Warning!!! Plus-plus, not for virgin eyes.
__________________________________Irish hanya mampu tersenyum, setiap melihat wajah Declan. Boss besar itu walau hanya menampilkan wajah kaku, tapi entah kenapa menggelitik perasaan Irish.
"Kenapa senyum-senyum?" tanya Declan membuka suara, setelah ia melihat bawahannya tak berhenti senyum dan ditanggapi Irish dengan gelengan. Melihat tingkah konyol Irish membuat Declan akhirnya ikut tersenyum.
Tak ada hal lain yang bisa Declan ajak kecuali makan. Dan berakhir lagi mereka di pasar loak. Sekarang masih sore hari, Declan sengaja tak membawa putri cerewetnya, karena akan menganggu saja. Declan sedang melihat keadaan sekeliling.
"Lihat pasar loak begini, saya ingat Jerman. Disana sama juga seperti ini, tapi lebih rapi dan bersih, yang menariknya mereka jualan di sepanjang pesisir sungai." Irish hanya tersenyum, karena ia tida mempunyai gambaran Jerm
Terdiam. Galen terdiam di samping Irish yang terisak. Nasi telah menjadi bubur sum-sum, bahkan jika ditambah gula merah sebagai pemanis Irish menjamin rasanya berubah hambar bahkan pahit. Gadis itu hanya mampu terisak. Dan Galen hanya duduk berjongkok di samping Irish tak tahu harus berbuat apa. Mereka yang sudah siap penetrasi dan mengarungi kenikmatan bersama, malah menghentikan semuanya. Galen dan Irish sama-sama sadar, ini salah. Nafsu tak boleh melemahkan akal sehat. Jadilah, keduanya terduduk sambil terdiam dengan posisi yang sama-sama bugil. Keduanya tak ada yang berinisiatif untuk sekedar memakai kembali pakaian keduanya. Dan Irish hanya terisak, ia hampir kelepasan, dan baru sadar ia akan menyerahkan harga dirinya sia-sia yang akan membuatnya menyesal seumur hidup. Galen merapatkan tubuhnya ke arah Irish dan memeluknya dari samping. Ia mencintai Irish, ia tak ingin merusak Irish, cukup tanda merah di bagian
Irish menyatukan kedua tangannya, sambil meremas pelan. Dan menggosok-gosokan tangannya seolah ia sedang berada di cuaca dingin yang ekstrim.Untuk menutupi semua dosa-dosanya, Irish memakai syal, dan harus berpura-pura pilek, agar bisa mengelabuhi yang lain dan berkata sakit, sehingga tak ada yang melihat lehernya yang terdapat banyak ukiran Galen.Menarik napas panjang, akhirnya Irish mengetuk pintu bos besar dan membukanya. Irish menelan salivanya, pose Declan yang duduk di kursi kebesaran sambil serius melihat laporan di kertas berjilid hijau tersebut menambah kesan dan aura yang begitu menarik, menandakan lelaki pekerja keras dan penyanyang keluarga. Andai, Declan masih muda Irish tak segan melabuhkan hatinya, walau ia sadar ia hanya seorang gadis miskin, dan tak bisa melupakan cinta pertamanya begitu saja. Cinta pertama yang akan ia lakukan apa saja, agar Galen kembali ke pelukannya.Semalam, saat Galen pulang, Irish terus berpiki
Irish yang masih menunduk, tiba-tiba merasakan seseorang memakaikan syal yang ia pakai, untuk menutupi dosanya. Irish berbalik, air mata sudah mengenang di pelupuk matanya."Bubar!" suara Declan menggelegar. Kumpulan yang melingkar, langsung berhamburan seperti semut.Gadis itu berbalik, dan melihat Galen tersenyum hangat padanya, dan menepuk-nepuk belakang Irish."Fuck you!" Emery bangun, dan mendekati Irish dan sempat menarik rambut gadis yang sedang terguncang hebat.Declan dan Galen dengan cepat memisahkan Emery yang sedang mengamuk, seperti gajah dan Irish yang sangat pasrah. Niat hati, mau balas ke Emery, malah Irish yang kena batu kerikilnya.Irish masih menunduk, ketika ia masih mendengar suara teriakan Emery yang menyumpahinya."Fucking slut! We never ever be friends." kata-kata Emery membuat tubuh Irish merinding. Ia akan merusak hubungan rumah tangga Emery, atau
Seharusnya Irish membenci Galen. Karena ia hanya dijadikan lelaki ini, buat menampung buangan alias menampung spermanya saja.Dan mulai sekarang, Irish bertekad tak terpengaruh atau terhasut semua bualan gila Galen. Biarkan saja, toh Galen juga sudah punya hidup sendiri, sudah punya istri. Harusnya Galen lebih memprioritaskan kehidupannya, bukan harus flashback. Ikhlas tak ikhlas, Irish harus menerima jika ia dan Galen memang tak ditakdirkan bersama. Semua cerita mereka, hanya menjadi kisah manis saat menjalani masa putih abu-abu yang penuh huru-hara.Pagi ini, Irish bertekad akan mengabaikan Galen dan tidak akan mengubrisnya. Gadis itu akan menjalani hidup normal dan mulai hidup dengan tenang. Tak perlu terlalu mengurusi masa lalu yang hanya akan merugikan dirinya. Tak ada untung sama sekali."Kebiasaan lu ye pagi melamun, siang melamun, boker melamun, makan melamun." Irish hanya memandang Welly malas."T
"Aku senang bangat babe. Akhirnya, kita bisa berduaan, romantis seperti ini. Andaikan saja setiap hari seperti ini."Galen hanya menyesap wine dan memandang ke arah istirnya yang memakai gaun merah menyala, rambut pirangnya dibiarkan tergerai, dengan maskara dan dandanan smokey eye yang membuat mata biru Emery terlihat makin cerah. Bibir penuh dengan warna merah menyala, cat kuku berwarna senada, kulit putih mulus yang terawat, dan berakhir bersama dirinya. Terlihat saat Emery mengiri steak dengan hati-hati dan memasukan dalam mulutnya."Kamu sebenarnya bahagia?" Emery berhenti mengunyah dan memandang lawan bicaranya. Bahagia? Entahlah, hidup Emery jarang mengeluh dengan hal seperti itu, ia selalu enjoy dengan apapun, kecuali ia cepat merasa bosan. Ia gadis yang periang dan banyak melakukan kegiatan, dan tak bisa berdiam diri."Of course, I'm happy with you. Why you asked me like that?" Galen meggeleng. Ia bahagia bersama
Kata orang, cinta bisa datang seiring berjalannya waktu. Cinta hadir karena terbiasa, cinta hadir karena intens.Sebulan Declan medekati dirinya, dan akhirnya Irish seperti menyadari bahwa ia nyaman bersama laki-laki itu. Bagaimana Declan yang dewasa meperlakukan dirinya seperti seorang wanita yang berharga, bagaimana Declan yang dewasa bisa Irish lihat sebagai seorang laki-laki sejati. He's a true gentleman.Dan ya, Irish mempercayai lelaki itu sepenuhnya kini, dan berharap semua janji Declan dan juga semua perlakuan padannya tulus, bukan hanya sesaat. Karena, jika Declan serius maka Irish tidak akan segan untuk melangkah bersama laki-laki itu ke pelaminan. Irish tak peduli pada status laki-laki itu dulu, karena baginya adalah kenyamanan dan kebahagiaan.Sebulan berjalan bersama dan setiap kali Declan menyatakan perasaannya tapi Irish seperti berat untuk mengataknnya dan hari ini, ia ingin mendeklarasikan perasannya. Bagaimana laki-laki seperti D
Dasarnya, Irish suka bunga. Bunga apapun menurutnya selalu menarik visualnya dan juga membuat hatinya tenang. Irish tipikal terlalu wanita, ia suka ketenangan, suka musik yang lembut, suka warna yang lembut. Seperti baby pink yang soft atau baby blue.Dan Irish tak berhenti dan terkagum-kagum, Declan membawanya ke taman bunga—bukan toko bunga yang menjual bunga hidup yang bisa ditanam. Menjual bibit bunga. Irish suka bercocok tanam, menanam bunga dan menanam buah-buahan di sekitar rumahnya saat ia memiliki rumah sendiri atau menikah nanti."Jadi mau beli apa?" tanya Declan mendahului Irish. Gadis itu hanya diam, ia awalnya tak punya ekspektasi dan tiba-tiba Declan membawanya kesini, tentu kesempatan ini tak Irish sia-siakan dengan memanjakan matanya melihat berbagai macam bunga dengan berbagai warna yang Irish tak tahu persis namanya, kecuali bunga mawar yang sangat familier bagi semua orang.Tiba-tiba Irish berdiri
Entah sudah berapa batang rokok habis di tangan lelaki itu. Ia sendiri tak bisa memastikan, perasannya kalut, apalagi saat melihat mantan kekasihnya bahkan tak mau melirik sedikitpun ke arahnya membuat Galen tak tenang.Malam ini, ia duduk sendiri di teras rumahnya di samping kamar sambil ditemani asap rokok. Galen hanya memakai celana training tanpa atasan, karena ia baru selesai bercinta dengan istrinya dan Emery tertidur karena kelelahan dan Galen frustasi di sini.Bahkan bercinta bersama istri sendiri, membayangkan orang lain, Galen bersyukur karena tidak kebeblasan menyebut nama Irish dan membuat Emery murka, dan saat tahu gadis itu Irish, Emery takkan tinggal diam. Galen tahu, Emery tak suka apa yang menjadi miliknya diusik orang lain. Baiklah, tapi ia yang salah. Rasanya seperti Irish sudah move on, hanya dirinya nelangsa, tak tentu arah tak ikhlas Irish bersama orang lain, apalagi orang itu Declan. Demi kancut mini Sandy Galen tak ikhlas Irish bahagia