernah kutemukan."Baiklah kalau itu memang tujuanmu, Artemis!"Dova memberikannya padaku dan segera kumasukkan ke dalam Dimension Pouch. Kantong serba guna yang bahkan bisa memasukkan manusia sekalipun. Sebab tak terbatas akan ruang didalamnya namun tetap ringan dibawa. Bahkan bisa ditempelkan dengan mudah pada baju.Yess...! Akhirnya Artemis mengijinkanku untuk memakai sisa terakhir dari kapasitas kertas ini. Aku mau menuliskan kisah malam pertama Serenada dan Artemis. Sebenarnya, ini adalah misi selanjutnya dariku dan Irana.Hei, kalian tahu bukan? Artemis dan Serenada itu orangnya polos parah. Mereka tidak paham soal apa yang harus dilakukan oleh pasangan pengantin setelah menikah. Haah... aku tidak tahu! Kenapa bisa punya sahabat seperti mereka?"Roger! Ganti! Posisimu, Irana!""Bzzzt!""Posisi! Aku ada di dekat kamar pengantin."Astaga! Apa yang dilakukan Irana disana? Terpaksa aku datangi saja dan kuseret dulu keluar dari posisinya."Kapten! Bajuku bisa rusak!""Aaah...! Kau ini bagaimana? Kenapa malah ada didepan pintu kamar mereka?""Bukannya kita mau mengawasi, apakah mereka sudah melakukan sesuatu yang benar sebagai pasangan suami istri pertama kalinya?""Tapi jangan didepan pintu! Bagaimana kalau mereka t
Bel rumah Profesor Madrosa berbunyi. Kebetulan sang pemilik rumah sedang pergi bersama cucunya. Jadi, aku yang membukakan pintu kali ini."Halo, Artemis...!""Astaga! Kalian semua...."Dova akhirnya turun dari lantai dua dan ikut menyambut orang-orang yang datang kemari. Dia meminta semuanya masuk dan seketika rumah ini jadi ramai. Acaranya besok, tapi mereka semua sudah hadir. Ternyata Dova mengundang orang-orang ini.Dari B-Neo City ada Azka yang datang dan juga laki-laki dari suku Xafreon yang bernama Purnama. Aku ingat ini, Alamsyah dan Farhein dari keluarga El-Tigre. Padahal Alam ini orangnya selalu sibuk."Aku hanya bisa hari ini saja, Artemis. Farhein yang mewakiliku nanti. Kalau sudah selesai, biar nanti aku jemput."Ternyata itu alasannya kenapa dia mengajak Farhein. Ada Dexta, Alara, Ericko dan juga Asnee yang ikut datang kemari. Asnee yang paling heboh disini. Dia bilang, Primerose akan datang besok.
Waktu terus berlalu di Nuuswantaara...Aku, Irana dan Serenada masih terus berlatih. Bahkan sekarang aku lebih baik dalam mengendalikan kekuatan EARTHSEED ini. Tak perlu lagi marah atau melihat Serenada menderita. Kapanpun asal dibutuhkan, aku bisa mengendalikannya.Perkembangan Irana juga sangat baik dalam mengendalikan listrik di tubuhnya.Profesor Madrosa membantu kami agar bisa mendapatkan tanda bukti bahwa kami sekarang adalah penduduk tetap di Nuuswantaara ini. Bahkan dia yang menunjukkan dimana aku bisa belajar lagi ilmu arkeologi yang sesungguhnya.Sepertinya SKYLAR sebentar lagi akan pensiun. W115 juga ku turunkan dan Profesor Madrosa sangat terkejut melihatnya.Sayangnya, mesin W115 mulai mengalami kerusakan. Irana menyarankan untuk menonaktifkan robot ini. Hanya satu yang kuminta darinya, aku hanya mau mengambil memori milik sahabat robotku ini. Irana dan Dova yang bekerjasama mengeluarkan dan katanya ada rencana mereka mau mem
Sepertinya aku bangun terlalu pagi. Kulihat Serenada dan Dova masih tertidur di kasurnya. Aku meminta W115 membuatkan sarapan dan segelas kopi untukku. Saat aku pergi ke kamar mandi dan membuka baju, baru ku sadari hal lainnya.Aku pikir hanya lengan dan telapak tanganku saja yang nampak lebih besar. Bagian dada dan perut juga jadi lebih bidang. Padahal rasanya dulu biasa saja. Bahkan aku tidak pernah berolahraga rutin untuk membentuk badanku."Haah... sepertinya aku butuh baju baru."Aku hanya berganti pakaian dengan kaos biasa saja. Baju bekas ayah sudah kucoba dan sama saja sempitnya. Saat aku turun sambil memakan sepotong roti dan membawa segelas kopi di tangan, Irana mengejutkanku."Eh, hampir saja ini jatuh!""Pagi, Artemis. Temanmu yang perempuan itu belum bangun?""Serenada? Ya, dia masih tertidur. Aku tidak berani mengganggunya. Ada apa?""Kakekku mengajak kalian sarapan di rumah. Oh ya, ngomong-ngomong saat
"Kakek...! Keluarkan aku dari sini! Aaargh! Lepaskan aku!""Ayo batalkan! Komputer utama... batalkan prosesnya!""PROSES TIDAK BISA DIBATALKAN!""A-apa? Iranaaaa...!""Kakeeeek...! Aaaaa...!""PROSES DIMULAI!""Tidaaaaak...!"Sementara itu, Dova dan Serenada masih terjebak dengan Artemis. Mereka berdua tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan."Aku tidak mau mati sekarang, Dova!""Kau pikir aku juga? Artemis... sadarlah!""Dova... Serenada...kalian adalah sahabat terbaikku."Artemis berhasil meraih mereka berdua dan memeluknya. Tapi bagi Dova dan Serenada, mereka justru tersiksa oleh panas yang berasal dari tubuh Artemis."Panaaaas...!""Eergh! Profesor... apa yang harus kami lakukan? Kami sudah tidak tahan lagi...!""Dova, aku tahu! Tahanlah sebentar!"Profesor Madrosa merogoh kantong jas laboratoriumnya. Dia mengeluarkan batu Katilayu yang berasal dari Artemis sebel
"Kau gila, Artemis!""Ya, aku memang sudah gila Dova!""Pikirkan lagi baik-baik, Artemis. Kumohon....""Semua sudah aku pikirkan dan sekarang aku sedang memutuskan itu, Serenada."Profesor Madrosa masih saja diam menatapku. Ternyata Irana punya pemikiran yang sama dengan kedua sahabatku itu. Hari ini aku sudah mempersiapkan diriku untuk itu. Satu tujuanku, ingin hidup normal. Jika memang gagal, biarkan aku menyusul ayah dan ibuku."Kemarilah kalian semua!"Profesor Madrosa menunjukkan satu alat yang ditutupi kain putih. Saat kain penutupnya dibuka, nampak tabung besar berwarna silver dalam kondisi tertutup. Tabung Penghapus, begitulah sebutan yang disematkan oleh sang pembuatnya sendiri."Seharusnya ini untuk Irana. Tapi aku tidak mau terjadi apapun pada cucu kesayanganku itu."Apapun yang terjadi, aku tidak akan mundur. Tujuan terakhirku melakukan perjalanan hanya untuk ini saja. Bertemu dengan Profesor Madrosa dan mengh
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments